Senin 23, Juni 2025 telah dilaksanakan kegiatan
sosialisasi Pembelajaran Mendalam dari BPMP Provinsi Bali dengan 20 sekolah
sasaran yang dilaksanakan di SMPN 2 Mendoyo. Tujuan Pembelajaran Mendalam ini
adalah untuk menghasilkan lulusan dengan delapan dimensi profil yaitu:
- Keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Kewargaan
- Penalaran
kritis
- Kreativitas
- Kolaborasi
- Kemandirian
- Kesehatan
- Komunikasi
Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan
signifikan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang sulit
diprediksi, terutama dengan permasalahan mutu seperti literasi, numerasi, dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang masih rendah, sebagaimana ditunjukkan
oleh hasil PISA 2022. Tercatat, lebih dari 99% siswa Indonesia hanya mampu
menjawab soal Level 1 & 3 (LOTS), sementara kurang dari 1% dapat menjawab
soal Level 4 & 6 (HOTS). Dalam menghadapi Bonus Demografi 2035 dan Visi
Indonesia 2045, dibutuhkan peningkatan kompetensi masa depan melalui pendekatan
pembelajaran yang inovatif.
Apa itu Pembelajaran Mendalam?
Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan yang
memuliakan, menekankan penciptaan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna,
dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga
secara holistik dan terpadu. Pendekatan ini melengkapi metode pembelajaran
tradisional dengan menambahkan karakteristik praktik pedagogi yang berfokus
pada keterlibatan, kesadaran, dan pemuliaan peserta didik.
Tiga Prinsip Utama Pembelajaran Mendalam:
Penerapan Pembelajaran Mendalam (PM) didasarkan pada
tiga prinsip utama yang dapat diterapkan secara terpisah atau bersamaan:
- Berkesadaran: Membangun kesadaran peserta didik untuk menjadi
pembelajar aktif yang termotivasi secara intrinsik, mampu meregulasi diri,
serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Ini
mencakup kenyamanan belajar, fokus, konsentrasi, kesadaran terhadap proses
berpikir, keterbukaan terhadap perspektif baru, dan keingintahuan.
- Bermakna: Peserta didik merasakan manfaat dan relevansi
dari apa yang dipelajari dalam kehidupan mereka, mampu mengkonstruksi
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama, dan menerapkannya dalam
kehidupan nyata. Pembelajaran harus kontekstual dan relevan dengan
kehidupan nyata, terkait dengan pengalaman sebelumnya, bermanfaat untuk
diterapkan dalam konteks baru, dan berkaitan dengan bidang ilmu lain.
- Menggembirakan: Menciptakan suasana belajar yang positif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi, di mana peserta didik merasa
dihargai dan terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami,
mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam:
Kerangka PM dirancang sebagai panduan sistematis untuk
menyusun desain pembelajaran, yang terdiri dari empat elemen utama:
- Praktik
Pedagogis: Strategi
mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar, berfokus pada
pengalaman belajar autentik, praktik nyata, keterampilan berpikir tingkat
tinggi, dan kolaborasi. Contohnya meliputi pembelajaran berbasis inkuiri,
proyek, masalah, kolaboratif, STEM, dan berdiferensiasi.
- Kemitraan
Pembelajaran: Membangun
hubungan dinamis dan kolaboratif antara guru, peserta didik, orang tua,
komunitas, dan mitra profesional, memindahkan kontrol pembelajaran dari
guru menjadi kolaborasi bersama.
- Lingkungan
Pembelajaran:
Mengintegrasikan ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk
mendukung PM. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel untuk mendorong
kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide. Budaya belajar harus
menciptakan iklim yang aman, nyaman, dan saling memuliakan.
- Pemanfaatan
Digital: Teknologi
digital berperan sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang
lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual, dengan beragam sumber
belajar yang tersedia. Pemanfaatan ini meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan asesmen pembelajaran.
Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam:
Pengalaman belajar dalam PM dilakukan secara bertahap
untuk mencapai tingkat pembelajaran mendalam:
- Memahami: Tahap awal di mana peserta didik secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan untuk memahami konsep atau materi secara
mendalam dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini
terdiri dari pengetahuan esensial, aplikatif, serta nilai dan karakter.
- Mengaplikasi: Peserta didik menunjukkan aktivitas
mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual, memperluas
pemahaman dengan menghubungkannya ke situasi baru, pengalaman lain, atau
bidang ilmu yang berbeda.
- Merefleksi: Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan
memaknai proses serta hasil tindakan atau praktik nyata yang telah mereka
lakukan, melibatkan regulasi diri untuk mengelola proses belajar secara
mandiri.
Pembelajaran Mendalam merupakan langkah penting untuk
menghasilkan lulusan dengan delapan dimensi profil, yaitu keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas,
kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. Dengan demikian, PM
berpotensi membawa pendidikan Indonesia menuju mutu yang lebih baik dan relevan
untuk semua.
Materi Deep Learning /Pembelajaran Mendalam
0 comments:
Posting Komentar