Tampilkan postingan dengan label Mulai Dari Diri Sendiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mulai Dari Diri Sendiri. Tampilkan semua postingan

13 November 2024

,

Mulai Dari Diri Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 


Saat Ibu/Bapak bersekolah dulu, Ibu/Bapak tentu pernah mengikuti berbagai program/kegiatan di sekolah. Program/kegiatan itu dapat berupa program/kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

Program/kegiatan intrakurikuler merupakan merupakan program/kegiatan utama sekolah yang dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur program sekolah. Program/Kegiatan ini dilakukan oleh guru dan murid dalam jam pelajaran setiap hari dan ditujukan untuk mencapai tujuan minimal dari setiap mata pelajaran dalam kurikulum. Sementara itu, program/kegiatan kokurikuler merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman kegiatan intrakurikuler

Program/kegiatan ini meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain yang dapat menguatkan karakter murid. Sedangkan program/kegiatan ekstrakurikuler adalah program/kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah, dan diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid.

 

Nah, sekarang kami ingin Ibu/Bapak mengingat kembali dan melakukan refleksi terhadap pengalaman Ibu/Bapak yang paling berkesan saat terlibat dalam berbagai program/kegiatan sekolah semasa menjadi murid. Refleksi dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

 

Soal 1

Apa kegiatan/programnya?

Your answer:

Program Pelatihan Belajar Mengetik Dengan Mesin Ketik Manual

 

 

Soal 2

Siapa yang memprakarsai atau menggagas program tersebut

Your answer:

Ketua Jurusan Administrasi Perkantoran

 

Soal 3

Berperan sebagai apa Ibu/Bapak saat itu?

Your answer:

Siswa/ peserta 

 

Soal 4

Bagaimana perasaan Ibu/Bapak saat itu?

Your answer:

Senang karena bisa belajar mengetik sistem buta 10 jari

 

Soal 5

Mengapa pengalaman tersebut berkesan untuk Ibu/Bapak?

Your answer:

Pengalaman ini sangat berkesan karena pada tahun itu komputer sangat terbatas sehingga dengan belajar mesin ketik manual saya bisa mengetik tugas paper di kursus bahasa Inggris saya.

 

Soal 6

Apa pembelajaran yang Ibu/Bapak ambil dari kegiatan/ program tersebut?

Your answer:

Kedisplinan dan percaya diri, dalam mengetik sistem buta dan 10 jari kuncinya harus yakin. dan percaya diri jika jari kita sudah menekan tombol yang benar walaupun tidak melihat.

 

Soal 7

Bagaimana pengalaman tersebut berdampak pada Ibu/Bapak sekarang? Apakah berdampak positif atau negatif?

Your answer:

Dampak dari pengalaman tersebut saya mampu mengetik dengan cepat dengan sistem 10 jari dan ini sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas sebagai guru dan tugas sebagai peserta PGP

Soal 8

Setelah membaca judul modul dan melakukan refleksi di awal pembelajaran, apa yang tergambar di benak Ibu/Bapak? Hal apa yang Ibu/Bapak harapkan dapat dipelajari pada modul ini?

Your answer:

Yang tergambar ketika melakukan refleksi di awal pembelajaran yang tergambar dibenak saya adalah memikirkan program- program apa saja yang berdampak pada siswa.

Hal yang saya harapkan dalam mempelajari modul ini saya menjadi lebih paham dan bisa menjalankan Program yang Berdampak pada Murid 

 

Continue reading Mulai Dari Diri Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

24 Oktober 2024

,

Mulai Dari Diri Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 


Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?

Beberapa bagian atau komponen dari sekolah yang dianggap sebagai bagian dari ekosistem adalah siswa, guru dan staf pengajar, kurikulum dan materi pelajaran, fasilitas sekolah, orang tua dan komunitas, administrasi sekolah, regulasi dan kebijakan pendidikan

Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.

Sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah yaitu:

1. Sumber Daya Manusia (Guru, staf, siswa, orang tua, komunitas)

2. Sumber Daya Fisik (Gedung sekolah, fasilitas, lingkungan)

3. Sumber Daya Financial (Anggaran sekolah, sponsor)

Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut.
Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?

Sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin di sekolah  kami terkait dengan perannya di ekosistem. yatiu:

1. Pemimpin yang selalu berinovasi dalam menjalannan tugas

2. Pemimpon yag ingin menjadi sekolah terdepan 

Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?

Peran pemimpinan yang ideal  yaitu pemimpin yang mampu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan visioner dalam mengelola semua komponen ekosistem sekolah.

Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah.
Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?

Posisi saya dalam ekosistem sekolah yaitu sebagai guru, operator sekolah, Kepala Lab dan Ketua Komunitas Belajar. 

Dalam melaksanakan tugas saya telah memanfaatkan sumber daya di sekolah seperti , rekan guru, siswa serta fasilitas sekolah seperti laptop/komputer, internet.

 

Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

  • Diri sendiri
  • Murid
  • Sekolah

 

Harapan diri sendiri setelah mempelaji yaitu

  • Memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana semua komponen dalam sekolah saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
  • Untuk terus mengembangkan diri dan menerapkan strategi pembelajaran yang lebih baik

Harapan terhadap murid setelah mempelajari yaitu:

  • Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, berani bertanya, dan berpartisipasi dalam diskusi.
  • Siswa dapat berpikir kritis, menganalisis informasi, dan memecahkan masalah dengan lebih baik.

Harapan terhadap sekolah setelah mempelajari yaitu:

  • Sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
  • Sekolah menjadi lebih inklusif, menerima semua siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan dalam modul ini adalah :

  • Memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana semua komponen dalam sekolah saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
  • Lebih mampu membangun hubungan yang positif dan kolaboratif dengan siswa, sesama guru, orang tua, dan komunitas.
  • Lebih aktif berperan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dan sekolah, menginspirasi siswa untuk mencapai potensi terbaiknya.

 

Continue reading Mulai Dari Diri Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

17 Oktober 2024

Mulai Dari Diri Sendiri Modul 3.1

 


Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.  Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu  itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.  Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)

Menurut Bapak dan Ibu, Kira-kira apa maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut?

Kutipan Menteri Nadiem Makarim di atas memberikan kita sebuah refleksi mendalam tentang peran seorang pemimpin pendidikan, khususnya dalam konteks perubahan dan inovasi. 

Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di  tempat kami bekerja adalah kekeluargaan, gotong royong dan kolaborasi.

Suatu ketika, saya dihadapkan pada situasi di mana seorang siswa mengalami kesulitan belajar. Sebagai seorang guru, saya merasa bertanggung jawab untuk membantu siswa tersebut. Namun, saya juga menyadari bahwa saya tidak dapat mengatasi masalah ini sendirian.

Dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan yang telah saya internalisasi, saya memutuskan untuk melibatkan beberapa pihak, yaitu:

  • Saya berkomunikasi dengan orang tua siswa untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kesulitan yang dialami oleh anaknya di rumah.
  • Saya berdiskusi dengan rekan guru yang mengajar mata pelajaran lain untuk mencari tahu apakah siswa tersebut juga mengalami kesulitan di mata pelajaran lain.

Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?

Pernah, saya dihadapkan pada dilema yang cukup menguras pikiran. Seorang siswa di kelas saya, sebut saja Andi, memiliki catatan kehadiran yang buruk dan seringkali tidak mengumpulkan tugas. Saat itu, menjelang penutupan semester, saya harus membuat keputusan yang sulit: apakah akan memberikan nilai yang sesuai dengan prestasinya, atau memberikan nilai KKM dengan konsekuensi yang telah ditetapkan oleh sekolah?

Sebagai seorang guru, saya tentu ingin semua siswa saya berhasil. Namun, saya juga harus adil terhadap siswa lain yang telah bekerja keras. Di satu sisi, saya merasa kasihan pada Andi. Mungkin ada alasan di balik ketidakhadiran dan kesulitannya. Di sisi lain, saya juga harus mempertimbangkan dampak dari keputusan saya terhadap sistem penilaian yang berlaku di sekolah.

Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu? 

Pernah. Yang membuat saya mempunyai pemikiran seperti itu adalah apakah keputusan yang diambil itu sudah sesuai peraturan yang berlaku, dan bermanfaat bagi sebagian besar warga sekolah, terutama murid.

Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

1. Bagaimana langkah-langkah dalam mengambil keputusan yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak?
2. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan yang tepat ?
3. Ketika dalam mengambil keputusan di tengah dilema yang dihadapi, mana yang harus dipilih, kebenaran atau kebaikan?

Tantangan saya dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah sering ragu atas keputusan yang saya ambil, khawatir keputusan yang diambil tidak tepat.

Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3.1 (harapan dan manfaat untuk diri sendiri, murid dan sekolah) - Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3.1 ini?

Dengan mengikuti Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran, saya memiliki beberapa harapan yang kuat. Pertama, saya ingin lebih memahami proses pengambilan keputusan yang efektif sebagai pemimpin dalam konteks pendidikan. Dalam lingkungan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari murid, orang tua, guru, hingga komunitas sekolah, penting bagi saya untuk dapat menavigasi perbedaan kepentingan dan perspektif.

 

 

 

Continue reading Mulai Dari Diri Sendiri Modul 3.1

01 Oktober 2024

,

Mulai Dari Diri Modul 2.3

 


Reflektif terkait supervisi akademik dan pengembangan kompetensi diri

1.  Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?  

Awal menjadi guru ketika diobservasi saya merasa gugup karena ada rasa khawatir, takut Kepala Sekolah menemukan kesalahan saya dalam administrasi maupun dalam mengajar. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama karena saya menyadari observasi ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas guru karena selama diobservasi Kepala Sekolah tidak hanya menemukan kelemahan saya akan tetapi kekuatan yang saya miliki dan dengan adanya masukan dari Kepala Sekolah saya mengetahui bagian mana yang harus saya tingkatkan sehingga strategi pembelajaran yang saya terapkan benar-benar efektif.

 

2.      Pengalaman saya pada saat diobservasi, ketika kepala sekolah mulai melakukan observasi, suasana di kelas tidak seperti biasanya, siswa juga tidak terbiasa dengan kehadiran Kepala Sekolah  dan saya sedikit cemas karena khawatir tidak dapat menampilkan yang terbaik. Kepala Sekolah memilih duduk di bagian tengah kelas dimana ketika itu ada bangku yang kosong, mengamati interaksi antara guru dan siswa, metode pengajaran, serta respon siswa terhadap materi yang disampaikan. Setelah observasi selesai, Kepala Sekolah memberikan feedback apresiasi atas hal-hal yang telah saya lakukan dengan baik serta saran untuk perbaikan di masa mendatang.

 

3.      Proses supervisi akademik yang ideal menurut saya adalah proses supervisi :

    1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah
    2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai tujuan pembelajaran
    3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen
    4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya
    5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang memungkinkan terjadi
    6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
    7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan pembelajaran
    8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran
    9.  Demokratis, artinya kepala sekolah tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik
    10. Aktif artinya guru dan kepala sekolah harus aktif berpartisipasi
    11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
    12. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
  1.  Jika saya saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dan saya diminta menilai diri saya sendiri, menurut saya, saya berada di posisi 8, masih perlu banyak belajar untuk mencapai posisi 10, tapi saya memiliki semangat untuk selalu terus memperbaiki diri dan belajar hingga saya menilai pada posisi 8 tersebut.
  2. Aspek yang saya butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu adalah kompetensi teknis dan pedagogik, Kemampuan observasi yang baik, Kemampuan memberikan umpan balik yang efektif, kemampuan analisis dan evaluasi proses pembelajaran yang berlangsung, kemampuan mendengarkan dan keterbukaan, kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan memotivasi dan memberikan dukungan dengan baik kepada guru, serta kemampuan coaching yang baik.

*      Harapan terkait modul

  1. Harapan saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini adalah 
    1. Saya dapat secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan diri saya.
    2. Saya dapat memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.
    3. Saya terampil menerapkan pendekatan coaching untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat.
  1.  Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah 

1. Kegiatan:

·         Coaching/mentoring, yaitu kegiatan yang memfasilitasi guru dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan saya dalam mengajar, serta membantu saya dalam merencanakan upaya perbaikan.

·         Diskusi dan refleksi, yaitu kegiatan yang memungkinkan saya untuk berdiskusi dengan supervisor atau mentor mengenai pengalaman mengajar, serta merefleksikan pengalaman saya  untuk meningkatkan kemampuan mengajar.

·         Observasi dan umpan balik

2. Materi:

·         Keterampilan coaching.

·         Keterampilan mengajar, yaitu materi yang berfokus pada pengembangan keterampilan mengajar guru, seperti teknik mengajar, manajemen kelas, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan lain sebagainya.

·         Pengetahuan dan pemahaman kurikulum, yaitu materi yang berfokus pada pemahaman dan penguasaan kurikulum yang diimplementasikan dalam sekolah.

·         Penilaian dan evaluasi, yaitu materi yang berfokus pada pengembangan keterampilan guru dalam melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran siswa, serta pemahaman tentang prinsip-prinsip penilaian yang baik dan benar.

3.  Manfaat:

·         Meningkatkan keterampilan coaching untuk teman sejawat

·         Meningkatkan kemampuan mengajar guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

·         Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran guru.

·         Meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran siswa.

·         Meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri guru dalam mengajar.

·         Meningkatkan kemampuan guru untuk melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran siswa secara efektif.

·         Meningkatkan pengembangan dan pemahaman kurikulum

 


Continue reading Mulai Dari Diri Modul 2.3

08 September 2024

,

Mulai dari Diri - Modul 2.2



Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.


Soal 1

Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

Selama saya menjadi pendidik ada suatu peristiwa pada awal tahun pelajaran ini,  yang membuat saya sangat menyesal. Kejadian ini menjadi salah satu kegagalan saya dalam mendidik siswa. Pada saat pembelajaran Informatika ketika mengajar saya membawa masalah luar ke dalam kelas. Sehingga ketika mengajar  dari awal saya tidak ceria dan mengeluarkan kata dengan nada agak tinggi kepada siswa yang tidak mengikuti aturan ketika masuk ke ruangan lab komputer.

Begitupun pada saat pembelajaran saya cenderung menyalahkan siswa ketika mereka  tidak mengerti materi yang saya jelaskan  juga pada saat siswa bertanya, saya merasa mereka tidak memperhatikan ketika saya menjelaskan. 

Selesai pembelajaran saya merenung dan menyesal mengapa hari itu saya mengajar dengan penuh emosi. Kejadian ini mengajarkan saya sebagai guru harus mampu mengendalikan emosi walaupun sedang menghadapi masalah apapun terutama ketika sedang berhadapan dengan siswa.

Soal 2

Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana  Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis  tersebut?

Saya menyikapi peristiwa tersebut dengan menenangkan diri dan merenungkan tindakan yang telah saya lakukan. Pada minggu berikutnya saya pun ingin mengembalikan suasana kelas yang kondusif sehingga  saya bertanya kepada mereka, guru seperti apa yang  diinginkan? Siswa pun menjawab mereka tidak ingin memiliki guru yang suka marah-marah. Saya menyadari bahwa sikap saya terhadap murid-murid sangat tidak tepat dan bisa merusak suasana belajar. Saya pun meminta maaf kepada mereka dan membangun kembali suasana kelas yang kondusif seperti yang telah disepakati dan berkomitmen untuk  tidak mengulanginya kembali.

Soal 3

Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

  • Hal terpenting yang saya pelajari dari peristiwa tersebut adalah bahwa kondisi emosional memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa suasana hati dan emosi yang saya bawa ke dalam kelas dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja siswa yang saya ampu. Seperti yang saya rasakan ketika menjadi siswa, guru yang tidak bisa mengontrol emosi membuat saya ketakutan dan tidak nyaman. Ternyata setelah saya khilaf melakukan itu siswa saya pun merasakannya
  • Pengalaman mengelola krisis telah menjadi titik balik dalam perjalanan saya sebagai pendidik. Saya telah belajar untuk lebih memahami dan merespons kebutuhan emosional siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan di lingkungan sekolah. Komitmen saya untuk terus belajar dan berkembang akan memungkinkan saya menjadi role model yang lebih baik bagi siswa serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi dunia pendidikan.
  • Melalui pengalaman ini, saya menyadari betapa pentingnya kesejahteraan emosional dalam proses pembelajaran. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, saya berharap dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dan menjadi individu yang lebih tangguh, empatik, dan siap menghadapi masa depan.

 

Continue reading Mulai dari Diri - Modul 2.2

26 Agustus 2024

,

Mulai dari Diri - Modul 2.1

 


Mulai dari Diri - Modul 2.1 pada modul ini CGP Membuat Refleksi Individu  dengan membayangkan kelas yang saat ini CGP ampu dengan segala keragaman murid-murid dengan menjawab pertanyaan di bawah ini.

Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan?  Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

Your answer:

Kelas yang saat ini saya ampu dengan segala keragaman murid Untuk melayai kemampuan murid saya melakukan tes diagnostik awal untuk mengetahui kemampuan yang mereka miliki. Perlakuan  berbeda yang saya lakukan  membuat kelompok kecil dengan kemampuan yang sama untuk memberikan perhatian yang lebih khusus. Dalam  menyajikan materi saya menggunakan  teks, gambar, video, atau simulasi, agar mudah dipahami oleh siswa

 

Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

Your answer:

 Tantangan-tantangan yang saya hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid yaitu menyesuaikan metode pengajaran agar semua gaya belajar terakomodasi, menemukan materi yang sesuai untuk semua tingkat kemampuan tanpa membuat siswa yang lebih cepat bosan atau yang lebih lambat merasa tertinggal adalah tantangan tersendiri.

Tindakan-tindakan apa yang telah saya lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

Melakukan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan, minat, dan gaya belajar masing-masing siswa.

  • Menyediakan berbagai sumber belajar dengan tingkat kesulitan yang berbeda.
  • Memberikan tugas yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa.
  • Menggunakan berbagai metode pengajaran yang menarik dan interaktif.
  • Memanfaatkan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

·         Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

·         Your answer:

·         Menurut saya, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

·         Yang pertama yaitu menganalisis kebutuhan dengan melakukan tes awal kemudian memilih materi yang relevan dengan kehidupan siswa dan konteks budaya mereka. Menyajikan materi dalam berbagai bentuk (teks, gambar, video, simulasi) untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar.  Mendesain kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Menggunakan berbagai bentuk penilaian (tes tertulis, proyek, presentasi, portofolio) untuk mengukur berbagai aspek kemampuan siswa.

 

Continue reading Mulai dari Diri - Modul 2.1

03 Agustus 2024

,

Mulai Dari diri - Modul 1.4



Tujuan Pembelajaran khusus:

Mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. 

Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Apa pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan Anda?

Pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan kita memiliki banyak manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita seperti :

  1. Lingkungan yang positif dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Ketika kita merasa nyaman dan didukung oleh orang-orang di sekitar kita, kesehatan mental kita akan terjaga dengan baik.
  2. Suasana yang positif dapat memicu semangat dan motivasi untuk bekerja atau belajar lebih baik sehingga lebih produktif dan kreatif.
  3. Hubungan antar individu cenderung lebih harmonis dan saling mendukung. Saling menghargai, terbuka, dan komunikasi yang baik akan mempererat tali persahabatan dan kerjasama

Lingkungan positif di sekolah kami dibangun dengan semangat kekeluargaan. Saling gotong royong dalam setiap kegiatan sekolah. Nyaman di sekolah membuat rekan-rekan semangat dalam menjalankan tugas.

Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana Anda dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?

Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, dalam menciptakan suasana positif untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif hal yang saya lakukan yaitu:

  1. Membudayakan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan, santun) ketika bertemu dengan warga sekolah maupun tamu yang berkunjung
  2. Saling menghargai, berkomunikasi yang baik dan menunjukkan sikap peduli baik kepada siswa maupun guru dan staf sekolah.
  3. Menjadii role model menunjukkan sikap positif, jujur, bertanggungjawab menjadi contoh yang baik bagi siswa dan staf
  4. Selalu memberikan motivasi dan melibatkan warga sekolah dalam menentukan visi, membangun lingkungan belajar yang menyenangkan dan dapat mengelola konflik dengan bijak

Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?

Hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid. Keduanya saling memperkuat dan mendukung satu sama lain. Suasana positif menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi setiap murid. Ketika siswa merasa diterima, dihargai, dan didukung mereka akan lebih termotivasi untuk belajar, siswa menjadi lebih percaya diri dan berani bereksplorasi. Pembelajaran yang berpihak pada murid menempatkan kebutuhan dan minat siswa sebagai pusat perhatian. Ketika pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan perbedaan individu, siswa akan merasa bahwa pembelajaran itu relevan dan bermanfaat bagi mereka sehingga motivasi belajar, prestasi prekembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat meningkat.

Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu diperbaiki dan dikembangkan?

Penerapan disiplin saat ini di sekolah kami ada beberapa yang belum efektif terutama kedisiplinan waktu siswa. Terkhusus siswa yang ditunjuk dalam kegiatan seperti lomba untuk mewakili sekolah terutama non akademik. Ketika mereka diberi waktu latihan selama 3 jam pelajaran setelah selesai mereka tidak langsung masuk kelas terkadang mereka memanfaatkan waktu hingga akhir jam pelajaran. Selain itu budaya positif di sekolah kami masih harus terus ditingkatkan terutama budaya 5S (Senyum, salam.sapa, sopan, santun) karena belum semua siswa yang melakukan budaya postif tersebut ketika berpas-an dengan guru dan tamu. Hal ini disebabkan Setiap siswa memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga penerapan aturan yang sama mungkin tidak selalu efektif.

Dalam hal ini yang perlu diperbaiki / dikembangkan adalah  menekankan pada pencegahan, membangu hubungan yang positif antara guru dan siswa, melibatkan siswa dalam membuat aturan sekolah dan menyelesaikan masalah. Mengembangkan program-program yang mendukung pengembangan sosial-emosional. Program-program seperti pelatihan keterampilan sosial dan manajemen emosi dapat membantu siswa mengelola perilaku mereka.

Selanjutnya Anda dapat melakukan pengamatan dan refleksi terhadap bagaimana kita dapat menciptakan sebuah budaya positif, dengan melakukan serangkaian kegiatan di bawah ini:

  1. Sediakan waktu khusus, pejamkan mata, dibantu musik instrumental yang sesuai, kemudian bayangkan sekolah impian Anda. Ingat kembali gambaran sekolah impian yang Anda tulis saat mempelajari modul 1.3. Bagaimana suasana sekolahnya? Bagaimana sikap gurunya? Bagaimana tutur kata guru? Bagaimana guru bersikap kepada murid-muridnya? Bagaimana sikap murid-muridnya, bagaimana mereka saling berinteraksi, terhadap Anda, sebagai pimpinan sekolah dan terhadap guru-guru yang lain? 
  2. Untuk mewujudkan sekolah impian tersebut, bila Anda adalah seorang pemimpin di sekolah Anda,  bagaimana Anda akan menciptakan sebuah lingkungan yang positif di sekolah Anda?  Apa strategi yang akan Anda pilih? Bagaimana Anda akan menerapkan disiplin positif, apa yang perlu kita lakukan terlebih dahulu? Tentunya, salah satu hal yang paling penting adalah kita perlu menghilangkan rasa takut dalam diri murid-murid sehingga mereka merasa aman dan nyaman berada di sekolah, dan bahwa membuat kesalahan adalah suatu proses pembelajaran itu sendiri. Hanya dengan demikian, semua murid dapat belajar dengan rasa tenang, tanpa tekanan dan nyaman.

Sekolah impian saya memiliki lingkungan yang ramah, fasilitas yang memadai, ruang kelas yang nyaman, dan area umum yang ramah. Siswa mendapatkan dukungan dan motivasi dalam lingkungan belajar mereka. Guru di sekolah impian adalah orang yang penuh perhatian, penuh semangat, dan dapat menginspirasi siswa mereka. Mereka tidak hanya memberikan pelajaran, tetapi juga membantu siswa dalam pengembangan pribadi. Guru selalu mengeluarkan komentar yang penuh dengan motivasi positif dan konstruktif. Mereka menghindari menggunakan bahasa yang menekan atau merendahkan dan memberikan umpan balik yang membangun. Guru adil dan fleksibel, menghargai setiap siswa, dan berusaha memahami gaya belajar dan kebutuhan siswa. Mereka memberikan dukungan ekstra kepada siswa yang membutuhkannya. Murid-murid berinteraksi dengan menghormati satu sama lain dan bekerja sama. Mereka bebas bertanya dan berbagi ide tanpa khawatir dihakimi.

 

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki pengaruh pada warga sekolah, terutama murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, harapan saya setelah mempelajari modul ini yang dapat berkembang pada diti saya yaitu:

1.  Saya berharap dapat memahami kebutuhan dasar manusia yang mengarah kepada siswa kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power). Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2.   Saya ingin memanfaatkan materi Modul Posisi Kontrol Restitusi sehingga sebagai pemimpin pembelajaran saya dapat memberikan motivasi dengan perilaku kontrol positif

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?

Harapan saya terhadap siswa adalah mereka bisa merasa aman, nyaman dan bahagia saat berada disekolah. SIswa dapat menghargai diri sendiri dan orang lain siswa mampu mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab atas tindakannya. Siswa mampu mengembangkan dimensi dari profil pelajar Pancasila sebagai bekal keterampilan dimasa depan (1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2. Dimensi Berkebhinekaan Global; 3. Dimensi Bergotong Royong; 4. Dimensi Mandiri; 5. Dimensi Bernalar Kritis; dan 6. Dimensi Kreatif) serta mampu mengembangkan diri berdasarkan kodrat mereka.

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

  1. Kegiatan praktik atau demonstrasi dalam pembiasaan budaya positif disekolah
  2. Tersedianya materi dalam bentuk contoh praktik baik yang dapat dijadikan pedoman dalam menumbuhkan budaya positif.
  3. Calon Guru Penggerak mampu memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi secara aman dan nyaman.


 


 

 


 

 

 

Continue reading Mulai Dari diri - Modul 1.4