CGP dapat menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan)
& A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang
telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi
nyata. CGP membuat dokumentasi pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan
tersebut.
Prakarsa Perubahan
Meningkatkan keterampilan murid dalam penguasaan IT
dan Literasi melalui Program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)
PROGRAM MEDITASI Melukis Digital dan Literasi
Program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)
merupakan Program ekstrakurikuler yang ditujukan untuk seluruh siswa SMP Negeri
2 Mendoyo. Program ini bertujuan agar siswa dapat memanfaatkan TIK sebagai
media pembelajaran, meningkatkan penguasaan IT serta meningkatkan literasi
digital siswa.
ALASAN MEMILIH PROGRAM MEDITASI
Selain untuk mendukung program Pemerintah dalam
Peningkatan Penguasaan IT dan literasi, Program ini dapat menggali potensi
siswa terkhusus bakat siswa dalam melukis digital serta bakat menulis siswa.
dengan menghasilkan karya lukisan digital dan karya literasi siswa dalam bentuk
cerpen, puisi dan kisah inspirasi yang dapat di pamerkan pada kegiatan Pamera
Karya P5 dan juga dapat menambah koleksi buku perpustakaan
Menjalankan Tahapan Buat Pertanyaan (B)
Berdialog dengan Kepala Sekolah membahas tentang
pentingnya Pemanfaatan IT dalam menemukan bakat melukis digital siswa dan
Literasi untuk meningkatakan bakat menulis dan membaca di sekolah
Berkoordinasi Dengan Rekan Guru
Berkoordinasi dengan rekan guru Informatika dan Guru
Bahasa membahas tentang rencana program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)
Berdialog Dengan Perwakilan Siswa
Berdialog dengan siswa di sela pembelajaran membahas
tentang Program MEDITASI
REFLEKSI 4P
PERISTIWA
Dalam rangka mempersiapkan Program MEDITASI (Melukis
Digitas dan Literasi) saya telah melakukan serangkaian koordinasi dengan
berbagai pihak. Mulai dari mendapatkan dukungan Kepala Sekolah, merancang
program bersama guru, melibatkan siswa hingga memastikan device / perangkat
mediat TIK yang akan digunakan dalam Melukis Digital serta genre tulisan apa
yang akan digarap hingga melakukan kerja sama dengan pihak percetakan. Upaya
ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan Program MEDITASI dalam meningkatkan
kemampuan IT dan minat baca tulis siswa.
PERASAAN
Membangun sebuah program di sekolah bukanlah perkara
mudah, namun semangat dan antusiasme yang saya rasakan selama proses persiapan
Program MEDITASI membuat saya optimis program ini dapat berjalan. Setiap
pertemuan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa selalu menghasilkan ide-ide
brilian yang semakin memperkaya program ini. Dengan dukungan penuh dari semua
pihak, saya yakin Program MEDITASI akan menjadi tonggak sejarah baru dalam
meningkatkan penguasaan IT dan minat baca siswa.
PEMBELAJARAN
saya belajar bahwa keberhasilan sebuah program sangat
bergantung pada dukungan dan kerja sama dari semua pihak yang terlibat.
Mendapatkan persetujuan dan dukungan penuh dari kepala sekolah, guru, dan siswa
merupakan langkah awal yang sangat krusial. Selain itu, device/ media yang
digunakan serta berkoordinasi dengan pihak percetakan juga memberikan saya
pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek teknis dalam penerbitan buku,
sehingga saya dapat memastikan kualitas gambar dari melukis digital siswa dan buku
sesuai dengan harapan.
PENERAPAN
Ke depannya, saya berkomitmen untuk melibatkan seluruh
pemangku kepentingan dalam setiap tahap pengembangan dan pelaksanaan Program
MEDITASI. Dengan menjaga komunikasi yang efektif dan kolaboratif, saya optimis
program ini akan berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi seluruh
peserta didik.
Menjalankan Tahapan AMbil pelajaran (A)
Mencari informasi terkait guru yang pernah
memanfaatkan tools/ aplikasi dalam membuat karya lukisan digital. Menggali
informasi terkait tools aplikasi apa yang diminati siswa Menggali informasi
terkait guru yang pernah membuat buku dan buku yang diminati siswa.
REFLEKSI 4P
PERISTIWA
Dalam mempersiapkan Program Meditasi ini saya mencari
informasi tentang guru yang sudah berpengalaman dalam memanfaatkan tools
aplikasi melukis dgital dan menulis buku serta menggali informasi mengenai buku
bacaan yang paling diminati oleh peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
membentuk tim MEDITASI serta memastikan bahwa program ini relevan dengan minat
siswa. Hasil dari kegiatan ini adalah penemuan beberapa guru berpengalaman yang
akan bergabung dalam MEDITASI dan mendapatkan data tentang aplikasi melukis
digital, jenis buku dan karya yang paling disukai oleh siswa.
PERASAAN
Perjalanan merancang program MEDITASI ini cukup
menguras waktu akan tetapi ada rasa bahagia menjalaninya. Setiap informasi baru
yang saya temukan semakin menguatkan semangat saya. Dengan dukungan penuh dari
Kepala Sekolah, guru, saya yakin program ini dapat menemukan bakat melukis
digital siswa dan dapat menarik minat baca tulis siswa.
PEMBELAJARAN
Selama menyusun Program MEDITASI ini saya belajar
pentingnya memanfaatkan sumber daya yang ada dan mendengarkan kebutuhan serta
minat siswa dalam merancang program. Informasi tentang aplikasi melukis digital
dan buku yang diminati siswa membantu saya memahami lebih baik bagaimana
menyusun konten yang akan meningkatkan keterlibatan mereka.
PENERAPAN
Saya akan memanfaatkan aplikasi melukis digital salah
satunya IbisPaint karena dapat diakses secara offline. Pada kegiatan ini saya
akan memperkenalkan dan mengajarkan siswa bagaimana cara menggunakannnya.
Selain itu saya juga akan bekerja sama dengan guru bahasa untuk memotivasi
siswa agar gemar membaca dan menulis hingga menerbitkan buku bersama di
sekolah.
CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga
sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.
Diskusi identifikasi aset sekolah bersama kepala
sekolah, rekan guru, dan komite sekolah
aset utama smp negeri 2 mendoyo berdasarkan hasil
diskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru
Modal Manusia
Guru: Terdapat 37 guru memiliki sertifikat pendidik
sehingga lebih kompeten dalam memberikan pelayanan yang berpihak pada murid.
Terdapat 46 ASN dari total 47 guru, sehingga kualitas pembelajaran semakin
meningkat. Terdapat 1 GP dan 7 CGP yang dapat mendukung kemajuan sekolah.
Komite Sekolah: TKomite ikut bersinergi dalam membantu
terealisasinya segala program sekolah dalam memberikan pelayanan yang maksimal
kepada muridnya.
Siswa Terdapat 837 siswa yang memili minat dan bakat
berbeda
Pengawas: Pengawas sekolah rutin melaksanakan
pembinaan kepada kepala sekolah dan guru-guru di sekolah kami guna meningkatkan
kualitas pembelajaran dan majerial sekolah.
Modal Sosiial
Tata Tertib: Tata tertib digunakan sebagai acuan oleh
seluruh murid mematuhi segala peratiran yang telah ditetapkan di sekolah.
MGMP Sekolah: Kegiatan MGMP rutin masing-masing mata
pelajaran sebagai wadah guna saling berbagi praktik baik dalam meningkatkan
keterampilan guru dalam mengajar.
Komunitas Belajar SMP Negeri 2 Mendoyo (KOMANDO):
Sebagai wadah berbagi pengalaman dan strategi pembelajaran antar mata pelajaran
di SMP Negeri 2 Mendoyo
Modal Fisik
Ruang Kelas: tempat murid belajar Laboratorium IPA:
tempat kegiatan praktikum Laboratorium Komputer: tempat kegiatan praktikum TIK,
tempat input data pendaftaran online PPDB, tempat ujian asesmen nasional.
Perpustakaan: sarana murid belajar mandiri. Toilet: tempat untuk BAK, BAB atau
ruang ganti baju setelah pelajaran olahraga. Kantin: tempat jajan murid saat
jam istirahat. Stage Terbuka: tempat untuk siswa mengekspresikan berbagai bakat
seni yang dimiliki Ruang Pertemuan: tempat melaksanakan rapat dewan guru.
Modal Lingkungan Alam
Dekat dengan pusat pemerintahan, stadion olahraga,
persawahan, perkebunan, pantai, dan pasar: dapat digunakan sebagai sarana dan
media pembelajaran kontekstual Akses jalan yang bagus dan memadai: mempermudah
akses keberbagai tempat Udara sejuk dan rindang: menjadikan proses pembelajaran
lebih nyaman
Modal Finansial
Dana BOS: Sumber utama keuangan sekolah untuk
mendukung segala operasional sekolah.
Kantin Sekolah: Dana kantin digunakan untuk menbiayai
segala s=kegiatan sekolah yang tidak tercover melalui dana BOS
Koperasi Sekolah: Membantu guru dalam hal finasial
Melakukan proses jual beli perlengkapan ATK sekolah.
Sumbangan Komite: Dana sumbangan komite dipegunakan
untuk memperbaiki dan mendukung program sekolah yang belum dapat dianggarkan
dalam dana BOS.
Modal Politik
Kerjasama dengan pihak Puskesmas: Kerjasama dilakukan
guna memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan kepada seluruh warga sekolah.
Kerjasama dengan pihak TNI/Polri: Kerjasama dilakukan
guna memberikan sosalisasi tentang ketertiban berlalu litas, dan bahaya
narkoba.
Kerjasama dengan DinasPPPA-PPKB : Kerjasama dilakukan
guna memberikan pengarahan kepada murid tentang gerakan anti bullying..
Kerjasama dengan Dinas LH (Lingkungan Hidup) :
Kerjasama dalam membersihkan lingkungan sekolah dengan mengambil seluruh sampah
tiap minggunya.
Kerjasama dengan Yayasan Bukit Harapan : Kerjasama
dengan donatur dari pihak luar guna membantu murid-murid yang kurang mampu.
Bantuan yang diberikan berupa sandang dan pangan yang tentunya dapat menunjang
semangat belajar murid.
Modal Agama dan Budaya
Peringatan Hari-Hari Besar Keagamaan: Menumbuhkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa
Budaya 5S: Menumbuhkan rasa hormat san santun kepada
sesama.
Mengadakan Pasraman: sebagai wujud menguatkan karakter
murid melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.
Pelestarian Bahasa Bali: Nyurat aksara bali, ngripta
cerpen lan puisi, mapidarta lan masatua
Aksi
Nyata 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik ini saya laksanakan pada tanggal 15
Oktober 2024 dengan rekan sejawat saya Ibu Tuti Suryawati,S.Pd yang mengampu Mata
Pelajaran IPS kelas IXA. Dalam kegiatan observasi ini terbagi menjadi 3 tahap
yaitu:
Pra
Observasi
Pada
tahapan Pra observasi ini saya selaku Supervisor dan rekan saya guru yang akan
diobservasi ini mealkaukan percakapan Pra Observasi untuk mengetahui tujuan
pembelajaran, area pengembangan dan strategi yang akan dilaksanakan oleh guru.
Kegiatan ini berlangsung sekitar 10-15 menit dan dilanjutkan pada tahapan
berikutnya yaitu
Observasi
Pembelajaran di Kelas
Pada
tahap ini saya melakukan observasi di dalam kelas IXA dan mengamati area pengembangan
yang dilakukan oleh rekan guru pada aspek dan strategi pengembangan
Pasca
Observasi
Pada
tahap akhir ini saya melakukan percakapan Pasca Observasi memberikan refleksi umban balik konstruktif dan rencana tindak lanjut.
Dalam
melakukan berbagi praktik Pembelajaran
sosial emosiaonal (PSE) kepada rekan sejawat terlihat Bpk/ibu cukup antusias walaupun
tanpa disadari mereka sudah pernah menerapkan di dalam kelas hanya saja belum
rutin dilakukan serta belum terintegrasi dalam perangkat pembelajaran (RPP). Rekan
sejawat yang mendapatkan diseminasi banyak bertanya terkait RPP yang
terintegrasi dengan PSE. Pada diseminasi ini saya berusaha mewujudkan
Pembelajaran sosial emosianal (PSE) dengan menggunakan kesadaran penuh
(mindfulness) demi mewujudkan kesejahtraan sosial (well-being).
Perasan :
Pada
kegiatan berbagi Aksi Nyata ini saya masih dalam tahap belajar, karena sebelum
mengikuti PGP ini saya sangat jarang sekali melakukan kegiatan Pembelajaran Sosial Emosional.
Ada kekhawatiran dari saya tidak dapat berbagi secara maksimal. Tapi syukurnya di
sekolah kami saat ini ada 7 orang yang mengikuti PGP sehingga kami banyak
berdiskusi bagaimana cara terbaik mengintegrasikan PSE kedalam Modul Ajar/ RPP
dan berbagi pemahaman tentang PSE kepada rekan sejawat.
Pembelajaran :
Kegiatan
berbagi praktik baik/ aksi nyata PSE ini merupakan bentuk pengembangan
profesional yang berkelanjutan.Kegiatan berbagi aksi nyata PSE
merupakan investasi yang sangat berharga bagi pengembangan profesional guru dan
peningkatan kualitas pendidikan. Dengan saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan
mendukung bagi semua siswa.
Umpan balik yang di dapatkan dari
kegiatan ini adalah bagaiman mempratikan kesadaran penuh (mindfulness) kepada
rekan-rekan guru sebelum diterapkan kepada murid-murid dalam mengelola sosial
emosional menjadi energi positif. Dengan mindfulness melalui teknik STOP kita
dapat memfokuskan diri dan menghilangkan kepenatan yang ada dalam diri,
sehingga dapat menyerap ketenangan dan energi positif sehingga dapat
menstabilkan jiwa dan pikiran
Penerapan :
Saya
ingin menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional kepada seluruh murid dengan
kesadaran penuh (mindfulness) maupun implementasi 5 PSE yang lain dalam
kegiatan pembelajaran sehingga siswa mampu mengelola sosial emosionalnya dan
menjadi
individu yang utuh, tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi dengan kesadaran diri, manajemen diri,
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Aksi Nyata
Modul 2.1 ini saya mempraktikan pembelajaran berdiferensiasi Mapel Informatika Kelas
8A dengan menekankan pada diferensiasi proses dan produk hasil belajar.
Pembelajaran ini disesuaikan dengan RPP yang telah disusun pada Demonstrasi
Kontekstual Modul 2.1 mengenai Dampak Sosial Informatika.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1)Siswa melakukan do’a sebelum belajar
(Guru meminta seorang Siswa untuk memimpin do’a).
2)Guru mengecek kehadiran Siswa dan
meminta siswa untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.
3)Siswa menerima informasi tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan
dengan materi sebelumnya.
4)Siswa menerima informasi tentang
kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode
penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan melalui proyektor / LCD /
Infokus
5)Guru bertanya kepada siswa mencari
informasi tentang dampak positif dan negatif teknologi, khususnya teknologi
informasi terhadap produktivitas kepada siswa, sebagai peransang dalam
pembelajaran di kelas.
Kegiatan Inti
1.Guru menjelaskan dampak teknologi
informasi dan komunikasi bagi masyarakat yang mempengaruhi budaya masyarakat.
2.Guru dapat menjelaskan dengan
menggunakan slide presentasi atau video.
3.Guru menjelaskan dan mendemokan
kolaborasi online di internet, dengan menggunakan salah satu perkakas, yaitu
Google Slides atau Google Jamboard.
4.Guru mengarahkan siswa untuk
melaksanakan kegiatan ayo kita diskusikan DSI-K7-01 pada buku siswa dengan
membagi siswa dalam kelompok. Kelompok ditetapkan berdasarkan minat siswa pada
teknologi yang menjadi topik diskusi. Minat siswa akan bekerja di sektor mana
ketika dewasa nanti.
5.Setelah kelompok terbentuk, guru
menjelaskan bagaimana pembagian peran dan tugas dari tiap anggota kelompoksebagai implementasikesadaran sosialdan keterampilan berelasi. Bagaimana
menjelaskan diskusi dengan baik, yang dapat menggunakan brainstorming placemat
berikut.
6.Setiap siswa akan berpendapat pada
empat kotak dan hasil yang disetujui diletakkan pada lingkaran tengah.
Guru melakukan diferensiasi produk
1.Hasil yang disepakati selanjutnya
dibuatkan resume dalam bentuk poster/presentasi dengan menggunakan media yang
dipilihnya sendiri.
2.Siswa mempresentasikan poster hasil
diskusi, guru memberikan umpan balik untuk meluruskan konsep yang tidak tepat.
Pada
kegiatan Aksi Nyata Modul 1.4 ini saya
melakukan diseminasi Menyebarkan Pemahaman Dan
Penerapan Pengalaman Budaya Positif kepada rekan guru di SMP Negeri 2 Mendoyo
pada hari Selasa, 20 Agustus 2024. Ada 8 konsep inti Budaya Positif yang saya
sampaikan yaitu:
Perubahan
Paradigma Positif
Disiplin
Positif
Nilai-Nilai
Kebajikan
Kebutuhan
Dasar Manusia
Motivasi
Prilaku Manusia
Posisi
Kontrol Guru
Keyakinan
Kelas
Segitiga
Restitusi
Saya
mengawali diseminasi ini dengan pertanyaan pemantik apakah Ibu/ Bpk guru yang
mengikuti kegiatan diseminasi setuju dengan pernyataan di bawah ini.
Hukuman
dapat mendisiplan anak?
Pemberian
hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihka halaman sekolah
dapat meningkatkan disiplin anak ?
Memberi
penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak?
Dari
pertanyaan pemantik diatas sebagian besar menjawab tidak setuju untuk
pertanyaan pertama, setuju untuk pertanyaan kedua dan ada yang setuju dan tidak
setuju untuk pertanyaan ketiga.
PEMBELAJARAN
DENGAN PARADIGMA BARU
Pembelajaran
dengan paradigma baru menandakan sebuah pergeseran besar dalam cara kita
memandang dan melaksanakan proses belajar. Pembelajaran dirancang berdasarkan
prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa berdasarkan tahap perkembangan sesuai teori psikologi modern untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Perubahan
Paradigma
Guru
sebagai pengontrol diubah menjadi Guru
sebagai fasilitator
Semua
penguatan positif efektif dan bermanfaat Pembiasaan
Kritik
dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan komunitasMemberikan
kebebasan berpendapat dan menghargai setiap hasil capaiannya
Orang
dewasa memiliki hak untuk memaksa Kesepakatan
bersama
DISIPLIN
POSITIF
Disiplin
positif merupakan salah satu cara penerapan
disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta
didik tanpa imbalan penghargaan/reward, ancaman atau hukuman.
NILAI-NILAI KEBAJIKAN
KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA
Kebutuhan
dasar manusia adalah hal-hal yang mutlak diperlukan oleh setiap individu untuk
bertahan hidup dan berkembang. Kebutuhan ini bisa bersifat fisik (biologis)
maupun psikologis.
Bertahan
hidup yaitu kebutuhan yang bersifat fisiologis
seperti makanan, pakaian, tempat inggal
Kasih sayang dan rasa diterima yaitu kebutuhan
akan hubungan dan koneksi sosial
Kesenangan yaitu kebutuhan
untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa
Kebebasan yaitu kebutuhan
akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup
seseorang
Penguasaan
yaitu Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap
berharga, dihargai, diakui prestasinya
Contoh
Kasus
Ibu
Nita, guru wali kelasIXCdi SMP Negeri 2 Mendoyo, sedang bingung
menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Doni.Beberapa anak di kelas IXC telah datang
padanya dan mengeluhkan Doni yang seringkali meminta bekal makan siang mereka
dengan paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Nita, apa yang akan Anda
lakukan? Menurut Anda, kira-kira apa alasan Doni melakukan hal itu?
Alternatif
Jawaban Doni:
Ia
lapar dan orangtuanya tidak membawakannya bekal makan siang.
Dia
merasa senang temannya jadi memperhatikan dia.
Dia
merasa hebat karena temannya jadi takut dengan dia dan menuruti keinginannya
Dia
merasa bosan dengan bekal makanan yang dibawakan ibunya dari rumah, karena
ibunya selalu membawakan bekal yang sama, oleh karena itu dia ingin mencoba
makanan teman-temannya yang beraneka ragam.
Ia
melakukannya karena iseng saja dan ia menikmati ekspresi wajah teman-temannya
yang kesal karena diambil makanannya.
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA
HUKUMAN DAN KONSEKUENSI
Hukuman
identik dengan cara untuk mewujudkan kontrol terhadap perilaku seseorang agar
sesuai dengan apa yang kitainginkan. MIsalkan ketika siswa tidak mengerjakan PR
maka kita memintanya berdiri di depan kelas agar tidakmengulangi lagi
perbuatannya.
Konsekuensi
adalah dampak yang harusdi terima dari sebuah tindakan. Misalnya ketika siswa
merusak buku milik temannya maka ia diharuskan untuk menggantinya.
Perbedaan
Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi
Hukuman
Guru menghukum murid menghormati bendera selama 20
menit
Guru
marah-marah dan membuat murid takut
Konsekuensi
Guru
memberikan kosekuensi untuk mengerjakan tugasnya saat jam istirahat atau
dikerjakan sebanyak 3x lipat.
Guru
tegas dan murid menghormati peraturan
Restitusi
Guru
menanyakan keyakinan kelas/dirinya dan membantu murid menyelesaikan masalahnya.
Guru
terbuka dan murid menghormati dirinya dan orang lain.
LIMA POSISI KONTROL
Penghukum
Seorang
penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang
menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan
sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.
Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:
“Patuhi
aturan saya, atau awas!”
“Kamu selalu
saja salah!”
“Selalu,
pasti selalu yang terakhir selesai”
Guru seperti
ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil,
yaitu cara dia.
Pembuat
Merasa Bersalah
Pada posisi
ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan
menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah,
atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:
“Ibu sangat
kecewa sekali dengan kamu”
“Berapa kali
Bapak harus memberitahu kamu ya?”
“Gimana coba,
kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”
Di posisi ini
murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa
tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
Teman
Guru pada
posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol
murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif.
Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru
di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi
seseorang. Mereka akan berkata:
“Ayo
bantulah, demi bapak ya?”
“Ayo ingat
tidak bantuan Bapak selama ini?”
“Ya sudah
kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.
Hal negatif
dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka
murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa
dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah
murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya.
Murid akan tergantung pada guru tersebut.
Pemantau
Memantau
berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas
perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada
peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi,
kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang
yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:
“Peraturannya
apa?”
“Apa yang
telah kamu lakukan?”
“Sanksi atau
konsekuensinya apa?”
Seorang
pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan
sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip
catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori
stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
Manajer
Posisi
terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan
murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid
agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian,
bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila
diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang
merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada
Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya
sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya,
maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat
konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki
kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata
“Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)
“Apakah kamu
meyakininya?”
“Jika kamu
meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?”
“Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”
“Apa rencana
kamu untuk memperbaiki hal ini?”
Tugas seorang
manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk
dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari
kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik
dan kuat.
Bisa jadi
dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman
atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau
diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi
kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah
murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas
segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan
yang positif, nyaman, dan aman.
KEYAKINAN
KELAS
Keyakinan
kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebihrinci dan konkrit.
Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
Pernyataan
keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
Keyakinan
kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh
semua warga kelas.
Keyakinan
kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
Semuawarga
kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat
kegiatan curah pendapat.
Bersedia
meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Pembentukan
keyakinan kelas
Refleksi
Keyakinan Kelas
Kurangnya Partisipasi Siswa
Siswa mungkin merasa tidak nyaman untuk berbicara,
takut salah, atau tidak tertarik dengan proses pembuatan keyakinan kelas.
Perbedaan pendapat yang signifikan
Setiap siswa memiliki latar belakang dan nilai yang
berbeda-beda, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan.
Kurangnya komitmen
Siswa mungkin tidak merasa memiliki kepemilikan
terhadap keyakinan kelas yang telah dibuat.
Rencana Perbaikan
Ciptakan suasana kelas yang aman dan inklusif, berikan
contoh yang jelas, dan dorong setiap siswa untuk memberikan masukan.
Fasilitasi diskusi dengan bijak, ajarkan siswa untuk
menghargai perbedaan pendapat, dan cari titik temu yang bisa diterima semua
pihak.
Libatkan siswa secara aktif dalam setiap tahap
pembuatan keyakinan kelas, dan buat mereka merasa bahwa keyakinan tersebut
adalah hasil kerja sama mereka.
RESTITUSI
Restitusi
adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang
lebih kuat.
Restitusi
juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa
yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
Menstabilkan
Identitas
Berbuat
salah itu tidak apa-apa.
Tidak
ada manusia yang sempurna
Saya
juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Kita
bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu
tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi
dari permasalahan ini.
Kamu
berhak merasa begitu.
Apakah
kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Validasi
Tindakan yang Salah
Padahal
kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
“Kamu
pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
“Kamu
patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang
penting buatmu”.
“Kamu
boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
Menanyakan
Keyakinan
Apa
yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
Apa
nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
Apa
bayangan kita tentang kelas yang ideal?
Kamu
mau jadi orang yang seperti apa?
Refleksi Restitusi
Komunikasi
yang terbuka dan jujur sangat penting dalam menerapkan restitusi. Guru harus
mampu mendengarkan penjelasan siswa, menyampaikan harapan, dan memberikan
dukungan.
Ketika siswa
merasa didengarkan dan dihargai, mereka akan lebih terbuka untuk menerima
konsekuensi dari tindakan mereka.
Rencana
Perbaikan dalam implementasi kedepannya
Memberikan
dukungan emosional kepada siswa? Selain memberikan konsekuensi,
disini guru perlu memberikan dukungan
emosional kepada siswa agar mereka tidak merasa terisolasi atau putus asa.
Menggali
lebih dalam apakah tindakan restitusi yang diberikan sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukan siswa
Itulah
materi yang saya sampaikan pada kegiatan diseminasi modul 1.4 untuk melihat kegiatan dalam video silahkan klik tautan dibawah ini.