Tampilkan postingan dengan label Aksi Nyata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aksi Nyata. Tampilkan semua postingan

22 November 2024

,

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid



Tujuan Pembelajaran

CGP dapat menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi nyata. CGP membuat dokumentasi pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan tersebut.

Prakarsa Perubahan

Meningkatkan keterampilan murid dalam penguasaan IT dan Literasi melalui Program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)

PROGRAM MEDITASI Melukis Digital dan Literasi

Program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi) merupakan Program ekstrakurikuler yang ditujukan untuk seluruh siswa SMP Negeri 2 Mendoyo. Program ini bertujuan agar siswa dapat memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran, meningkatkan penguasaan IT serta meningkatkan literasi digital siswa.

ALASAN MEMILIH PROGRAM MEDITASI

Selain untuk mendukung program Pemerintah dalam Peningkatan Penguasaan IT dan literasi, Program ini dapat menggali potensi siswa terkhusus bakat siswa dalam melukis digital serta bakat menulis siswa. dengan menghasilkan karya lukisan digital dan karya literasi siswa dalam bentuk cerpen, puisi dan kisah inspirasi yang dapat di pamerkan pada kegiatan Pamera Karya P5 dan juga dapat menambah koleksi buku perpustakaan

Menjalankan Tahapan Buat Pertanyaan (B)

Berdialog dengan Kepala Sekolah membahas tentang pentingnya Pemanfaatan IT dalam menemukan bakat melukis digital siswa dan Literasi untuk meningkatakan bakat menulis dan membaca di sekolah

Berkoordinasi Dengan Rekan Guru

Berkoordinasi dengan rekan guru Informatika dan Guru Bahasa membahas tentang rencana program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)

Berdialog Dengan Perwakilan Siswa

Berdialog dengan siswa di sela pembelajaran membahas tentang Program MEDITASI

REFLEKSI 4P

PERISTIWA

Dalam rangka mempersiapkan Program MEDITASI (Melukis Digitas dan Literasi) saya telah melakukan serangkaian koordinasi dengan berbagai pihak. Mulai dari mendapatkan dukungan Kepala Sekolah, merancang program bersama guru, melibatkan siswa hingga memastikan device / perangkat mediat TIK yang akan digunakan dalam Melukis Digital serta genre tulisan apa yang akan digarap hingga melakukan kerja sama dengan pihak percetakan. Upaya ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan Program MEDITASI dalam meningkatkan kemampuan IT dan minat baca tulis siswa.

PERASAAN

Membangun sebuah program di sekolah bukanlah perkara mudah, namun semangat dan antusiasme yang saya rasakan selama proses persiapan Program MEDITASI membuat saya optimis program ini dapat berjalan. Setiap pertemuan dengan kepala sekolah, guru, dan siswa selalu menghasilkan ide-ide brilian yang semakin memperkaya program ini. Dengan dukungan penuh dari semua pihak, saya yakin Program MEDITASI akan menjadi tonggak sejarah baru dalam meningkatkan penguasaan IT dan minat baca siswa.

PEMBELAJARAN

saya belajar bahwa keberhasilan sebuah program sangat bergantung pada dukungan dan kerja sama dari semua pihak yang terlibat. Mendapatkan persetujuan dan dukungan penuh dari kepala sekolah, guru, dan siswa merupakan langkah awal yang sangat krusial. Selain itu, device/ media yang digunakan serta berkoordinasi dengan pihak percetakan juga memberikan saya pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek teknis dalam penerbitan buku, sehingga saya dapat memastikan kualitas gambar dari melukis digital siswa dan buku sesuai dengan harapan.

PENERAPAN

Ke depannya, saya berkomitmen untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam setiap tahap pengembangan dan pelaksanaan Program MEDITASI. Dengan menjaga komunikasi yang efektif dan kolaboratif, saya optimis program ini akan berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta didik.

Menjalankan Tahapan AMbil pelajaran (A)

Mencari informasi terkait guru yang pernah memanfaatkan tools/ aplikasi dalam membuat karya lukisan digital. Menggali informasi terkait tools aplikasi apa yang diminati siswa Menggali informasi terkait guru yang pernah membuat buku dan buku yang diminati siswa.

REFLEKSI 4P

PERISTIWA

Dalam mempersiapkan Program Meditasi ini saya mencari informasi tentang guru yang sudah berpengalaman dalam memanfaatkan tools aplikasi melukis dgital dan menulis buku serta menggali informasi mengenai buku bacaan yang paling diminati oleh peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membentuk tim MEDITASI serta memastikan bahwa program ini relevan dengan minat siswa. Hasil dari kegiatan ini adalah penemuan beberapa guru berpengalaman yang akan bergabung dalam MEDITASI dan mendapatkan data tentang aplikasi melukis digital, jenis buku dan karya yang paling disukai oleh siswa.

PERASAAN

Perjalanan merancang program MEDITASI ini cukup menguras waktu akan tetapi ada rasa bahagia menjalaninya. Setiap informasi baru yang saya temukan semakin menguatkan semangat saya. Dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah, guru, saya yakin program ini dapat menemukan bakat melukis digital siswa dan dapat menarik minat baca tulis siswa.

PEMBELAJARAN

Selama menyusun Program MEDITASI ini saya belajar pentingnya memanfaatkan sumber daya yang ada dan mendengarkan kebutuhan serta minat siswa dalam merancang program. Informasi tentang aplikasi melukis digital dan buku yang diminati siswa membantu saya memahami lebih baik bagaimana menyusun konten yang akan meningkatkan keterlibatan mereka.

PENERAPAN

Saya akan memanfaatkan aplikasi melukis digital salah satunya IbisPaint karena dapat diakses secara offline. Pada kegiatan ini saya akan memperkenalkan dan mengajarkan siswa bagaimana cara menggunakannnya. Selain itu saya juga akan bekerja sama dengan guru bahasa untuk memotivasi siswa agar gemar membaca dan menulis hingga menerbitkan buku bersama di sekolah.



Continue reading Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

19 November 2024

,

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 


PEMIMPIN DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA

Identifikasi Aset Utama SMP Negeri 2 Mendoyo

Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.

Diskusi identifikasi aset sekolah bersama kepala sekolah, rekan guru, dan komite sekolah

aset utama smp negeri 2 mendoyo berdasarkan hasil diskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru

Modal Manusia

Guru: Terdapat 37 guru memiliki sertifikat pendidik sehingga lebih kompeten dalam memberikan pelayanan yang berpihak pada murid. Terdapat 46 ASN dari total 47 guru, sehingga kualitas pembelajaran semakin meningkat. Terdapat 1 GP dan 7 CGP yang dapat mendukung kemajuan sekolah.

Komite Sekolah: TKomite ikut bersinergi dalam membantu terealisasinya segala program sekolah dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada muridnya.

Siswa Terdapat 837 siswa yang memili minat dan bakat berbeda

Pengawas: Pengawas sekolah rutin melaksanakan pembinaan kepada kepala sekolah dan guru-guru di sekolah kami guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan majerial sekolah.

Modal Sosiial

Tata Tertib: Tata tertib digunakan sebagai acuan oleh seluruh murid mematuhi segala peratiran yang telah ditetapkan di sekolah.

MGMP Sekolah: Kegiatan MGMP rutin masing-masing mata pelajaran sebagai wadah guna saling berbagi praktik baik dalam meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.

Komunitas Belajar SMP Negeri 2 Mendoyo (KOMANDO): Sebagai wadah berbagi pengalaman dan strategi pembelajaran antar mata pelajaran di SMP Negeri 2 Mendoyo

Modal Fisik

Ruang Kelas: tempat murid belajar Laboratorium IPA: tempat kegiatan praktikum Laboratorium Komputer: tempat kegiatan praktikum TIK, tempat input data pendaftaran online PPDB, tempat ujian asesmen nasional. Perpustakaan: sarana murid belajar mandiri. Toilet: tempat untuk BAK, BAB atau ruang ganti baju setelah pelajaran olahraga. Kantin: tempat jajan murid saat jam istirahat. Stage Terbuka: tempat untuk siswa mengekspresikan berbagai bakat seni yang dimiliki Ruang Pertemuan: tempat melaksanakan rapat dewan guru.

Modal Lingkungan Alam

Dekat dengan pusat pemerintahan, stadion olahraga, persawahan, perkebunan, pantai, dan pasar: dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran kontekstual Akses jalan yang bagus dan memadai: mempermudah akses keberbagai tempat Udara sejuk dan rindang: menjadikan proses pembelajaran lebih nyaman

Modal Finansial

Dana BOS: Sumber utama keuangan sekolah untuk mendukung segala operasional sekolah.

Kantin Sekolah: Dana kantin digunakan untuk menbiayai segala s=kegiatan sekolah yang tidak tercover melalui dana BOS

Koperasi Sekolah: Membantu guru dalam hal finasial Melakukan proses jual beli perlengkapan ATK sekolah.

Sumbangan Komite: Dana sumbangan komite dipegunakan untuk memperbaiki dan mendukung program sekolah yang belum dapat dianggarkan dalam dana BOS.

Modal Politik

Kerjasama dengan pihak Puskesmas: Kerjasama dilakukan guna memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan kepada seluruh warga sekolah.

Kerjasama dengan pihak TNI/Polri: Kerjasama dilakukan guna memberikan sosalisasi tentang ketertiban berlalu litas, dan bahaya narkoba.

Kerjasama dengan DinasPPPA-PPKB : Kerjasama dilakukan guna memberikan pengarahan kepada murid tentang gerakan anti bullying..

Kerjasama dengan Dinas LH (Lingkungan Hidup) : Kerjasama dalam membersihkan lingkungan sekolah dengan mengambil seluruh sampah tiap minggunya.

Kerjasama dengan Yayasan Bukit Harapan : Kerjasama dengan donatur dari pihak luar guna membantu murid-murid yang kurang mampu. Bantuan yang diberikan berupa sandang dan pangan yang tentunya dapat menunjang semangat belajar murid.

Modal Agama dan Budaya

Peringatan Hari-Hari Besar Keagamaan: Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa

Budaya 5S: Menumbuhkan rasa hormat san santun kepada sesama.

Mengadakan Pasraman: sebagai wujud menguatkan karakter murid melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pelestarian Bahasa Bali: Nyurat aksara bali, ngripta cerpen lan puisi, mapidarta lan masatua

 


 

 

 

Continue reading Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
,

Aksi Nyata Modul 2,3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 


Aksi Nyata 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik ini saya laksanakan pada tanggal 15 Oktober 2024 dengan rekan sejawat saya Ibu Tuti Suryawati,S.Pd yang mengampu Mata Pelajaran IPS kelas IXA. Dalam kegiatan observasi ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu:

Pra Observasi

Pada tahapan Pra observasi ini saya selaku Supervisor dan rekan saya guru yang akan diobservasi ini mealkaukan percakapan Pra Observasi untuk mengetahui tujuan pembelajaran, area pengembangan dan strategi yang akan dilaksanakan oleh guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 10-15 menit dan dilanjutkan pada tahapan berikutnya yaitu

Observasi Pembelajaran di Kelas

Pada tahap ini saya melakukan observasi di dalam kelas IXA dan mengamati area pengembangan yang dilakukan oleh rekan guru pada aspek dan strategi pengembangan

Pasca Observasi

Pada tahap akhir ini saya melakukan percakapan Pasca Observasi memberikan refleksi umban balik konstruktif dan rencana tindak lanjut.




 

Continue reading Aksi Nyata Modul 2,3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

17 September 2024

,

Aksi Nyata Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional




  1. Peristiwa : 

Dalam melakukan berbagi  praktik Pembelajaran sosial emosiaonal (PSE) kepada rekan sejawat terlihat Bpk/ibu cukup antusias walaupun tanpa disadari mereka sudah pernah menerapkan di dalam kelas hanya saja belum rutin dilakukan serta belum terintegrasi dalam perangkat pembelajaran (RPP). Rekan sejawat yang mendapatkan diseminasi banyak bertanya terkait RPP yang terintegrasi dengan PSE. Pada diseminasi ini saya berusaha mewujudkan Pembelajaran sosial emosianal (PSE) dengan menggunakan kesadaran penuh (mindfulness) demi mewujudkan kesejahtraan sosial (well-being).

  1. Perasan : 

Pada kegiatan berbagi Aksi Nyata ini saya masih dalam tahap belajar, karena sebelum mengikuti PGP ini saya sangat jarang  sekali melakukan kegiatan Pembelajaran Sosial Emosional. Ada kekhawatiran dari saya tidak dapat berbagi secara maksimal. Tapi syukurnya di sekolah kami saat ini ada 7 orang yang mengikuti PGP sehingga kami banyak berdiskusi bagaimana cara terbaik mengintegrasikan PSE kedalam Modul Ajar/ RPP dan berbagi pemahaman tentang PSE kepada rekan sejawat.



  1. Pembelajaran :

Kegiatan berbagi praktik baik/ aksi nyata PSE ini merupakan bentuk pengembangan profesional yang berkelanjutan. Kegiatan berbagi aksi nyata PSE merupakan investasi yang sangat berharga bagi pengembangan profesional guru dan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan mendukung bagi semua siswa. 

Umpan balik yang di dapatkan dari kegiatan ini adalah bagaiman mempratikan kesadaran penuh (mindfulness) kepada rekan-rekan guru sebelum diterapkan kepada murid-murid dalam mengelola sosial emosional menjadi energi positif. Dengan mindfulness melalui teknik STOP kita dapat memfokuskan diri dan menghilangkan kepenatan yang ada dalam diri, sehingga dapat menyerap ketenangan dan energi positif sehingga dapat menstabilkan jiwa dan pikiran

  1. Penerapan :

Saya ingin menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional kepada seluruh murid dengan kesadaran penuh (mindfulness) maupun implementasi 5 PSE yang lain dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa mampu mengelola sosial emosionalnya dan menjadi individu yang utuh, tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dengan kesadaran diri, manajemen diri, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

 


Continue reading Aksi Nyata Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

11 September 2024

,

Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi

 


Aksi Nyata Modul 2.1 ini saya mempraktikan pembelajaran berdiferensiasi Mapel Informatika Kelas 8A dengan menekankan pada diferensiasi proses dan produk hasil belajar. Pembelajaran ini disesuaikan dengan RPP yang telah disusun pada Demonstrasi Kontekstual Modul 2.1 mengenai Dampak Sosial Informatika.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1)   Siswa melakukan do’a sebelum belajar (Guru meminta seorang Siswa untuk memimpin do’a).

2)   Guru mengecek kehadiran Siswa dan meminta siswa untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.

3)   Siswa menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.

4)   Siswa menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan melalui proyektor / LCD / Infokus

5)   Guru bertanya kepada siswa mencari informasi tentang dampak positif dan negatif teknologi, khususnya teknologi informasi terhadap produktivitas kepada siswa, sebagai peransang dalam pembelajaran di kelas.

Kegiatan Inti

1.    Guru menjelaskan dampak teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat yang mempengaruhi budaya masyarakat.

2.    Guru dapat menjelaskan dengan menggunakan slide presentasi atau video.

3.    Guru menjelaskan dan mendemokan kolaborasi online di internet, dengan menggunakan salah satu perkakas, yaitu Google Slides atau Google Jamboard.

4.    Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan ayo kita diskusikan DSI-K7-01 pada buku siswa dengan membagi siswa dalam kelompok. Kelompok ditetapkan berdasarkan minat siswa pada teknologi yang menjadi topik diskusi. Minat siswa akan bekerja di sektor mana ketika dewasa nanti.

5.      Setelah kelompok terbentuk, guru menjelaskan bagaimana pembagian peran dan tugas dari tiap anggota kelompok sebagai implementasi  kesadaran sosial  dan keterampilan berelasi. Bagaimana menjelaskan diskusi dengan baik, yang dapat menggunakan brainstorming placemat berikut.

6.    Setiap siswa akan berpendapat pada empat kotak dan hasil yang disetujui diletakkan pada lingkaran tengah.

Guru melakukan diferensiasi produk

1.      Hasil yang disepakati selanjutnya dibuatkan resume dalam bentuk poster/presentasi dengan menggunakan media yang dipilihnya sendiri.

2.    Siswa mempresentasikan poster hasil diskusi, guru memberikan umpan balik untuk meluruskan konsep yang tidak tepat.

3.      Murid  memberikan  apresiasi  atas  pekerjaan teman-temannya  dengan  memberikan  saran dan   komentar  menggunakan   kertas   sticky notes       sebagai       bentuk      implementasi.

4.      Murid membuat kesimpulan hasil diskusi yang telah  dilakukan  sebagai  bentuk implementasi.

Penutup

1.      Guru memberikan penguatan kembali tentang dampak teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat yang mempengaruhi budaya masyarakat.

2.      Guru melakukan refleksi pembelajaran  yang sudah berlangsung :

a.       Apa  saja  pelajaran  penting  yang  sudah dipelajari hari ini?

b.      Pada  bagian  mana  yang paling  menarik dan  disukai  pada  pembelajaran  hari  ini? Mengapa?

c.       Tantangan  apa  yang masih  kalian  temui dalam mempelajari materi ini? Bagaimana kamu   akan   berlatih    untuk  mengatasi tantangan tersebut? (Pengelolaan diri)

3.      Murid membuat rangkuman dengan bimbingan guru tentang  hal-hal  penting  dalam  kegiatan pembelajaran  yang berkaitan  dengan  materi yang telah dipelajari.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan do’a bersama-sama.

 


Continue reading Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi

23 Agustus 2024

,

Aksi Nyata Modul 1.4 Menyebarkan Pemahaman Dan Penerapan Pengalaman Budaya Positif

 


Pada kegiatan Aksi Nyata Modul 1.4 ini saya melakukan diseminasi Menyebarkan Pemahaman Dan Penerapan Pengalaman Budaya Positif kepada rekan guru di SMP Negeri 2 Mendoyo pada hari Selasa, 20 Agustus 2024. Ada 8 konsep inti Budaya Positif yang saya sampaikan yaitu:

  1. Perubahan Paradigma Positif
  2. Disiplin Positif
  3. Nilai-Nilai Kebajikan
  4. Kebutuhan Dasar Manusia
  5. Motivasi Prilaku Manusia
  6. Posisi Kontrol Guru
  7. Keyakinan Kelas
  8. Segitiga Restitusi

Saya mengawali diseminasi ini dengan pertanyaan pemantik apakah Ibu/ Bpk guru yang mengikuti kegiatan diseminasi setuju dengan pernyataan di bawah ini.

  1. Hukuman dapat mendisiplan anak?
  2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihka halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak ?
  3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak?

Dari pertanyaan pemantik diatas sebagian besar menjawab tidak setuju untuk pertanyaan pertama, setuju untuk pertanyaan kedua dan ada yang setuju dan tidak setuju untuk pertanyaan ketiga.

PEMBELAJARAN DENGAN PARADIGMA BARU

Pembelajaran dengan paradigma baru menandakan sebuah pergeseran besar dalam cara kita memandang dan melaksanakan proses belajar. Pembelajaran dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang berpusat kepada siswa berdasarkan tahap perkembangan sesuai teori psikologi modern untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Perubahan Paradigma

  • Guru sebagai pengontrol diubah menjadi Guru sebagai fasilitator
  • Semua penguatan positif efektif dan bermanfaat Pembiasaan
  • Kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan komunitas  Memberikan kebebasan berpendapat dan menghargai setiap hasil capaiannya
  • Orang dewasa memiliki hak untuk memaksa Kesepakatan bersama

DISIPLIN POSITIF

Disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan peserta didik tanpa imbalan penghargaan/reward, ancaman atau hukuman.

NILAI-NILAI KEBAJIKAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal yang mutlak diperlukan oleh setiap individu untuk bertahan hidup dan berkembang. Kebutuhan ini bisa bersifat fisik (biologis) maupun psikologis.

  • Bertahan hidup yaitu kebutuhan yang bersifat fisiologis seperti makanan, pakaian, tempat inggal
  • Kasih sayang dan rasa diterima yaitu kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial
  • Kesenangan yaitu kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa
  • Kebebasan yaitu kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dan mampu mengendalikan arah hidup seseorang
  • Penguasaan yaitu Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk dianggap berharga, dihargai, diakui prestasinya

Contoh Kasus

Ibu Nita, guru wali kelas  IXC  di SMP Negeri 2 Mendoyo, sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Doni.  Beberapa anak di kelas IXC telah datang padanya dan mengeluhkan Doni yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Nita, apa yang akan Anda lakukan? Menurut Anda, kira-kira apa alasan Doni melakukan hal itu?

Alternatif Jawaban Doni:

  • Ia lapar dan orangtuanya tidak membawakannya bekal makan siang.
  • Dia merasa senang temannya jadi memperhatikan dia.
  • Dia merasa hebat karena temannya jadi takut dengan dia dan menuruti keinginannya
  • Dia merasa bosan dengan bekal makanan yang dibawakan ibunya dari rumah, karena ibunya selalu membawakan bekal yang sama, oleh karena itu dia ingin mencoba makanan teman-temannya yang beraneka ragam.
  • Ia melakukannya karena iseng saja dan ia menikmati ekspresi wajah teman-temannya yang kesal karena diambil makanannya.

MOTIVASI PRILAKU MANUSIA


HUKUMAN DAN KONSEKUENSI

Hukuman identik dengan cara untuk mewujudkan kontrol terhadap perilaku seseorang agar sesuai dengan apa yang kitainginkan. MIsalkan ketika siswa tidak mengerjakan PR maka kita memintanya berdiri di depan kelas agar tidakmengulangi lagi perbuatannya.

Konsekuensi adalah dampak yang harusdi terima dari sebuah tindakan. Misalnya ketika siswa merusak buku milik temannya maka ia diharuskan untuk menggantinya.



Perbedaan Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi

  • Hukuman Guru menghukum murid menghormati bendera selama 20 menit
  • Guru marah-marah dan membuat murid takut

Konsekuensi

  • Guru memberikan kosekuensi untuk mengerjakan tugasnya saat jam istirahat atau dikerjakan sebanyak 3x lipat.
  • Guru tegas dan murid menghormati peraturan

Restitusi

  • Guru menanyakan keyakinan kelas/dirinya dan membantu murid menyelesaikan masalahnya.
  • Guru terbuka dan murid menghormati dirinya dan orang lain.

LIMA POSISI KONTROL 



Penghukum

Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:

“Patuhi aturan saya, atau awas!”

“Kamu selalu saja salah!”

“Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai”

Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.

Pembuat Merasa Bersalah

Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:

“Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu”

“Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?”

“Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?”

Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.

Teman

Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata:

“Ayo bantulah, demi bapak ya?”

“Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?”

“Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan”.

Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, “Saya pikir bapak/Ibu teman saya”. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.

Pemantau

Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:

“Peraturannya apa?”

“Apa yang telah kamu lakukan?”

“Sanksi atau konsekuensinya apa?”

Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.

Manajer

Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri.  Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata
“Apa yang kita yakini?” (kembali ke keyakinan kelas)

“Apakah kamu meyakininya?”

“Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?”
“Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?”

“Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?”

Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih baik dan kuat.

Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi Teman atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi kontrol seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman, dan aman.

 
KEYAKINAN KELAS

  • Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebihrinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  • Semuawarga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
  • Pembentukan keyakinan kelas


Refleksi Keyakinan Kelas

  • Kurangnya Partisipasi Siswa
  • Siswa mungkin merasa tidak nyaman untuk berbicara, takut salah, atau tidak tertarik dengan proses pembuatan keyakinan kelas.
  • Perbedaan pendapat yang signifikan
  • Setiap siswa memiliki latar belakang dan nilai yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan.
  • Kurangnya komitmen
  • Siswa mungkin tidak merasa memiliki kepemilikan terhadap keyakinan kelas yang telah dibuat.

Rencana Perbaikan

  • Ciptakan suasana kelas yang aman dan inklusif, berikan contoh yang jelas, dan dorong setiap siswa untuk memberikan masukan.
  • Fasilitasi diskusi dengan bijak, ajarkan siswa untuk menghargai perbedaan pendapat, dan cari titik temu yang bisa diterima semua pihak.
  • Libatkan siswa secara aktif dalam setiap tahap pembuatan keyakinan kelas, dan buat mereka merasa bahwa keyakinan tersebut adalah hasil kerja sama mereka.

RESTITUSI

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat.

Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)

Menstabilkan Identitas

  • Berbuat salah itu tidak apa-apa.
  • Tidak ada manusia yang sempurna
  • Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
  • Kita bisa menyelesaikan ini.
  • Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
  • Kamu berhak merasa begitu.
  • Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

Validasi Tindakan yang Salah

  • Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
  • “Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
  • “Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu”.
  • “Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”

Menanyakan Keyakinan

  • Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
  • Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
  • Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
  • Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

Refleksi Restitusi

  • Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam menerapkan restitusi. Guru harus mampu mendengarkan penjelasan siswa, menyampaikan harapan, dan memberikan dukungan.
  • Ketika siswa merasa didengarkan dan dihargai, mereka akan lebih terbuka untuk menerima konsekuensi dari tindakan mereka.

Rencana Perbaikan dalam implementasi kedepannya

  • Memberikan dukungan emosional kepada siswa? Selain memberikan konsekuensi, disini  guru perlu memberikan dukungan emosional kepada siswa agar mereka tidak merasa terisolasi atau putus asa.
  • Menggali lebih dalam apakah tindakan restitusi yang diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan siswa

Itulah materi yang saya sampaikan pada kegiatan diseminasi modul 1.4 untuk melihat kegiatan dalam video silahkan klik tautan dibawah ini.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue reading Aksi Nyata Modul 1.4 Menyebarkan Pemahaman Dan Penerapan Pengalaman Budaya Positif