26 Agustus 2025

,

Mengenal Computational Thinking Serta Perbedaan Dekomposisi, Abstraksi, dan Algoritma

 


Apa itu Komputasional Thinking?

Computational Thinking  atau berpikir komputasi adalah suatu metode untuk memecahkan masalah, merancang sistem, dan memahami perilaku manusia, dengan cara-cara yang dapat diterapkan pada komputer. Intinya, ini bukan tentang berpikir seperti komputer, tetapi menggunakan konsep-konsep dasar ilmu komputer untuk memecahkan masalah di berbagai bidang

Empat Pilar Berpikir Komputasi

Komputasional thinking memiliki empat pilar utama:

1. Dekomposisi Dekomposisi adalah proses memecah masalah yang kompleks menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dipecahkan. Ketika kita memiliki masalah yang sangat besar, terkadang sulit untuk tahu di mana harus memulainya. Dengan memecah masalah menjadi beberapa bagian, kita dapat fokus untuk memecahkan satu masalah kecil pada satu waktu.

2. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah proses menemukan kesamaan dalam masalah yang berbeda dan menggunakan solusi yang telah berhasil diterapkan pada masalah sebelumnya. Ketika kita dapat mengenali pola, kita tidak perlu menemukan solusi baru setiap kali kita menemukan masalah.

3. Abstraksi Abstraksi adalah proses menyembunyikan detail yang tidak relevan dan hanya berfokus pada informasi yang penting. Dengan kata lain, kita menyederhanakan masalah dengan hanya berfokus pada informasi yang relevan dan mengabaikan detail yang tidak relevan.

4. Algoritma Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk memecahkan masalah. Ketika kita memiliki masalah yang kompleks, kita perlu membuat algoritma untuk memecahkannya.


Perbedaan Dekomposisi, Abstraksi dan Algoritma

1. Dekomposisi (Decomposition) Dekomposisi adalah proses memecah masalah atau sistem yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Setiap bagian dapat dipecahkan secara terpisah, yang pada akhirnya akan memudahkan penyelesaian masalah secara keseluruhan.

  • Analogi: Ketika Anda ingin membuat kue, Anda tidak langsung mencampur semua bahan. Sebaliknya, Anda memisahkan prosesnya: menyiapkan bahan-bahan kering, mengocok telur dan gula, dan sebagainya. Ini adalah dekomposisi.

2. Abstraksi (Abstraction) Abstraksi adalah proses menyembunyikan detail yang tidak relevan dan hanya menyoroti informasi yang penting. Tujuannya adalah untuk fokus pada inti masalah tanpa terganggu oleh hal-hal sepele. Ini membantu kita melihat pola umum dan membuat model sederhana dari masalah yang rumit.

  • Analogi: Saat menggunakan peta, Anda tidak memerlukan informasi tentang setiap pohon atau batu. Peta hanya menunjukkan jalan, sungai, dan landmark utama. Detail yang tidak relevan (pohon, batu) telah dihilangkan atau diabstraksi.

3. Algoritma (Algorithms) Algoritma adalah serangkaian instruksi atau langkah-langkah yang terperinci dan berurutan untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan tertentu. Algoritma harus jelas, spesifik, dan dapat dijalankan. Ini adalah implementasi dari ide-ide yang dihasilkan dari dekomposisi dan abstraksi.

  • Analogi: Resep kue adalah sebuah algoritma. Resep tersebut memberikan langkah-langkah yang spesifik (misalnya, "campur tepung dan baking powder," "panggang pada suhu 180°C selama 30 menit") yang harus diikuti secara berurutan untuk mendapatkan hasil akhir (kue).

Contoh Pemecahan Masalah Berpikir Komputasi

Berikut adalah contoh komputasional thinking dalam kehidupan sehari-hari:

Memasak nasi Memasak nasi adalah contoh yang bagus dari komputasional thinking. Ketika kita memasak nasi, kita tidak berpikir tentang setiap butir beras, kita hanya memikirkan prosesnya.

  • Dekomposisi: Kita memecah proses memasak nasi menjadi beberapa bagian: mencuci beras, menambahkan air, memasak nasi di rice cooker, dan menyajikan nasi.
  • Pengenalan Pola: Ketika kita memasak nasi, kita tahu bahwa prosesnya sama setiap kali kita memasak nasi. Kita dapat menggunakan resep yang sama untuk setiap kali kita memasak nasi.
  • Abstraksi: Kita tidak perlu berpikir tentang setiap butir beras saat memasak nasi, kita hanya perlu berpikir tentang prosesnya. Kita juga tidak perlu tahu bagaimana cara kerja rice cooker, kita hanya perlu tahu cara menggunakannya.
  • Algoritma: Kita memiliki serangkaian langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk memasak nasi. Kita mencuci beras, menambahkan air, dan menyalakan rice cooker.


Mencari arah Mencari arah adalah contoh lain dari komputasional thinking. Ketika kita mencari arah, kita tidak memikirkan setiap jalan, kita hanya memikirkan rute.

  • Dekomposisi: Kita memecah perjalanan menjadi beberapa bagian: dari rumah ke jalan utama, dari jalan utama ke persimpangan, dan dari persimpangan ke tujuan.
  • Pengenalan Pola: Ketika kita mencari arah, kita tahu bahwa prosesnya sama setiap kali kita mencari arah. Kita dapat menggunakan peta yang sama untuk setiap kali kita mencari arah.
  • Abstraksi: Kita tidak perlu berpikir tentang setiap bangunan saat mencari arah, kita hanya perlu berpikir tentang rute. Kita juga tidak perlu tahu bagaimana cara kerja GPS, kita hanya perlu tahu cara menggunakannya.
  • Algoritma: Kita memiliki serangkaian langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk mencari arah. Kita memeriksa peta, mengikuti petunjuk, dan mencapai tujuan.

Dalam ilmu komputer, komputasional thinking digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks. Komputasional thinking membantu para ilmuwan komputer untuk membuat algoritma yang efektif, menyederhanakan masalah, dan menemukan solusi yang optimal.

 

Continue reading Mengenal Computational Thinking Serta Perbedaan Dekomposisi, Abstraksi, dan Algoritma

17 Agustus 2025

Dari Jembrana ke Tanjungpinang Lewat Changi: Kisah Mudik yang Berubah Jadi Petualangan

 


Sebenarnya ini cerita beberapa bulan lalu pada saat mudik tapi baru ditulis sekarang ceritanya. But it’s oke lah yah buat ninggalin jejak di blog Cikgu. Mudik transit Singapore sebenarnya keinginan Cikgu yang sudah sangat lama, tapi kendala hanya tidak memiliki paspor, entahlah kok enggan membuat paspor kala itu.

Memang jika Cikgu mudik di daerah asal Tanjungpinang banyak pertimbangannya karena Cikgu tinggal di Kab.Jembrana, sementara jika naik pesawat harus ke Denpasar dengan jarak tempuh sekitar 4-5 jam. Naik pesawat dari Denpasar ke Tanjungpinang tidak ada yang langsung harus transit dan biayanya cukup menguras tabungan.


Tahun ini agar ekonomis awalnya Cikgu dan keluarga mau mudik dari Jembrana ke Tanjungpinang transit dari  Surabaya - Batam-Tanjungpinang, akan tetapi harga tiket pada saat itu satu juta lima ratusan untuk Surabaya-Batam sedangkan dari Jembrana ke Surabayanya naik kendaraan pribadi yang masih mengeluarkan biaya bensin, biaya kapal dan biaya penginapan itu pun masih perlu biaya tambahan feri dari  Batam menuju Tanjungpinang.

Setelah dipikir-pikir akhirnya mencoba searching harga tike dari Dps-Changi ternyata harga tiket 780k per orang dan hanya menambah 10$ Singapore untuk membeli kartu MRT menuju Fery Terminal Tanah merah dan harga tiket 500k  untuk menuju ke Tanjungpinang.


Sempat surprise bisa menghemat 50% dan kebetulan sudah memiliki paspor, akhirnya memutuskan untuk transit di Singapura sambil city tour. Memang untuk akomodasi dan biaya makan di Singapura cukup mahal jika dibanding dengan Indonesia. Untuk hotel yang sangat sederhana harganya diatas 1,8 juta per malam akan tetapi jika dikonversikan dengan biaya yang sama dengan memilih transit Singapore sudah dapat bonus refreshing, round city dan menginap semalam di Singapura.

By the way Bandara Changi juga menyediakan Bus City Tour gratis bagi wisawatan yang transit loh. Tapi persyaratannya minimal transitnya lebih dari 5 jam dan transit ke negara berikutnya by plane. Lumayan kan bisa keliling kota Singapura gratis.

Sebelum berangkat tentu saja Cikgu menyiapkan tiket, paspor dan menginstal dan mengisi MYICA yaitu aplikasi yang wajib diisi oleh pengunjung yang akan ke Singapura. Setelah pesawat landing dan keluar dari imigrasi rute pertama tentu Cikgu dan keluarga ingin melihat air terjun yang viral di Changi Airport yaitu jewels water fall. Karena kami landing di terminal 4 maka untuk menuju kesana tinggal menggunakan bus gratis bandara. Tidak lupa kami berfoto sebagai dokumentasi kenangan perjalanan di Singapura.

Setelah mengeksplore Changi airport kami menuju terminal 2 untuk menaiki MRT menuju Hotel ST Signature Jalan Besar di kawasan little India. Untuk menaiki MRT jangan lupa untuk membeli kartu MRT seharga 10$ per kartu dimana isi perdananya hanya 5$ jika habis bisa diisi ulang dan berlaku selama 5 tahun.

Pengalaman pertama pasti ada aja yang tidak mulus Cikgu dan keluarga salah turun terminal yang seharusnya turun di diterminal jalan besar tapi kami turun diterminal MRT Bugis sehingga  kesulitan menemukan hotel hinga hampir 2 jam. Setelah tanya kepada orang sekitar akhirnya kami tiba di hotel ST Signature. Kamarnya jangan ditanya hanya ukuran 2m x1.5m dengan posisi tempat tidur gantung untuk double dan bed single di bawah. Walaupun kamar mandinya sharing jangan khawatir ada banyak toilet dan kamar mandi yang tersedia.



Setelah istirahat sejenak karena masih di susana Ramadhan pada sore hari kami mengunjungi Masjid Sultan sambil  berkeliling di area sekitar yang ditemani oleh Pak Cik Yahya yang merupakan ketua AIM Singapore organisasi sosial yang membantu panti asuhan maupun pesantren yang ada di kawasan Asia Tenggara. Disini Kami berbuka dengan nasi kebuli, mie dan martabak khas India untuk harga kisaran 15-30$  per menu.


Keesokan hari kami menuju Merlion Park dengan menggunakan MRT dari MRT Jalan Besar menuju Rafles. Di sini kami banyak naik turun MRT sekitar 1 jam perjalanan  kami tiba di Merlion Park icon dari Singapura patung Singa yang mengeluarkan air dari dalam mulutnya. Setelah puas disini kami kembali ke hotel dan tiba di hotel pukul 11.30 siang.


Tak disangka kami masih bertemu anggota AIM lainnya Bang Raimi dan diajak berkelilig kota dengan taksinya dan mampir di Universal Studio dan kami diantar ke fery terminal sore hari pukul 17.00 waktu Singapore kami menaiki kapal fery menuju Tanjungpinang dan tiba pukul 18.15 WIB. Itulah cerita perjalanan Cikgu mudik transit Singapore. Ditunggu ya cerita Cikgu berikutnya. 

 



Continue reading Dari Jembrana ke Tanjungpinang Lewat Changi: Kisah Mudik yang Berubah Jadi Petualangan

05 Agustus 2025

Panduan Asesmen, Kokurikuler dan KSP


Panduan Pembelajaran dan Asesmen

Dokumen Panduan Pembelajaran dan Asesmen berisi panduan untuk pembelajaran dan asesmen bagi pendidik pada tingkat satuan pendidikan. Dokumen ini mencakup:

Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam

  • Pembelajaran mendalam adalah pendekatan yang menekankan pada suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
  • Tiga prinsip utama yang mendukung pembelajaran mendalam adalah berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
    • Berkesadaran: Pengalaman belajar di mana murid memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar aktif dan mampu meregulasi diri.
    • Bermakna: Pembelajaran terjadi ketika murid dapat menerapkan pengetahuannya secara kontekstual, tidak hanya sebatas memahami informasi.
    • Menggembirakan: Suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi.
  • Kerangka kerja pembelajaran mendalam terdiri dari empat komponen: (1) dimensi profil lulusan, (2) prinsip pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4) kerangka pembelajaran.

Dimensi Profil Lulusan

  • Pembelajaran mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi profil lulusan: (1) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, (2) kewargaan, (3) penalaran kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi.

Pengalaman Belajar

  • Pembelajaran mendalam memberikan pengalaman belajar kepada murid dengan:
    • Memahami: Murid difasilitasi untuk aktif mengonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam terhadap konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks.
    • Mengaplikasi: Murid mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan secara kontekstual sebagai proses perluasan pengetahuan.
    • Merefleksi: Murid mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan.

Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

  • Panduan ini berisi kerangka kerja pembelajaran mendalam, perencanaan pembelajaran dan asesmen, pelaksanaan pembelajaran dan asesmen, pengolahan dan pelaporan hasil asesmen, serta contoh-contoh yang dapat memandu pendidik.
  • Panduan ini juga memuat proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, dan mengurutkannya menjadi alur tujuan pembelajaran.

Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen

  • Pengolahan hasil asesmen dapat dilakukan secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Terdapat beberapa opsi pengolahan nilai rapor, seperti pembobotan, persentase, dan rata-rata, yang dipilih sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
  • Terdapat juga contoh pengolahan data kualitatif untuk rapor tingkat SMP dan SMK.

Latar Belakang dan Tujuan Panduan

  • Panduan ini merupakan dokumen yang berisi kerangka kerja pembelajaran mendalam, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil asesmen, serta contoh-contoh untuk memandu pendidik dan pemangku kepentingan di satuan pendidikan.
  • Tujuan revisi panduan ini adalah untuk memperjelas dan mempermudah pendidik dalam memahaminya.
  • Panduan ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada standar proses dan standar penilaian.
  • Asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi murid.

Sasaran Pengguna

  • Panduan ini ditujukan untuk pendidik, kepala sekolah, pengawas sekolah/penilik, dan komunitas belajar.
  • Kueri berhasil


Panduan KSP

1. Fungsi Kurikulum Satuan Pendidikan Panduan ini adalah dokumen hidup (living document) yang membantu satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan berkualitas. Fungsinya adalah:

  • Mengembangkan kemandirian dan kompetensi kepala satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengorganisasi dan merencanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
  • Membantu kepala satuan pendidikan melakukan diversifikasi kurikulum berdasarkan potensi dan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan murid.
  • Menciptakan rasa kepemilikan dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan untuk menyukseskan pelaksanaan kurikulum.

2. Prinsip Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Kurikulum satuan pendidikan disusun berdasarkan lima prinsip:

  • Berpusat pada murid: Pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan, perkembangan, tahapan belajar, dan kepentingan murid.
  • Kontekstual: Menunjukkan diversifikasi berdasarkan karakteristik satuan pendidikan, konteks daerah (sosial budaya dan lingkungan), serta dunia kerja (khusus SMK).
  • Esensial: Memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan, menggunakan bahasa yang lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
  • Akuntabel: Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
  • Melibatkan berbagai pemangku kepentingan: Melibatkan komite satuan pendidikan, orang tua, organisasi, serta dunia kerja untuk SMK dan SLB/SMALB.

3. Komponen Kurikulum Satuan Pendidikan Panduan ini menjabarkan komponen-komponen utama kurikulum yang perlu ada dalam dokumen KSP:

  • Karakteristik satuan pendidikan: Menggambarkan kondisi murid, pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta sosial budaya berdasarkan analisis konteks.
  • Visi, misi, dan tujuan: Visi menggambarkan tujuan jangka panjang satuan pendidikan. Misi menjelaskan cara satuan pendidikan mencapai visi. Tujuan mendeskripsikan hasil akhir kurikulum yang berdampak pada murid dan selaras dengan delapan dimensi profil lulusan.
  • Pengorganisasian pembelajaran: Mengatur muatan kurikulum, beban belajar, dan cara mengelola pembelajaran. Terdiri dari intrakurikuler (kegiatan pembelajaran sesuai jadwal), kokurikuler (penguatan dan pendalaman intrakurikuler), dan ekstrakurikuler (pengembangan potensi, bakat, dan minat murid).
  • Perencanaan pembelajaran: Meliputi ruang lingkup satuan pendidikan (alur tujuan pembelajaran) dan ruang lingkup kelas (rencana pelaksanaan pembelajaran/modul ajar).

4. Proses Penyusunan dan Revisi Panduan ini menekankan bahwa kurikulum satuan pendidikan adalah dokumen yang dinamis dan perlu diperbarui secara berkesinambungan.

  • Proses penyusunannya bersifat tetap (mengacu pada kerangka dasar dan struktur kurikulum nasional) dan fleksibel/dinamis (mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan).
  • Langkah-langkah penyusunan meliputi analisis karakteristik satuan pendidikan, perumusan visi-misi-tujuan, penentuan pengorganisasian pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, serta perancangan evaluasi, pengembangan profesional, dan pendampingan.
  • Untuk satuan pendidikan yang sudah memiliki dokumen, prosesnya dimulai dengan evaluasi untuk peninjauan dan revisi, baik jangka pendek (per semester/tahunan) maupun jangka panjang (4-5 tahun).

Panduan ini merupakan edisi revisi tahun 2025 yang diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Panduan Kokurikuler

A. Makna dan Pentingnya Kokurikuler

  • Pengertian: Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler dalam rangka pengembangan kompetensi, terutama penguatan karakter. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang yang lebih fleksibel bagi satuan pendidikan guna mengembangkan kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan menanamkan nilai-nilai satuan pendidikan.
  • Tujuan: Kegiatan kokurikuler bertujuan untuk mendukung pencapaian delapan dimensi profil lulusan secara nyata dan kontekstual melalui pengalaman belajar yang bermakna. Delapan dimensi tersebut adalah keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
  • Karakteristik: Kokurikuler bersifat fleksibel dan kontekstual, serta dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai kebutuhan satuan pendidikan.

B. Kerangka Pembelajaran Kokurikuler

Panduan ini menyatakan bahwa kerangka pembelajaran kokurikuler disusun dengan empat komponen yang saling terhubung:

  1. Praktik Pedagogis: Pendidik berperan sebagai fasilitator yang mendampingi murid secara reflektif. Praktik ini mengutamakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu melalui model pembelajaran aktif seperti berbasis proyek atau berbasis masalah.
  2. Lingkungan Pembelajaran: Ruang belajar kokurikuler tidak terbatas di dalam kelas, melainkan juga di luar ruang formal seperti di dalam dan sekitar satuan pendidikan, komunitas lokal, dan ruang digital. Lingkungan ini harus aman, terbuka, inklusif, dan menghargai keberagaman cara belajar murid.
  3. Kemitraan Pembelajaran: Pelaksanaan kokurikuler memerlukan kemitraan dengan berbagai pihak (disebut "catur pusat pendidikan"):
    • Satuan Pendidikan: Sebagai pengendali seluruh kegiatan pembelajaran, satuan pendidikan merancang kegiatan sesuai potensi lokal, kebutuhan murid, dan kompetensi yang ingin dikembangkan.
    • Keluarga: Memberikan teladan, membimbing anak, dan menciptakan ekosistem yang mendukung di rumah.
    • Masyarakat: Memberikan pengalaman dan pembelajaran yang beragam dari lingkungan sosial di luar sekolah, serta menjadi sumber pengetahuan praktis seperti kearifan lokal.
    • Media: Memungkinkan akses luas terhadap informasi, menjadi sarana pembelajaran yang efektif, dan alat untuk menyampaikan nilai serta narasi kegiatan kokurikuler.
  4. Pemanfaatan Teknologi Digital: Teknologi digital dapat menjadi alat bantu untuk mencari referensi, mendokumentasikan proses, berkolaborasi jarak jauh, dan mempublikasikan hasil pembelajaran.

C. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Asesmen Kokurikuler

  • Perencanaan: Panduan ini memuat langkah-langkah dalam merencanakan kokurikuler, dimulai dari pembentukan tim kerja, penentuan dimensi profil lulusan yang akan diperkuat, hingga pemilihan tema dan alokasi waktu.
  • Bentuk Kegiatan: Kegiatan kokurikuler dapat dilaksanakan dalam tiga bentuk utama:
    1. Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu: Mengintegrasikan dua atau lebih mata pelajaran dalam satu tema yang relevan dengan kehidupan nyata murid.
    2. Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH): Pembentukan karakter melalui pembiasaan positif yang dilakukan secara rutin dan terencana, meliputi: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
    3. Cara lainnya: Kegiatan yang dibuat untuk mencapai nilai-nilai khas satuan pendidikan atau mengacu pada kebijakan pemerintah.
  • Pelaksanaan: Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang mengamati dinamika pembelajaran, menyesuaikan strategi, dan menciptakan ruang belajar yang menantang.
  • Asesmen: Asesmen kokurikuler merupakan bagian tak terpisahkan. Asesmen formatif digunakan untuk memantau pemahaman murid, sementara asesmen sumatif mengacu pada alur perkembangan delapan dimensi profil lulusan.
  • Pelaporan Hasil: Hasil kokurikuler dilaporkan di rapor murid pada kolom tersendiri, berisi deskripsi kegiatan dan pencapaian dimensi profil lulusan yang sudah ditentukan. Jika ada lebih dari satu kegiatan dalam satu semester, laporannya mencakup dimensi profil lulusan yang diperkuat dari semua kegiatan tersebut.

 

Continue reading Panduan Asesmen, Kokurikuler dan KSP

30 Juli 2025

,

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan Performa NPU 45+TOPS Akselerator Coding dan AI untuk Masa Depan Pembelajaran

   

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan dalam dunia pendidikan, mengubah cara belajar, mengajar menjadi lebih efisien, interaktif, dan personal. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Dale Allen,  President & Co-Founder dari DXtera Institute.

“AI in education can only grow at the speed of trust”  Makna dari kalimat ini adalah bahwa kemajuan dan adopsi kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan sangat bergantung pada seberapa besar kepercayaan yang diberikan oleh para pemangku kepentingan, seperti siswa, guru, orang tua, dan institusi pendidikan itu sendiri. Tanpa kepercayaan yang kuat terhadap keamanan, keadilan, keandalan, dan manfaat AI, penerapannya akan terhambat, bahkan jika teknologinya sudah sangat canggih.

Pada libur panjang bulan Juni lalu saya mendapat pesan WA dari Kepala Sekolah untuk mengikuti pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial atau yang dikenal dengan istilah AI atau KKA. Seluruh sekolah pada jenjang SD, SMP dan SMA yang mendapatkan dana BOS Kinerja diwajibkan mengutus guru untuk mengikuti pelatihan KKA dan Pembelajaran Mendalam.

Hadirnya KKA sebagai respon mempersiapkan tantangan global dalam meningkatkan literasi digital dan keterampilan abad 21 untuk murid di seluruh Indonesia. Sebagai guru Informatika saya harus siap mengajar KKA yang merupakan bagian dari mata pelajaran pilihan. Semester ganjil ini jam saya cukup padat, mengajar 32 jam perminggu dengan tambahan tugas operator Data Pokok Pendidikan Sekolah (Dapodik) dan memiliki hobi membuat konten pembelajaran  10 jam adalah waktu minimal screen time saya bersama laptop.

Masuknya KKA merupakan bagian dari transformasi serta percepatan digitalisasi dalam pendidikan. Untuk itu pemerintah melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah serta digitalisasi pembelajaran yang tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2025.


Pembelajaran Digital Era Baru Bersama Guru Konten Kreator

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan digitalisasi di sekolah. Guru menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Hadirnya Koding dan Kecerdasan Artifisial dalam pembelajaran sebagai salah satu cara percepatan digitalisasi dalam lingkungan pendidikan. Sebagai guru Informatika sudah menjadi keharusan memanfaatkan media digital dalam pembelajaran dan telah saya lakukan sejak 5 tahun belakangan ini. 

Dimulai pada saat pandemi yang ketika itu tujuannya hanya ingin memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar dapat diakses kapan saja dan dimana saja yang dipublish ke dalam blog dan youtube. Perlahan-lahan tulisan dan video terus bertambah hingga saat ini ada ratusan video dan tulisan yang ada di blog dan channel youtube yang saya miliki. Sebagian besar konten yang saya buat mengenai materi pembelajaran, tutorial maupun tentang menulis. 

Salah satu video materi pembelajaran yang ada di chanel youtube cikgurita

Dalam membuat konten pembelajaran saya masih menggunakan laptop keluaran 5 tahun lalu. Makin kesini saya merasakan performa laptop semakin menurun. Untuk mengedit video sederhana saja perlu menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam begitu juga ketika render video. Belum lagi jika menggunakan AI dan bekerja secara multitasking dan membuka banyak aplikasi menyebabkan hanya loading di tempat jika di klik menyebabkan not responding.

Terkadang menghadapi kondisi tersebut sering menimbulkan bad mood. Awalnya semangat ingin membuat konten karena memiliki ide tapi menjadi kacau karena laptop yang lambat. Keadaan ini cukup mempengaruhi emosi saya yang awalnya ingin menyelesaikan tulisan tapi malah terganggu dengan masalah-masalah yang semestinya tidak terjadi.

Sebagai guru multitasking, belajar sambil mengajar tentu memerlukan laptop yang berkecepatan tinggi yang di support dengan kemampuan AI memadai. Saya pun mulai berselancar di dunia maya hingga menemukan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan NPU 45+TOPS. 


Apa itu NPU+TOPS?

NPU merupakan singkatan dari Neural Processing Unit yaitu prosesor khusus yang dirancang untuk mempercepat pemrosesan AI (Artificial Intelligence). ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) berbeda dengan laptop pada umumnya menggunakan CPU (Central Processing Unit) yang bertindak sebagai "otak" utama dan GPU (Graphics Processing Unit) yang fokus pada grafis. NPU didedikasikan untuk tugas-tugas AI salah satunya mengefisiensi pemrosesan AI karena NPU mampu memproses tugas-tugas AI lebih efisien dan cepat dibandingkan CPU atau GPU karena daya yang dikonsumsi lebih rendah dan kecepatan pemrosesan lebih tinggi.


Angka "45-TOPs" pada ASUS Zenbook S14 OLED menunjukkan performa NPU tersebut. TOPs (Tera Operations Per Second) adalah ukuran kecepatan komputasi untuk NPU. 1 TOP sama dengan satu triliun operasi per detik. Jadi, NPU 45-TOPs berarti NPU tersebut mampu melakukan 45 triliun operasi per detik, menunjukkan kemampuannya yang sangat tinggi dalam menjalankan beban kerja AI.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.


Bagaimana Keunggulan NPU?

Integrasi NPU seperti yang ada di ASUS Zenbook S14OLED membawa beberapa keunggulan yang cukup signifikan diantaranya:

Performa AI yang Lebih Cepat dan Efisien

NPU dirancang khusus untuk tugas AI, sehingga dapat menjalankan algoritma AI seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, efek video real-time (misalnya, background blur, eye contact correction), dan fitur Copilot + PC dengan jauh lebih cepat dan lancar dibandingkan jika tugas tersebut hanya mengandalkan CPU atau GPU. Aplikasi AI pada ASUS Zenbook S14 OLED dapat merespons secara instan tanpa lag.

Hemat Daya dan Baterai Lebih Tahan Lama

NPU sangat efisien dalam menangani beban kerja AI, sehingga mengkonsumsi daya yang jauh lebih sedikit dibandingkan CPU atau GPU untuk tugas yang sama. Dengan mengalihkan tugas-tugas AI ke NPU, beban kerja CPU dan GPU berkurang, yang secara signifikan memperpanjang masa pakai baterai laptop, sangat ideal untuk mobilitas tinggi.

Multitasking dan Produktivitas yang Lebih Baik

Dengan NPU yang menangani tugas-tugas AI di latar belakang, CPU dan GPU utama bebas untuk fokus pada tugas-tugas komputasi umum lainnya. Ini menghasilkan pengalaman multitasking yang lebih mulus dan responsive, bahkan melakukan video call dengan efek studio, mengedit foto/video dengan fitur AI, atau menggunakan asisten AI tanpa mengorbankan performa aplikasi lain.

Keamanan dan Privasi Lebih Terjamin

Banyak pemrosesan AI dapat dilakukan secara on-device (langsung di laptop) oleh NPU, mengurangi ketergantungan pada komputasi cloud. Ini berarti data tidak perlu dikirim ke server eksternal,  sehingga dapat meningkatkan privasi dan keamanan.


Belajar Coding & AI Jadi Lebih Powerful Dengan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA)

Koding adalah proses memberikan instruksi kepada komputer agar dapat menjalankan tugas tertentu. Instruksi ini ditulis dalam bentuk kode menggunakan bahasa pemrograman, seperti Python, JavaScript, atau PHP. Tanpa koding, komputer hanyalah perangkat kosong yang tidak dapat melakukan apa-apa. Sedangkan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Artifisial  (KA) adalah kemampuan sistem komputasi untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah, memahami, dan mengambil keputusan.

Koding yang diajarkan pada jenjang SMP yaitu koding berbasis visual salah satunya menggunakan aplikasi scratch. Koding dalam aplikasi scratch dapat diintegrasi dengan alat robotik seperti TrueTrue dan Codewiz. Seperti yang telah saya ajarkan kepada siswa di sekolah. 

Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri)

Diseminasi Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri) 

Belajar Computer Science Bersama Dosen Harvard Antara Etika Akademik & Keunggulan Digital

Pengalaman saya tiga tahun silam tepatnya pada bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023 saya mendapatkan kesempatan mengikuti Digital Skill bagi guru yaitu belajar Computer Science CS50x Harvard University kerjasama Kemendkikbud ketika itu yang saat ini berubah menjadi Kemendikdasmen bersama Harvard University melalui beasiswa microcredential LPDP (Pendidikan Non Gelar) selama 6 bulan. 

Pengalaman selama 6 bulan ini tidak hanya belajar ilmu komputer, tetapi juga membuka mata saya bagaimana kecanggihan teknologi yang digunakan oleh Harvard dalam pendidikan salah satunya  pemanfaatan AI dalam pembelajaran. Walaupun belajar secara full online dan semua tugas dikerjakan secara online sudah tidak diragukan lagi bagaimana kecanggihan mereka membangun sistem pendeteksi tugas. 

Jika tugas yang kita kerjakan meniru tugas teman, ataupun dikerjakan oleh AI, tidak perlu waktu lama AI bekerja mendeteksi siapa yang plagiat dan siapa yang meminta bantuan AI dalam menjawab tugas. Harvard dengan tegas mengeluarkan surat DO kepada peserta yang melanggar. Dan  selama 6 bulan itu tidak sedikit rekan kami menerima surat DO. Apapun alasan yang diberikan mereka sangat zero toleransi jika peserta melakukan plagiarisme. Dari situ saya memahami orang yang bijak menggunakan AI akan menjadi pemenang pada era society 5.0 ini. 

Dokumentasi kegiatan CS50x Harvard University (Dokpri)


Empat Alasan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Mendukung Pembelajaran Coding dan AI


1. AI Membantu Guru Mengembangkan dan Personalisasi Soal

Hampir 20 tahun saya menjadi guru, salah satu tugas yang menyita waktu yaitu jika membuat soal harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Begitu sulitnya melakukan personalisasi soal secara manual sehingga tidak jarang saya membuat soal tampa melakukan diferensiasi pemahaman siswa. Asesmen pun dilakukan manual, dengan menggunakan kertas sehingga selesai ujian saya harus mengoreksi jawaban siswa satu per satu. Jenuh? Tentu. Melelahkan? Pasti. Namun segalanya berubah ketika teknologi AI hadir dalam dunia pendidikan.

Kini, dengan bantuan AI dan beraneka ragam platform asesmen online seperti Quizizz, Kahoot, Wordwall, dan lainnya saya bisa mengembangkan soal dengan lebih cepat, bervariasi, dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Proses penilaian jadi lebih otomatis, hasil langsung terlihat, dan siswa pun terlibat dengan lebih antusias dan gembira.

asesmen dengan memanfaatkan word wall

2. AI Asesmen tools (Gradescope) Membantu Koreksi Tugas, Ujian secara Otomatis

Mengoreksi tugas atau ujian siswa adalah hal yang sering saya lakukan. Akan tetapi sebelum AI hadir saya masih jarang memberikan umpan balik secara personal. Seringnya disampaikan secara klasikal. Sebagai guru Mata Pelajaran yang mengajar 12 kelas dengan jumlah 380 siswa berapa banyak waktu dan tenaga yang harus saya persiapkan untuk memberikan penilaian beserta umpan baliknya jika dilakukan secara manual. Sangat jauh berbeda jika saya memanfaatkan Gradescope yaitu AI Assessment tools yang berfokus pada otomatisasi penilaian. Selain bisa menilai secara otomatis gradescope mampu mengelompokkan secara otomatis jawaban-jawaban yang serupa. Sehingga dengan mudah kita ketahui siapa saja siswa yang bekerjasama atau menyontek.

Written test (Dokpri)

3. Chat GPT, Gemini, Deepseek Membantu Guru Brainstorming Metode Pembelajaran yang Seru

Chat GPT atau AI Generatif lainnya sangat membantu saya dalam memberikan ide yang belum pernah terpikirkan. Hanya dengan mengetik  prompt yang kita berikan dalam beberapa saat Chat GPT akan memberikan jawaban yang cukup lengkap. Seperti contoh berikut ketika saya ingin merancang pembelajaran yang berkaitan dengan komputasional thinking seketika jawaban akan muncul sesuai dengan apa yang saya minta.

4. Ai Bantu membuat media pembelajara (ilustrasi, infografis, komik)

Membuat media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa tentu saja diperlukan guru yang kreatif, inovatif dan mampu menggunakan TIK dengan baik. Akan tetapi tidak semua guru  memiliki kemampuan IT yang mumpuni. Sebelum saya mengenal AI media pembelajaran yang saya buat sangat terbatas karena saat itu ketika saya ingin membuat media pembelajaran seperti ilustrasi, infografis atau komik saya harus mampu menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung. Sebagai contoh saya menggunakan IbisPaint untuk membuat ilustrasi yang saya inginkan. Akan tetapi permasalahannya adalah waktu dan kejenuhan karena untuk membuat komik dari IbisPaint memerlukan ketekunan dan kesabaran sehingga media yang saya inginkan sulit terwujud. Semua berubah dengan kehadiran AI dengan waktu yang sangat singkat apa yang ingin saya buat bisa terbantu dengan AI.

 Prompt yang dijalankan pada gemini

Itulah empat alasan mengapa AI harus dimanfaat dalam pembelajaran dan akan lebih mudah terealisasi jika menggunakan Laptop AI Terbaik 2025 – ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yaitu Laptop Kualitas Maksimal untuk Berbagai Kebutuhan. 


Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Laptop Ideal Untuk Belajar dan Mengajar

Dunia terus berubah terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan masyarakat sehingga kurikulum harus mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan agar murid siap menghadapai tantangan global. Kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan ASUS berupaya meningkatkan pengalaman bagi penggunanya. Seperti Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki alasan mengapa menjadi salah satu laptop ideal dalam Belajar maupun Mengajar Coding dan AI.

Akselerasi AI yang Luar Biasa

Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+TOPS. Memiliki "otak" khusus yang sangat efisien dalam memproses operasi AI. Merupakan laptop pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V.

Untuk coding AI, terutama dalam bidang deep learning dan machine learning, NPU ini akan mempercepat pelatihan model, inferensi, dan simulasi AI yang kompleks. Sehingga siswa dapat bereksperimen dengan model AI yang lebih besar dan kompleks tanpa khawatir performa ngedrop

Selain itu fitur-fitur Copilot+ PC akan berjalan sangat mulus berkat NPU ini, sangat membantu dalam menulis kode lebih cepat, merangkum dokumen teknis, dan lainnya. Tidak seperti ketika saya kuliah pada saat belajar pemrograman semua kode diketik secara manual, jika ada perintah yang kurang saja seperti titik atau koma menyebabkan syntax error

Efisiensi Daya Tinggi untuk Sesi Belajar Panjang

Salah satu keunggulan utama NPU adalah kemampuannya melakukan tugas AI dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Didukung baterai dengan kekuatan 72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion. Saat menjalankan script AI dan bereksperimen dengan algoritma dan fitur AI harian sehingga bisa belajar coding dan AI berjam-jam tanpa perlu sering mencari colokan listrik.



Desain Mewah dan Tangguh Mobilitas Tinggi

Asus Zenbook S14 OLED terkenal dengan desainnya yang mewah dan tangguh dibuat menggunakan bahan khusus yaitu ASUS Ceraluminum™.   Memiliki dimensi 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm dengan berat hanya 1,2 kg sehingga cocok dibawa kemana-mana. Tak perlu lagi repot membawa dongle atau adaptor tambahan saat bepergian. ZenbookS 14 OLED dirancang dengan semua port penting yang berfungsi penuh, memastikan koneksi cepat dan mulus, bahkan, ada juga jack audio combo yang praktis.

Sangat mendukung guru, siswa maupun masyarakat yang sedang belajar coding  dan AI karena bisa dilakukan dimana saja baik di kafe, kampus, atau saat bepergian tanpa harus berada ditempat tertentu. 

Pengembangan AI On-Device (Lokal) yang Lebih Cepat dan Aman

Memiliki NPU yang kuat, banyak proses AI yang biasanya memerlukan cloud computing kini bisa dilakukan secara lokal di laptop karena didukung dengan media penyimpanan 1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD dan memory 32GB LPDDR5X. Hal ini dapat membuat proses lebih cepat, tetapi juga meningkatkan privasi dan keamanan data. Bahkan bisa menguji model AI dengan data sensitif tanpa harus mengunggahnya ke server eksternal.


Layar OLED yang Mengagumkan untuk Visualisasi Data dan Audio Terbaik

Layar OLED 3K (2880 x 1800) 120Hz pada Zenbook S14 OLED sangat ideal untuk visualisasi data dan hasil model AI. Warna yang akurat, kontras yang tinggi, dan response time yang cepat membuat grafik, heatmap, dan output visual dari model AI terlihat sangat jelas dan detail, sangat membantu siswa untuk belajar, membuat konten, berkolaborasi online, atau mengakses informasi secara inheren dalam meningkatkan literasi digital. Layar OLED yang superior memungkinkan visualisasi data yang jelas, sementara performanya mendukung penggunaan berbagai aplikasi digital yang dibutuhkan untuk literasi digital yang komprehensif. 

Zenbook S 14 OLED (UX5406) ditenagai empat speaker yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®. Dengan bodinya yang ramping, laptop ini menghadirkan suara yang kaya dan mendalam. ASUS berhasil mengoptimalkan sistem audionya sehingga menghasilkan suara berkualitas premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif untuk musik atau film favorit yang sedang diputar.


Multitasking Lancar untuk Developer

Saat belajar coding AI, besar kemungkinan akan membuka IDE (Integrated Development Environment) seperti VS Code atau PyCharm, browser dengan banyak tab untuk riset, terminal, dan mungkin juga aplikasi virtual machine. NPU akan mengambil alih beban kerja AI, membebaskan CPU dan GPU untuk menangani tugas-tugas coding dan multitasking lainnya dengan mulus.

Touchpad Luas dan Backlit Keyboard

Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini, touchpad-nya dibuat lebih besar, dan ukurannya disesuaikan dengan bentuk layar laptop ketika menggerakkan jari akan lebih nyaman selain itu  bisa melakukan gerakan seperti scroll dua jari atau zoom dengan mencubit, sehingga menjadi lebih gampang dan lebih leluasa saat mengontrol kursor.

Selain touchpad yang ditingkatkan, laptop ini juga dilengkapi dengan keyboard berlampu latar (backlit keyboard). Fitur ini sangat berguna saat berada di tempat yang minim cahaya atau bahkan gelap, seperti di kafe remang-remang, pesawat, atau kamar tidur di malam hari. Ketika dalam keadaan terdesak dengan kondisi lampu yang kurang memadai dapat melihat setiap huruf dan angka dengan jelas, sehingga mengetik jadi tetap akurat dan nyaman.



ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Dilengkapi Copilot 

Fitur Copilot pada  ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan asisten AI bawaan pada windows 11 yang dapat membantu user dalam menyelesaikan tugas secara lebih cepat dan efisien baik menggunakan suara ataupun teks. Dengan menekan Copilot Key user dapat mengakses fitur sistem dan memberikan jawaban atau rekomendasi cerdas.

Pendinginan Canggih dan Keamanan Berlapis

Biar bodinya ramping dan premium, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) memiliki sistem pendingin yang canggih. Ada vapor chamber ultra-tipis dan dua kipas IceBlade yang bikin laptop ini tetap dingin tanpa berisik. ASUS juga menggunakan desain ventilasi unik di atas keyboard agar aliran udaranya makin lancar, jadi sistem pendinginnya bisa bekerja di bawah 25dB. Hasilnya, Zenbook S14 OLED ini tetap nyaman dipakai. Ngoding, melatih AI, nonton, mengedit video berjam-jam tidak perlu khawatir lagi dan yang paling penting tidak berisik, jadi aman kalau kerja di kamar tidak mengganggu anak atau pasangan yang sedang tidur.

Selain itu, laptop ini juga super aman dengan Microsoft Pluton. Sebagai guru plus operator Zenbook S 14 OLED  sangat melindungi dari ancaman siber. Fitur seperti Windows Hello untuk login wajah cepat, Adaptive Lock yang otomatis mengunci layar . dan Adaptive Dimming yang meredupkan layar, semua ini menjaga privasi dan keamanan proyek coding dan AI. Gak kebayang kalau data Dapodik yang sudah saya kerjakan di otak atik sama cyber bisa gak cair sertifikasi guru.



Teknologi Hadir Antara Menerima Dengan Hati Atau Menolak Dengan Alasan

Masuknya Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) dalam mata pelajaran menguatkan jika pembelajaran saat ini tidak terlepas dengan teknologi terutama komputer/laptop. Hadirnya teknologi  KA/ AI memiliki respon yang berbeda-beda yang terbagi menjadi 3 kelompok. 

Kelompok Technophobia yaitu kelompok yang cemas berlebihan terhadap teknologi termasuk AI. Sehingga mereka sangat menghindari alat-alat digital seperti komputer, gawai karena menganggap teknologi bisa menggantikan manusia secara negatif

Kelompok Digital Luddite yaitu kelompok yang bersikap kritis terhadap teknologi digital, bukan karena takut, tapi karena ideologi atau prinsip. Mereka menolak karena nilai-nilai tertentu seperti masalah privasi, kesetaraan ataupun humanisme. Kelompok ini bisa jadi sangat melek teknologi akan tetapi memilih tidak menggunakannya karena mempertanyakan etika dan dampak sosial dari teknologi.

Kelompok AI Enthusiast yaitu kelompok yang bersemangat, tertarik, dan cenderung mendukung pemanfaatan AI dalam berbagai aspek kehidupan dan terbuka terhadap eksperimen dan eksplorasi untuk menyelesaikan masalah.

Dari ketiga kategori tersebut awalnya saya berada pada posisi Digital Luddite yang selalu memikirkan dampak negatif dari penggunaan AI akan tetapi lambat laun ketika saya memanfaatkan AI dalam pembelajaran dan merasakan manfaatnya membuat saya semakin mantap  berada pada barisan AI Enthusiast. 

Terlebih lagi jika didukung Laptop ASUS Zenbook S14OLED (UX5406SA) dengan kemampuan NPU 45+TOPS  semakin produktif, semangat berkarya, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan profesi saya sebagai guru dan sebagai konten kreator.  Bagi saya, kehadiran teknologi NPU 45+TOPS pemanfaatan AI dapat mengefisiensikan waktu dalam membuat konten pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang kreatif, efektif dan up to date.


Pertimbangkan Upgrade Laptop Dengan NPU 45+TOPS

Saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk beralih ke laptop dengan NPU 45+ TOPS karena dengan aktivitas yang padat dan multitasking hingga 10 jam screen time perharinya. Dimana laptop yang saya gunakan kurang mendukung aktivitas yang saya lakukan karena batre yang tidak tahan lama hanya bertahan 2-3 jam sehingga mengganggu pekerjaan saya terlebih ketika sedang zoom lupa mencolokkan batre hingga keluar zoom padahal sedang menjadi narasumber. Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki kekuatan batre hingga 27 jam dengan kecepatan charging 60% dalam 49 menit ini menjadi salah satu alasan yang menjadi pertimbangan. 

Selain itu aktivitas saya sebagai guru yang mengajar Informatika, Koding dan Kecerdasan Artifisial, mengerjakan tugas Operator Sekolah serta membuat konten pembelajaran tentu saja sangat memerlukan aplikasi kreatif berbasis AI dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi.  Melihat kelebihan yang dimiliki ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) saya yakin pekerjaan saya menjadi lebih cepat,  menghemat waktu,  tenaga karena lebih mudah dan cepat diselesaikan.


Sebagai perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu grafis, dan router terbaik di dunia dengan visi sebagai perusahaan teknologi terdepan dan paling inovatif di dunia ASUS telah melakukan lebih dari yang disampaikan oleh Steve Jobs

You can't just ask customers what they want and then try to give that to them. By the time you build it, they'll want something new." 

“Anda tidak dapat hanya bertanya kepada pelanggan apa yang mereka inginkan dan kemudian mencoba memberikannya kepada mereka. Pada saat Anda membangun produknya, mereka akan menginginkan sesuatu yang baru.”

 


Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.




Continue reading ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan Performa NPU 45+TOPS Akselerator Coding dan AI untuk Masa Depan Pembelajaran