“AI in education can only grow at the speed of trust” Makna dari kalimat ini adalah bahwa kemajuan dan adopsi kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan sangat bergantung pada seberapa besar kepercayaan yang diberikan oleh para pemangku kepentingan, seperti siswa, guru, orang tua, dan institusi pendidikan itu sendiri. Tanpa kepercayaan yang kuat terhadap keamanan, keadilan, keandalan, dan manfaat AI, penerapannya akan terhambat, bahkan jika teknologinya sudah sangat canggih.
Pada libur panjang bulan Juni lalu saya mendapat pesan
WA dari Kepala Sekolah untuk mengikuti pelatihan Koding dan Kecerdasan
Artifisial atau yang dikenal dengan istilah AI atau KKA. Seluruh sekolah pada jenjang
SD, SMP dan SMA yang mendapatkan dana BOS Kinerja diwajibkan mengutus
guru untuk mengikuti pelatihan KKA dan Pembelajaran Mendalam.
Hadirnya KKA sebagai respon mempersiapkan tantangan
global dalam meningkatkan literasi digital dan keterampilan abad 21 untuk murid
di seluruh Indonesia. Sebagai guru Informatika saya harus siap mengajar KKA
yang merupakan bagian dari mata pelajaran pilihan. Semester ganjil ini jam saya
cukup padat, mengajar 32 jam perminggu dengan tambahan tugas operator Data
Pokok Pendidikan Sekolah (Dapodik) dan memiliki hobi membuat konten pembelajaran 10 jam adalah waktu minimal screen time saya bersama laptop.
Masuknya KKA merupakan bagian dari transformasi serta percepatan digitalisasi dalam pendidikan. Untuk itu pemerintah melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah serta digitalisasi pembelajaran yang tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2025.
Pembelajaran Digital Era Baru Bersama Guru Konten Kreator
Guru
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan digitalisasi di
sekolah. Guru menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Hadirnya Koding dan Kecerdasan Artifisial dalam pembelajaran sebagai salah satu
cara percepatan digitalisasi dalam lingkungan pendidikan. Sebagai guru
Informatika sudah menjadi keharusan memanfaatkan media digital dalam
pembelajaran dan telah saya lakukan sejak 5 tahun belakangan ini.
Dimulai pada saat pandemi yang ketika itu tujuannya
hanya ingin memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar dapat diakses
kapan saja dan dimana saja yang dipublish ke dalam blog dan youtube.
Perlahan-lahan tulisan dan video terus bertambah hingga saat ini ada ratusan
video dan tulisan yang ada di blog dan channel youtube yang saya miliki.
Sebagian besar konten yang saya buat mengenai materi pembelajaran, tutorial
maupun tentang menulis.
Dalam membuat konten pembelajaran saya masih
menggunakan laptop keluaran 5 tahun lalu. Makin kesini saya merasakan performa
laptop semakin menurun. Untuk mengedit video sederhana saja perlu menghabiskan
waktu sekitar 2-3 jam begitu juga ketika render video. Belum lagi jika menggunakan AI dan bekerja secara multitasking dan membuka banyak aplikasi menyebabkan hanya
loading di tempat jika di klik menyebabkan not responding.
Terkadang
menghadapi kondisi tersebut sering menimbulkan bad mood. Awalnya
semangat ingin membuat konten karena memiliki ide tapi menjadi kacau karena
laptop yang lambat. Keadaan ini cukup mempengaruhi emosi saya yang awalnya
ingin menyelesaikan tulisan tapi malah terganggu dengan masalah-masalah yang semestinya tidak terjadi.
Sebagai guru multitasking, belajar sambil mengajar
tentu memerlukan laptop yang berkecepatan tinggi yang di support dengan
kemampuan AI memadai. Saya pun mulai berselancar di dunia maya hingga menemukan
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan NPU 45+TOPS.
Apa itu NPU+TOPS?
NPU
merupakan singkatan dari Neural Processing Unit yaitu prosesor khusus yang
dirancang untuk mempercepat pemrosesan AI (Artificial Intelligence). ASUS
Zenbook S14 OLED (UX5406SA) berbeda dengan laptop pada umumnya menggunakan CPU
(Central Processing Unit) yang bertindak sebagai "otak" utama dan GPU
(Graphics Processing Unit) yang fokus pada grafis. NPU didedikasikan untuk
tugas-tugas AI salah satunya mengefisiensi pemrosesan AI karena NPU mampu
memproses tugas-tugas AI lebih efisien dan cepat dibandingkan CPU atau GPU
karena daya yang dikonsumsi lebih rendah dan kecepatan pemrosesan lebih tinggi.
Angka "45-TOPs" pada ASUS Zenbook S14 OLED
menunjukkan performa NPU tersebut. TOPs (Tera Operations Per Second)
adalah ukuran kecepatan komputasi untuk NPU. 1 TOP sama dengan satu triliun
operasi per detik. Jadi, NPU 45-TOPs berarti NPU tersebut mampu melakukan 45
triliun operasi per detik, menunjukkan kemampuannya yang sangat tinggi dalam
menjalankan beban kerja AI.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Bagaimana Keunggulan NPU?
Integrasi NPU seperti yang ada di ASUS Zenbook S14OLED membawa beberapa keunggulan yang cukup signifikan diantaranya:
Performa AI yang Lebih Cepat dan Efisien
NPU dirancang khusus untuk tugas AI, sehingga dapat
menjalankan algoritma AI seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami,
efek video real-time (misalnya, background blur, eye contact
correction), dan fitur Copilot + PC dengan jauh lebih cepat dan lancar
dibandingkan jika tugas tersebut hanya mengandalkan CPU atau GPU. Aplikasi AI
pada ASUS Zenbook S14 OLED dapat merespons secara instan tanpa lag.
Hemat Daya dan Baterai Lebih Tahan Lama
NPU sangat efisien dalam menangani beban kerja
AI, sehingga mengkonsumsi daya yang jauh lebih sedikit dibandingkan CPU atau
GPU untuk tugas yang sama. Dengan mengalihkan tugas-tugas AI ke NPU, beban
kerja CPU dan GPU berkurang, yang secara signifikan memperpanjang masa pakai
baterai laptop, sangat ideal untuk mobilitas tinggi.
%20(1).jpg)
Multitasking dan Produktivitas yang Lebih Baik
Dengan NPU yang menangani tugas-tugas AI di latar
belakang, CPU dan GPU utama bebas untuk fokus pada tugas-tugas komputasi umum
lainnya. Ini menghasilkan pengalaman multitasking yang lebih mulus dan
responsive, bahkan melakukan video call dengan efek studio, mengedit
foto/video dengan fitur AI, atau menggunakan asisten AI tanpa mengorbankan
performa aplikasi lain.
Keamanan dan Privasi Lebih Terjamin
Banyak pemrosesan AI dapat dilakukan secara on-device
(langsung di laptop) oleh NPU, mengurangi ketergantungan pada komputasi cloud.
Ini berarti data tidak perlu dikirim ke server eksternal, sehingga dapat
meningkatkan privasi dan keamanan.
Belajar Coding & AI Jadi Lebih Powerful Dengan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA)
Koding adalah
proses memberikan instruksi kepada komputer agar dapat menjalankan tugas
tertentu. Instruksi ini ditulis dalam bentuk kode menggunakan bahasa
pemrograman, seperti Python, JavaScript, atau PHP. Tanpa koding, komputer
hanyalah perangkat kosong yang tidak dapat melakukan apa-apa. Sedangkan Artificial
Intelligence (AI) atau Kecerdasan Artifisial (KA) adalah
kemampuan sistem komputasi untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya
membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah,
memahami, dan mengambil keputusan.
Koding yang diajarkan pada jenjang SMP yaitu koding
berbasis visual salah satunya menggunakan aplikasi scratch. Koding dalam aplikasi scratch dapat diintegrasi dengan alat robotik seperti TrueTrue dan Codewiz. Seperti yang telah saya ajarkan kepada siswa di sekolah.
![]() |
Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri) |
Belajar Computer Science Bersama Dosen Harvard Antara Etika Akademik & Keunggulan Digital
Pengalaman
saya tiga tahun silam tepatnya pada bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023 saya
mendapatkan kesempatan mengikuti Digital Skill bagi guru yaitu belajar Computer
Science CS50x Harvard University kerjasama Kemendkikbud ketika itu yang saat
ini berubah menjadi Kemendikdasmen bersama Harvard University melalui beasiswa
microcredential LPDP (Pendidikan Non Gelar) selama 6 bulan.
Pengalaman selama 6 bulan ini tidak hanya belajar ilmu
komputer, tetapi juga membuka mata saya bagaimana kecanggihan teknologi yang
digunakan oleh Harvard dalam pendidikan salah satunya pemanfaatan AI
dalam pembelajaran. Walaupun belajar secara full online dan semua tugas
dikerjakan secara online sudah tidak diragukan lagi bagaimana
kecanggihan mereka membangun sistem pendeteksi tugas.
Jika tugas yang kita kerjakan meniru tugas teman,
ataupun dikerjakan oleh AI, tidak perlu waktu lama AI bekerja mendeteksi siapa
yang plagiat dan siapa yang meminta bantuan AI dalam menjawab tugas. Harvard
dengan tegas mengeluarkan surat DO kepada peserta yang melanggar. Dan selama 6
bulan itu tidak sedikit rekan kami menerima surat DO. Apapun alasan yang
diberikan mereka sangat zero toleransi jika peserta melakukan plagiarisme. Dari
situ saya memahami orang yang bijak menggunakan AI akan menjadi pemenang pada
era society 5.0 ini.
Dokumentasi kegiatan CS50x Harvard University (Dokpri) |
Empat Alasan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Mendukung Pembelajaran Coding dan AI
1. AI Membantu Guru Mengembangkan dan Personalisasi Soal
Hampir 20 tahun saya menjadi guru, salah satu tugas
yang menyita waktu yaitu jika membuat soal harus menyesuaikan dengan kemampuan
siswa. Begitu sulitnya melakukan personalisasi soal secara manual sehingga
tidak jarang saya membuat soal tampa melakukan diferensiasi pemahaman siswa.
Asesmen pun dilakukan manual, dengan menggunakan kertas sehingga selesai ujian
saya harus mengoreksi jawaban siswa satu per satu. Jenuh? Tentu. Melelahkan?
Pasti. Namun segalanya berubah ketika teknologi AI hadir dalam dunia pendidikan.
Kini, dengan bantuan AI dan beraneka ragam platform asesmen online seperti Quizizz, Kahoot,
Wordwall, dan lainnya saya bisa mengembangkan soal dengan lebih cepat, bervariasi, dan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Proses penilaian jadi lebih
otomatis, hasil langsung terlihat, dan siswa pun terlibat dengan lebih antusias
dan gembira.
asesmen dengan memanfaatkan word wall |
2. AI Asesmen tools (Gradescope) Membantu Koreksi Tugas, Ujian secara Otomatis
Mengoreksi tugas atau ujian siswa adalah hal yang
sering saya lakukan. Akan tetapi sebelum AI hadir saya masih jarang memberikan
umpan balik secara personal. Seringnya disampaikan secara klasikal. Sebagai
guru Mata Pelajaran yang mengajar 12 kelas dengan jumlah 380 siswa berapa
banyak waktu dan tenaga yang harus saya persiapkan untuk memberikan penilaian
beserta umpan baliknya jika dilakukan secara manual. Sangat jauh berbeda jika
saya memanfaatkan Gradescope yaitu AI Assessment tools yang berfokus
pada otomatisasi penilaian. Selain bisa menilai secara otomatis gradescope
mampu mengelompokkan secara otomatis jawaban-jawaban yang serupa. Sehingga
dengan mudah kita ketahui siapa saja siswa yang bekerjasama atau menyontek.
![]() |
Written test (Dokpri) |
3. Chat GPT, Gemini, Deepseek Membantu Guru Brainstorming Metode Pembelajaran yang Seru
Chat GPT atau AI Generatif lainnya sangat membantu
saya dalam memberikan ide yang belum pernah terpikirkan. Hanya dengan
mengetik prompt yang kita berikan dalam beberapa saat Chat GPT akan
memberikan jawaban yang cukup lengkap. Seperti contoh berikut ketika saya ingin
merancang pembelajaran yang berkaitan dengan komputasional thinking seketika
jawaban akan muncul sesuai dengan apa yang saya minta.
4. Ai Bantu membuat media pembelajara (ilustrasi, infografis, komik)
Membuat
media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa tentu saja diperlukan
guru yang kreatif, inovatif dan mampu menggunakan TIK dengan baik. Akan tetapi
tidak semua guru memiliki kemampuan IT yang mumpuni. Sebelum saya
mengenal AI media pembelajaran yang saya buat sangat terbatas karena saat itu
ketika saya ingin membuat media pembelajaran seperti ilustrasi, infografis atau
komik saya harus mampu menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung. Sebagai contoh
saya menggunakan IbisPaint untuk membuat ilustrasi yang saya inginkan. Akan
tetapi permasalahannya adalah waktu dan kejenuhan karena untuk membuat komik
dari IbisPaint memerlukan ketekunan dan kesabaran sehingga media yang saya
inginkan sulit terwujud. Semua berubah dengan kehadiran AI dengan waktu yang
sangat singkat apa yang ingin saya buat bisa terbantu dengan AI.
![]() |
Prompt yang dijalankan pada gemini |
Itulah empat alasan mengapa AI harus dimanfaat dalam
pembelajaran dan akan lebih mudah terealisasi jika menggunakan Laptop AI
Terbaik 2025 – ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yaitu Laptop Kualitas Maksimal
untuk Berbagai Kebutuhan.
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Laptop Ideal Untuk Belajar dan Mengajar
Dunia terus berubah terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan masyarakat sehingga kurikulum harus mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan agar murid siap menghadapai tantangan global. Kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan ASUS berupaya meningkatkan pengalaman bagi penggunanya. Seperti Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki alasan mengapa menjadi salah satu laptop ideal dalam Belajar maupun Mengajar Coding dan AI.
Akselerasi AI yang Luar Biasa
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+TOPS. Memiliki "otak" khusus yang sangat efisien dalam memproses operasi AI. Merupakan laptop pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V.
Untuk coding AI, terutama dalam bidang deep
learning dan machine learning, NPU ini akan mempercepat pelatihan
model, inferensi, dan simulasi AI yang kompleks. Sehingga siswa dapat
bereksperimen dengan model AI yang lebih besar dan kompleks tanpa khawatir
performa ngedrop.
Selain itu fitur-fitur Copilot+ PC akan
berjalan sangat mulus berkat NPU ini, sangat membantu dalam menulis kode lebih
cepat, merangkum dokumen teknis, dan lainnya. Tidak seperti ketika saya kuliah
pada saat belajar pemrograman semua kode diketik secara manual, jika ada
perintah yang kurang saja seperti titik atau koma menyebabkan syntax error.
Efisiensi Daya Tinggi untuk Sesi Belajar Panjang
Salah satu keunggulan utama NPU adalah kemampuannya
melakukan tugas AI dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Didukung
baterai dengan kekuatan 72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion. Saat menjalankan script
AI dan bereksperimen dengan algoritma dan fitur AI harian sehingga bisa belajar
coding dan AI berjam-jam tanpa perlu sering mencari colokan listrik.
Desain Mewah dan Tangguh Mobilitas Tinggi
Asus Zenbook S14 OLED terkenal dengan desainnya yang mewah dan tangguh dibuat menggunakan bahan khusus yaitu ASUS Ceraluminum™. Memiliki dimensi 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm dengan berat hanya 1,2 kg sehingga cocok dibawa kemana-mana. Tak perlu lagi repot membawa dongle atau adaptor tambahan saat bepergian. ZenbookS 14 OLED dirancang dengan semua port penting yang berfungsi penuh, memastikan koneksi cepat dan mulus, bahkan, ada juga jack audio combo yang praktis.
Sangat mendukung guru, siswa maupun
masyarakat yang sedang belajar coding dan AI karena bisa dilakukan
dimana saja baik di kafe, kampus, atau saat bepergian tanpa harus berada
ditempat tertentu.
Pengembangan AI On-Device (Lokal) yang Lebih Cepat dan Aman
Memiliki NPU yang kuat, banyak proses AI yang biasanya
memerlukan cloud computing kini bisa dilakukan secara lokal di laptop
karena didukung dengan media penyimpanan 1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD dan memory
32GB LPDDR5X. Hal ini dapat membuat proses lebih cepat, tetapi juga meningkatkan
privasi dan keamanan data. Bahkan bisa menguji model AI dengan data
sensitif tanpa harus mengunggahnya ke server eksternal.
Layar OLED yang Mengagumkan untuk Visualisasi Data dan
Audio Terbaik
Layar OLED 3K (2880 x 1800) 120Hz pada Zenbook S14 OLED sangat ideal untuk visualisasi
data dan hasil model AI. Warna yang akurat, kontras yang tinggi, dan response
time yang cepat membuat grafik, heatmap, dan output visual
dari model AI terlihat sangat jelas dan detail, sangat membantu siswa untuk
belajar, membuat konten, berkolaborasi online, atau mengakses informasi secara
inheren dalam meningkatkan literasi digital. Layar OLED yang superior
memungkinkan visualisasi data yang jelas, sementara performanya mendukung
penggunaan berbagai aplikasi digital yang dibutuhkan untuk literasi digital
yang komprehensif.
Zenbook S 14 OLED (UX5406) ditenagai empat speaker
yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®. Dengan bodinya
yang ramping, laptop ini menghadirkan suara yang kaya dan mendalam. ASUS
berhasil mengoptimalkan sistem audionya sehingga menghasilkan suara berkualitas
premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif untuk musik
atau film favorit yang sedang diputar.
Multitasking Lancar untuk Developer
Saat belajar coding AI, besar kemungkinan akan
membuka IDE (Integrated Development Environment) seperti VS Code atau
PyCharm, browser dengan banyak tab untuk riset, terminal, dan mungkin juga
aplikasi virtual machine. NPU akan mengambil alih beban kerja AI,
membebaskan CPU dan GPU untuk menangani tugas-tugas coding dan multitasking
lainnya dengan mulus.
Touchpad Luas dan Backlit Keyboard
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini, touchpad-nya dibuat lebih besar, dan ukurannya disesuaikan dengan bentuk layar laptop ketika menggerakkan jari akan lebih nyaman selain itu bisa melakukan gerakan seperti scroll dua jari atau zoom dengan mencubit, sehingga menjadi lebih gampang dan lebih leluasa saat mengontrol kursor.
Selain
touchpad yang ditingkatkan, laptop ini juga dilengkapi dengan keyboard berlampu
latar (backlit keyboard). Fitur ini sangat berguna saat berada di tempat yang minim
cahaya atau bahkan gelap, seperti di kafe remang-remang, pesawat, atau kamar
tidur di malam hari. Ketika dalam keadaan terdesak dengan kondisi lampu yang
kurang memadai dapat melihat setiap huruf dan angka dengan jelas, sehingga mengetik
jadi tetap akurat dan nyaman.
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Dilengkapi Copilot
Fitur Copilot pada ASUS Zenbook S14 OLED
(UX5406SA) merupakan asisten AI bawaan pada windows 11 yang
dapat membantu user dalam menyelesaikan tugas secara lebih cepat dan efisien
baik menggunakan suara ataupun teks. Dengan menekan Copilot Key user dapat
mengakses fitur sistem dan memberikan jawaban atau rekomendasi cerdas.
Pendinginan Canggih dan Keamanan Berlapis
Biar bodinya ramping dan premium, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) memiliki sistem pendingin yang canggih. Ada vapor chamber
ultra-tipis dan dua kipas IceBlade yang bikin laptop ini tetap
dingin tanpa berisik. ASUS juga menggunakan desain ventilasi unik di atas keyboard agar aliran udaranya makin lancar, jadi sistem pendinginnya bisa bekerja di
bawah 25dB. Hasilnya, Zenbook S14 OLED ini tetap nyaman dipakai. Ngoding,
melatih AI, nonton, mengedit video berjam-jam tidak perlu khawatir lagi dan
yang paling penting tidak berisik, jadi aman kalau kerja di kamar tidak
mengganggu anak atau pasangan yang sedang tidur.
Selain itu, laptop ini juga super aman dengan Microsoft
Pluton. Sebagai guru plus operator Zenbook S 14 OLED sangat
melindungi dari ancaman siber. Fitur seperti Windows Hello untuk login
wajah cepat, Adaptive Lock yang otomatis mengunci layar . dan Adaptive
Dimming yang meredupkan layar, semua ini menjaga privasi dan keamanan
proyek coding dan AI. Gak kebayang kalau data Dapodik yang sudah saya
kerjakan di otak atik sama cyber bisa gak cair sertifikasi guru.
Teknologi Hadir Antara Menerima Dengan Hati Atau Menolak Dengan Alasan
Masuknya Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) dalam mata pelajaran menguatkan jika pembelajaran saat ini tidak terlepas dengan teknologi terutama komputer/laptop. Hadirnya teknologi KA/ AI memiliki respon yang berbeda-beda yang terbagi menjadi 3 kelompok.
Kelompok Technophobia yaitu kelompok yang cemas
berlebihan terhadap teknologi termasuk AI. Sehingga mereka sangat menghindari
alat-alat digital seperti komputer, gawai karena menganggap teknologi bisa
menggantikan manusia secara negatif
Kelompok Digital Luddite yaitu kelompok yang bersikap
kritis terhadap teknologi digital, bukan karena takut, tapi karena ideologi
atau prinsip. Mereka menolak karena nilai-nilai tertentu seperti masalah
privasi, kesetaraan ataupun humanisme. Kelompok ini bisa jadi sangat melek
teknologi akan tetapi memilih tidak menggunakannya karena mempertanyakan etika
dan dampak sosial dari teknologi.
Kelompok AI Enthusiast yaitu kelompok yang
bersemangat, tertarik, dan cenderung mendukung pemanfaatan AI dalam berbagai
aspek kehidupan dan terbuka terhadap eksperimen dan eksplorasi untuk
menyelesaikan masalah.
Dari ketiga kategori tersebut awalnya saya berada pada
posisi Digital Luddite yang selalu memikirkan dampak negatif dari penggunaan AI
akan tetapi lambat laun ketika saya memanfaatkan AI dalam pembelajaran dan
merasakan manfaatnya membuat saya semakin mantap berada pada barisan AI
Enthusiast.
Terlebih lagi jika didukung Laptop ASUS Zenbook S14OLED (UX5406SA) dengan kemampuan NPU 45+TOPS semakin produktif, semangat berkarya, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan profesi saya sebagai guru dan sebagai konten kreator. Bagi saya, kehadiran teknologi NPU 45+TOPS pemanfaatan AI
dapat mengefisiensikan waktu dalam membuat konten pembelajaran sehingga
terciptanya pembelajaran yang kreatif, efektif dan up to date.
Pertimbangkan Upgrade Laptop Dengan NPU 45+TOPS
Saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk beralih ke
laptop dengan NPU 45+ TOPS karena dengan aktivitas yang padat dan multitasking
hingga 10 jam screen time perharinya. Dimana laptop yang saya gunakan kurang
mendukung aktivitas yang saya lakukan karena batre yang tidak tahan lama hanya
bertahan 2-3 jam sehingga mengganggu pekerjaan saya terlebih ketika sedang zoom
lupa mencolokkan batre hingga keluar zoom padahal sedang menjadi narasumber.
Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki kekuatan batre hingga 27 jam dengan kecepatan charging 60% dalam 49 menit ini menjadi
salah satu alasan yang menjadi pertimbangan.
Selain itu aktivitas saya sebagai guru yang mengajar
Informatika, Koding dan Kecerdasan Artifisial, mengerjakan tugas Operator
Sekolah serta membuat konten pembelajaran tentu saja sangat memerlukan aplikasi
kreatif berbasis AI dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi. Melihat
kelebihan yang dimiliki ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) saya yakin pekerjaan
saya menjadi lebih cepat, menghemat waktu, tenaga karena lebih mudah dan cepat diselesaikan.
Sebagai
perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu
grafis, dan router terbaik di dunia dengan visi sebagai perusahaan teknologi
terdepan dan paling inovatif di dunia ASUS telah melakukan lebih dari yang disampaikan
oleh Steve Jobs
You can't just ask customers what they want and then try to give that to them. By the time you build it, they'll want something new."
“Anda tidak dapat hanya bertanya kepada pelanggan apa yang mereka inginkan dan kemudian mencoba memberikannya kepada mereka. Pada saat Anda membangun produknya, mereka akan menginginkan sesuatu yang baru.”
0 comments:
Posting Komentar