Computational
Thinking atau berpikir komputasi adalah
suatu metode untuk memecahkan masalah, merancang sistem, dan memahami perilaku
manusia, dengan cara-cara yang dapat diterapkan pada komputer. Intinya, ini
bukan tentang berpikir seperti komputer, tetapi menggunakan konsep-konsep dasar
ilmu komputer untuk memecahkan masalah di berbagai bidang
Empat Pilar Berpikir Komputasi
Komputasional
thinking memiliki empat pilar utama:
1. Dekomposisi
Dekomposisi adalah proses memecah masalah yang kompleks menjadi beberapa bagian
yang lebih kecil dan lebih mudah dipecahkan. Ketika kita memiliki masalah yang
sangat besar, terkadang sulit untuk tahu di mana harus memulainya. Dengan
memecah masalah menjadi beberapa bagian, kita dapat fokus untuk memecahkan satu
masalah kecil pada satu waktu.
2. Pengenalan
Pola Pengenalan pola adalah proses menemukan kesamaan dalam masalah yang
berbeda dan menggunakan solusi yang telah berhasil diterapkan pada masalah
sebelumnya. Ketika kita dapat mengenali pola, kita tidak perlu menemukan solusi
baru setiap kali kita menemukan masalah.
3. Abstraksi
Abstraksi adalah proses menyembunyikan detail yang tidak relevan dan hanya
berfokus pada informasi yang penting. Dengan kata lain, kita menyederhanakan
masalah dengan hanya berfokus pada informasi yang relevan dan mengabaikan
detail yang tidak relevan.
4. Algoritma
Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk
memecahkan masalah. Ketika kita memiliki masalah yang kompleks, kita perlu
membuat algoritma untuk memecahkannya.
Perbedaan Dekomposisi, Abstraksi dan Algoritma
1. Dekomposisi
(Decomposition) Dekomposisi adalah proses memecah masalah atau sistem yang
kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Setiap bagian dapat dipecahkan secara terpisah, yang pada akhirnya akan
memudahkan penyelesaian masalah secara keseluruhan.
Analogi: Ketika Anda ingin membuat kue, Anda tidak
langsung mencampur semua bahan. Sebaliknya, Anda memisahkan prosesnya:
menyiapkan bahan-bahan kering, mengocok telur dan gula, dan sebagainya.
Ini adalah dekomposisi.
2. Abstraksi
(Abstraction) Abstraksi adalah proses menyembunyikan detail yang tidak relevan
dan hanya menyoroti informasi yang penting. Tujuannya adalah untuk fokus pada
inti masalah tanpa terganggu oleh hal-hal sepele. Ini membantu kita melihat
pola umum dan membuat model sederhana dari masalah yang rumit.
Analogi: Saat menggunakan peta, Anda tidak
memerlukan informasi tentang setiap pohon atau batu. Peta hanya
menunjukkan jalan, sungai, dan landmark utama. Detail yang tidak relevan
(pohon, batu) telah dihilangkan atau diabstraksi.
3. Algoritma
(Algorithms) Algoritma adalah serangkaian instruksi atau langkah-langkah yang
terperinci dan berurutan untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan
tertentu. Algoritma harus jelas, spesifik, dan dapat dijalankan. Ini adalah
implementasi dari ide-ide yang dihasilkan dari dekomposisi dan abstraksi.
Analogi: Resep kue adalah sebuah algoritma. Resep
tersebut memberikan langkah-langkah yang spesifik (misalnya, "campur
tepung dan baking powder," "panggang pada suhu 180°C selama 30
menit") yang harus diikuti secara berurutan untuk mendapatkan hasil
akhir (kue).
Contoh Pemecahan Masalah Berpikir Komputasi
Berikut adalah
contoh komputasional thinking dalam kehidupan sehari-hari:
Memasak nasi
Memasak nasi adalah contoh yang bagus dari komputasional thinking. Ketika kita
memasak nasi, kita tidak berpikir tentang setiap butir beras, kita hanya
memikirkan prosesnya.
Dekomposisi: Kita memecah proses memasak nasi
menjadi beberapa bagian: mencuci beras, menambahkan air, memasak nasi di
rice cooker, dan menyajikan nasi.
Pengenalan Pola: Ketika kita memasak nasi, kita
tahu bahwa prosesnya sama setiap kali kita memasak nasi. Kita dapat
menggunakan resep yang sama untuk setiap kali kita memasak nasi.
Abstraksi: Kita tidak perlu berpikir tentang setiap
butir beras saat memasak nasi, kita hanya perlu berpikir tentang
prosesnya. Kita juga tidak perlu tahu bagaimana cara kerja rice cooker,
kita hanya perlu tahu cara menggunakannya.
Algoritma: Kita memiliki serangkaian
langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk memasak nasi. Kita
mencuci beras, menambahkan air, dan menyalakan rice cooker.
Mencari arah
Mencari arah adalah contoh lain dari komputasional thinking. Ketika kita
mencari arah, kita tidak memikirkan setiap jalan, kita hanya memikirkan rute.
Dekomposisi: Kita memecah perjalanan menjadi
beberapa bagian: dari rumah ke jalan utama, dari jalan utama ke
persimpangan, dan dari persimpangan ke tujuan.
Pengenalan Pola: Ketika kita mencari arah, kita
tahu bahwa prosesnya sama setiap kali kita mencari arah. Kita dapat
menggunakan peta yang sama untuk setiap kali kita mencari arah.
Abstraksi: Kita tidak perlu berpikir tentang setiap
bangunan saat mencari arah, kita hanya perlu berpikir tentang rute. Kita
juga tidak perlu tahu bagaimana cara kerja GPS, kita hanya perlu tahu cara
menggunakannya.
Algoritma: Kita memiliki serangkaian
langkah-langkah yang jelas dan terstruktur untuk mencari arah. Kita
memeriksa peta, mengikuti petunjuk, dan mencapai tujuan.
Dalam ilmu
komputer, komputasional thinking digunakan untuk memecahkan masalah yang
kompleks. Komputasional thinking membantu para ilmuwan komputer untuk membuat
algoritma yang efektif, menyederhanakan masalah, dan menemukan solusi yang
optimal.
Sebenarnya ini cerita beberapa bulan lalu pada saat mudik
tapi baru ditulis sekarang ceritanya. But it’s oke lah yah buat ninggalin jejak
di blog Cikgu. Mudik transit Singapore sebenarnya keinginan Cikgu yang sudah
sangat lama, tapi kendala hanya tidak memiliki paspor, entahlah kok enggan
membuat paspor kala itu.
Memang jika Cikgu mudik di daerah asal Tanjungpinang banyak
pertimbangannya karena Cikgu tinggal di Kab.Jembrana, sementara jika naik
pesawat harus ke Denpasar dengan jarak tempuh sekitar 4-5 jam. Naik pesawat
dari Denpasar ke Tanjungpinang tidak ada yang langsung harus transit dan
biayanya cukup menguras tabungan.
Tahun ini agar ekonomis awalnya Cikgu dan keluarga mau
mudik dari Jembrana ke Tanjungpinang transit dari Surabaya - Batam-Tanjungpinang, akan tetapi
harga tiket pada saat itu satu juta lima ratusan untuk Surabaya-Batam sedangkan
dari Jembrana ke Surabayanya naik kendaraan pribadi yang masih mengeluarkan biaya
bensin, biaya kapal dan biaya penginapan itu pun masih perlu biaya tambahan
feri dari Batam menuju Tanjungpinang.
Setelah dipikir-pikir akhirnya mencoba searching harga
tike dari Dps-Changi ternyata harga tiket 780k per orang dan hanya menambah
10$ Singapore untuk membeli kartu MRT menuju Fery Terminal Tanah merah dan harga
tiket 500k untuk menuju ke Tanjungpinang.
Sempat surprise bisa menghemat 50% dan kebetulan sudah
memiliki paspor, akhirnya memutuskan untuk transit di Singapura sambil city tour. Memang untuk akomodasi dan biaya makan di Singapura cukup mahal jika
dibanding dengan Indonesia. Untuk hotel yang sangat sederhana harganya diatas
1,8 juta per malam akan tetapi jika dikonversikan dengan biaya yang sama dengan
memilih transit Singapore sudah dapat bonus refreshing, round city dan menginap
semalam di Singapura.
By the way Bandara Changi juga menyediakan Bus City Tour gratis bagi wisawatan yang transit loh. Tapi persyaratannya minimal transitnya lebih dari 5 jam dan transit ke negara berikutnya by plane. Lumayan kan bisa keliling kota Singapura gratis.
Sebelum berangkat tentu saja Cikgu menyiapkan tiket,
paspor dan menginstal dan mengisi MYICA yaitu aplikasi yang wajib diisi oleh pengunjung
yang akan ke Singapura. Setelah pesawat landing dan keluar dari imigrasi rute
pertama tentu Cikgu dan keluarga ingin melihat air terjun yang viral di Changi
Airport yaitu jewels water fall. Karena kami landing di terminal 4 maka untuk
menuju kesana tinggal menggunakan bus gratis bandara. Tidak lupa kami berfoto
sebagai dokumentasi kenangan perjalanan di Singapura.
Setelah
mengeksplore Changi airport kami menuju terminal 2 untuk menaiki MRT menuju Hotel
ST Signature Jalan Besar di kawasan little India. Untuk menaiki MRT jangan lupa
untuk membeli kartu MRT seharga 10$ per kartu dimana isi perdananya hanya 5$ jika
habis bisa diisi ulang dan berlaku selama 5 tahun.
Pengalaman
pertama pasti ada aja yang tidak mulus Cikgu dan keluarga salah turun terminal
yang seharusnya turun di diterminal jalan besar tapi kami turun diterminal MRT Bugis
sehingga kesulitan menemukan hotel hinga
hampir 2 jam. Setelah tanya kepada orang
sekitar akhirnya kami tiba di hotel ST Signature. Kamarnya jangan ditanya hanya
ukuran 2m x1.5m dengan posisi tempat tidur gantung untuk double dan bed single
di bawah. Walaupun kamar mandinya sharing jangan khawatir ada banyak toilet dan
kamar mandi yang tersedia.
Setelah
istirahat sejenak karena masih di susana Ramadhan pada sore hari kami
mengunjungi Masjid Sultan sambil berkeliling di area sekitar yang ditemani oleh
Pak Cik Yahya yang merupakan ketua AIM Singapore organisasi sosial yang
membantu panti asuhan maupun pesantren yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Disini Kami berbuka dengan nasi kebuli, mie dan martabak khas India untuk harga
kisaran 15-30$ per menu.
Keesokan
hari kami menuju Merlion Park dengan menggunakan MRT dari MRT Jalan Besar
menuju Rafles. Di sini kami banyak naik turun MRT sekitar 1 jam perjalanan kami tiba di Merlion Park icon dari Singapura
patung Singa yang mengeluarkan air dari dalam mulutnya. Setelah puas disini
kami kembali ke hotel dan tiba di hotel pukul 11.30 siang.
Tak disangka kami
masih bertemu anggota AIM lainnya Bang Raimi dan diajak berkelilig kota dengan
taksinya dan mampir di Universal Studio dan kami diantar ke fery terminal sore
hari pukul 17.00 waktu Singapore kami menaiki kapal fery menuju Tanjungpinang dan tiba
pukul 18.15 WIB. Itulah cerita perjalanan Cikgu mudik transit Singapore. Ditunggu ya cerita Cikgu berikutnya.
Dokumen Panduan Pembelajaran dan Asesmen berisi
panduan untuk pembelajaran dan asesmen bagi pendidik pada tingkat satuan
pendidikan. Dokumen ini mencakup:
Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran
mendalam adalah pendekatan yang menekankan pada suasana belajar yang
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati,
olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
Tiga prinsip
utama yang mendukung pembelajaran mendalam adalah berkesadaran, bermakna,
dan menggembirakan.
Berkesadaran: Pengalaman belajar di mana murid memiliki
kesadaran untuk menjadi pembelajar aktif dan mampu meregulasi diri.
Bermakna: Pembelajaran terjadi ketika murid dapat
menerapkan pengetahuannya secara kontekstual, tidak hanya sebatas
memahami informasi.
Menggembirakan: Suasana belajar yang positif, menantang,
menyenangkan, dan memotivasi.
Kerangka
kerja pembelajaran mendalam terdiri dari empat komponen: (1) dimensi
profil lulusan, (2) prinsip pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4)
kerangka pembelajaran.
Pembelajaran
mendalam difokuskan pada pencapaian delapan dimensi profil lulusan: (1)
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, (2) kewargaan, (3) penalaran
kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan,
dan (8) komunikasi.
Pengalaman Belajar
Pembelajaran
mendalam memberikan pengalaman belajar kepada murid dengan:
Memahami: Murid difasilitasi untuk aktif mengonstruksi
pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam terhadap konsep atau
materi dari berbagai sumber dan konteks.
Mengaplikasi: Murid mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh dalam kehidupan secara kontekstual sebagai proses perluasan
pengetahuan.
Merefleksi: Murid mengevaluasi dan memaknai proses serta
hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Panduan ini
berisi kerangka kerja pembelajaran mendalam, perencanaan pembelajaran dan
asesmen, pelaksanaan pembelajaran dan asesmen, pengolahan dan pelaporan
hasil asesmen, serta contoh-contoh yang dapat memandu pendidik.
Panduan ini
juga memuat proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran, merumuskan tujuan
pembelajaran, dan mengurutkannya menjadi alur tujuan pembelajaran.
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Pengolahan
hasil asesmen dapat dilakukan secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Terdapat
beberapa opsi pengolahan nilai rapor, seperti pembobotan, persentase, dan
rata-rata, yang dipilih sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
Terdapat juga
contoh pengolahan data kualitatif untuk rapor tingkat SMP dan SMK.
Latar Belakang dan Tujuan Panduan
Panduan ini
merupakan dokumen yang berisi kerangka kerja pembelajaran mendalam,
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil asesmen, serta
contoh-contoh untuk memandu pendidik dan pemangku kepentingan di satuan
pendidikan.
Tujuan revisi
panduan ini adalah untuk memperjelas dan mempermudah pendidik dalam
memahaminya.
Panduan ini
dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang
mengacu pada standar proses dan standar penilaian.
Asesmen yang
diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi murid.
Sasaran Pengguna
Panduan ini
ditujukan untuk pendidik, kepala sekolah, pengawas sekolah/penilik, dan
komunitas belajar.
1. Fungsi Kurikulum Satuan Pendidikan Panduan ini adalah dokumen hidup (living document)
yang membantu satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan berkualitas. Fungsinya
adalah:
Mengembangkan
kemandirian dan kompetensi kepala satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga
kependidikan untuk mengorganisasi dan merencanakan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Membantu
kepala satuan pendidikan melakukan diversifikasi kurikulum berdasarkan
potensi dan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan murid.
Menciptakan
rasa kepemilikan dan kolaborasi di antara pemangku kepentingan untuk
menyukseskan pelaksanaan kurikulum.
2. Prinsip Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Kurikulum satuan pendidikan disusun berdasarkan lima
prinsip:
Berpusat pada
murid: Pembelajaran harus
memenuhi keragaman potensi, kebutuhan, perkembangan, tahapan belajar, dan
kepentingan murid.
Kontekstual: Menunjukkan diversifikasi berdasarkan
karakteristik satuan pendidikan, konteks daerah (sosial budaya dan
lingkungan), serta dunia kerja (khusus SMK).
Esensial: Memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan, menggunakan bahasa yang
lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
Akuntabel: Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis
data dan aktual.
Melibatkan
berbagai pemangku kepentingan: Melibatkan komite satuan pendidikan, orang tua, organisasi, serta
dunia kerja untuk SMK dan SLB/SMALB.
3. Komponen Kurikulum Satuan Pendidikan Panduan ini menjabarkan komponen-komponen utama
kurikulum yang perlu ada dalam dokumen KSP:
Karakteristik
satuan pendidikan:
Menggambarkan kondisi murid, pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, serta sosial budaya berdasarkan analisis konteks.
Visi, misi,
dan tujuan: Visi
menggambarkan tujuan jangka panjang satuan pendidikan. Misi menjelaskan
cara satuan pendidikan mencapai visi. Tujuan mendeskripsikan hasil akhir
kurikulum yang berdampak pada murid dan selaras dengan delapan dimensi
profil lulusan.
Pengorganisasian
pembelajaran: Mengatur
muatan kurikulum, beban belajar, dan cara mengelola pembelajaran. Terdiri
dari intrakurikuler (kegiatan pembelajaran sesuai jadwal), kokurikuler
(penguatan dan pendalaman intrakurikuler), dan ekstrakurikuler
(pengembangan potensi, bakat, dan minat murid).
Perencanaan
pembelajaran: Meliputi
ruang lingkup satuan pendidikan (alur tujuan pembelajaran) dan ruang
lingkup kelas (rencana pelaksanaan pembelajaran/modul ajar).
4. Proses Penyusunan dan Revisi Panduan ini menekankan bahwa kurikulum satuan
pendidikan adalah dokumen yang dinamis dan perlu diperbarui secara
berkesinambungan.
Proses
penyusunannya bersifat tetap (mengacu pada kerangka dasar dan struktur
kurikulum nasional) dan fleksibel/dinamis (mengembangkan kurikulum sesuai
karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan).
Langkah-langkah
penyusunan meliputi analisis karakteristik satuan pendidikan, perumusan
visi-misi-tujuan, penentuan pengorganisasian pembelajaran, penyusunan
rencana pembelajaran, serta perancangan evaluasi, pengembangan
profesional, dan pendampingan.
Untuk satuan
pendidikan yang sudah memiliki dokumen, prosesnya dimulai dengan evaluasi
untuk peninjauan dan revisi, baik jangka pendek (per semester/tahunan)
maupun jangka panjang (4-5 tahun).
Panduan ini merupakan edisi revisi tahun 2025 yang
diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.
Panduan
Kokurikuler
A. Makna dan Pentingnya Kokurikuler
Pengertian: Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan
intrakurikuler dalam rangka pengembangan kompetensi, terutama penguatan
karakter. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang yang lebih fleksibel
bagi satuan pendidikan guna mengembangkan kegiatan yang dapat memenuhi
kebutuhan belajar murid dan menanamkan nilai-nilai satuan pendidikan.
Tujuan: Kegiatan kokurikuler bertujuan untuk mendukung
pencapaian delapan dimensi profil lulusan secara nyata dan kontekstual
melalui pengalaman belajar yang bermakna. Delapan dimensi tersebut adalah
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis,
kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
Karakteristik: Kokurikuler bersifat fleksibel dan kontekstual,
serta dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai kebutuhan satuan
pendidikan.
B. Kerangka Pembelajaran Kokurikuler
Panduan ini menyatakan bahwa kerangka pembelajaran
kokurikuler disusun dengan empat komponen yang saling terhubung:
Praktik
Pedagogis: Pendidik
berperan sebagai fasilitator yang mendampingi murid secara reflektif. Praktik
ini mengutamakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu melalui
model pembelajaran aktif seperti berbasis proyek atau berbasis masalah.
Lingkungan
Pembelajaran: Ruang
belajar kokurikuler tidak terbatas di dalam kelas, melainkan juga di luar
ruang formal seperti di dalam dan sekitar satuan pendidikan, komunitas
lokal, dan ruang digital. Lingkungan ini harus aman, terbuka, inklusif,
dan menghargai keberagaman cara belajar murid.
Kemitraan
Pembelajaran: Pelaksanaan
kokurikuler memerlukan kemitraan dengan berbagai pihak (disebut
"catur pusat pendidikan"):
Satuan
Pendidikan: Sebagai
pengendali seluruh kegiatan pembelajaran, satuan pendidikan merancang
kegiatan sesuai potensi lokal, kebutuhan murid, dan kompetensi yang ingin
dikembangkan.
Keluarga: Memberikan teladan, membimbing anak, dan
menciptakan ekosistem yang mendukung di rumah.
Masyarakat: Memberikan pengalaman dan pembelajaran yang
beragam dari lingkungan sosial di luar sekolah, serta menjadi sumber
pengetahuan praktis seperti kearifan lokal.
Media: Memungkinkan akses luas terhadap informasi,
menjadi sarana pembelajaran yang efektif, dan alat untuk menyampaikan
nilai serta narasi kegiatan kokurikuler.
Pemanfaatan
Teknologi Digital:
Teknologi digital dapat menjadi alat bantu untuk mencari referensi,
mendokumentasikan proses, berkolaborasi jarak jauh, dan mempublikasikan
hasil pembelajaran.
C. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Asesmen Kokurikuler
Perencanaan: Panduan ini memuat langkah-langkah dalam
merencanakan kokurikuler, dimulai dari pembentukan tim kerja, penentuan
dimensi profil lulusan yang akan diperkuat, hingga pemilihan tema dan
alokasi waktu.
Bentuk
Kegiatan: Kegiatan
kokurikuler dapat dilaksanakan dalam tiga bentuk utama:
Pembelajaran
kolaboratif lintas disiplin ilmu: Mengintegrasikan dua atau lebih mata pelajaran dalam satu tema
yang relevan dengan kehidupan nyata murid.
Gerakan
Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH): Pembentukan karakter melalui pembiasaan
positif yang dilakukan secara rutin dan terencana, meliputi: bangun pagi,
beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar,
bermasyarakat, dan tidur cepat.
Cara lainnya: Kegiatan yang dibuat untuk mencapai
nilai-nilai khas satuan pendidikan atau mengacu pada kebijakan pemerintah.
Pelaksanaan: Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang
mengamati dinamika pembelajaran, menyesuaikan strategi, dan menciptakan
ruang belajar yang menantang.
Asesmen: Asesmen kokurikuler merupakan bagian tak
terpisahkan. Asesmen formatif digunakan untuk memantau pemahaman murid,
sementara asesmen sumatif mengacu pada alur perkembangan delapan dimensi
profil lulusan.
Pelaporan
Hasil: Hasil kokurikuler
dilaporkan di rapor murid pada kolom tersendiri, berisi deskripsi kegiatan
dan pencapaian dimensi profil lulusan yang sudah ditentukan. Jika ada
lebih dari satu kegiatan dalam satu semester, laporannya mencakup dimensi
profil lulusan yang diperkuat dari semua kegiatan tersebut.
Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI)
telah membawa perubahan dalam dunia pendidikan, mengubah cara belajar, mengajar
menjadi lebih efisien, interaktif, dan personal. Seperti yang dikatakan oleh Dr.
Dale Allen, President & Co-Founder dari DXtera Institute.
“AI in education can only grow at the speed of trust” Makna dari kalimat ini adalah bahwa kemajuan dan
adopsi kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan sangat bergantung pada
seberapa besar kepercayaan yang diberikan oleh para pemangku kepentingan,
seperti siswa, guru, orang tua, dan institusi pendidikan itu sendiri. Tanpa
kepercayaan yang kuat terhadap keamanan, keadilan, keandalan, dan manfaat AI,
penerapannya akan terhambat, bahkan jika teknologinya sudah sangat canggih.
Pada libur panjang bulan Juni lalu saya mendapat pesan
WA dari Kepala Sekolah untuk mengikuti pelatihan Koding dan Kecerdasan
Artifisial atau yang dikenal dengan istilah AI atau KKA. Seluruh sekolah pada jenjang
SD, SMP dan SMA yang mendapatkan dana BOS Kinerja diwajibkan mengutus
guru untuk mengikuti pelatihan KKA dan Pembelajaran Mendalam.
Hadirnya KKA sebagai respon mempersiapkan tantangan
global dalam meningkatkan literasi digital dan keterampilan abad 21 untuk murid
di seluruh Indonesia. Sebagai guru Informatika saya harus siap mengajar KKA
yang merupakan bagian dari mata pelajaran pilihan. Semester ganjil ini jam saya
cukup padat, mengajar 32 jam perminggu dengan tambahan tugas operator Data
Pokok Pendidikan Sekolah (Dapodik) dan memiliki hobi membuat konten pembelajaran 10 jam adalah waktu minimal screen time saya bersama laptop.
Masuknya KKA merupakan bagian dari transformasi serta percepatan digitalisasi dalam pendidikan. Untuk itu pemerintah melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah serta digitalisasi pembelajaran yang tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2025.
Pembelajaran Digital Era Baru Bersama Guru Konten Kreator
Guru
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan digitalisasi di
sekolah. Guru menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Hadirnya Koding dan Kecerdasan Artifisial dalam pembelajaran sebagai salah satu
cara percepatan digitalisasi dalam lingkungan pendidikan. Sebagai guru
Informatika sudah menjadi keharusan memanfaatkan media digital dalam
pembelajaran dan telah saya lakukan sejak 5 tahun belakangan ini.
Dimulai pada saat pandemi yang ketika itu tujuannya
hanya ingin memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar dapat diakses
kapan saja dan dimana saja yang dipublish ke dalam blog dan youtube.
Perlahan-lahan tulisan dan video terus bertambah hingga saat ini ada ratusan
video dan tulisan yang ada di blog dan channel youtube yang saya miliki.
Sebagian besar konten yang saya buat mengenai materi pembelajaran, tutorial
maupun tentang menulis.
Salah satu video materi pembelajaran yang ada di chanel youtube cikgurita
Dalam membuat konten pembelajaran saya masih
menggunakan laptop keluaran 5 tahun lalu. Makin kesini saya merasakan performa
laptop semakin menurun. Untuk mengedit video sederhana saja perlu menghabiskan
waktu sekitar 2-3 jam begitu juga ketika render video. Belum lagi jika menggunakan AI dan bekerja secara multitasking dan membuka banyak aplikasi menyebabkan hanya
loading di tempat jika di klik menyebabkan not responding.
Terkadang
menghadapi kondisi tersebut sering menimbulkan bad mood. Awalnya
semangat ingin membuat konten karena memiliki ide tapi menjadi kacau karena
laptop yang lambat. Keadaan ini cukup mempengaruhi emosi saya yang awalnya
ingin menyelesaikan tulisan tapi malah terganggu dengan masalah-masalah yang semestinya tidak terjadi.
Sebagai guru multitasking, belajar sambil mengajar
tentu memerlukan laptop yang berkecepatan tinggi yang di support dengan
kemampuan AI memadai. Saya pun mulai berselancar di dunia maya hingga menemukan
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan NPU 45+TOPS.
Apa itu NPU+TOPS?
NPU
merupakan singkatan dari Neural Processing Unit yaitu prosesor khusus yang
dirancang untuk mempercepat pemrosesan AI (Artificial Intelligence). ASUS
Zenbook S14 OLED (UX5406SA) berbeda dengan laptop pada umumnya menggunakan CPU
(Central Processing Unit) yang bertindak sebagai "otak" utama dan GPU
(Graphics Processing Unit) yang fokus pada grafis. NPU didedikasikan untuk
tugas-tugas AI salah satunya mengefisiensi pemrosesan AI karena NPU mampu
memproses tugas-tugas AI lebih efisien dan cepat dibandingkan CPU atau GPU
karena daya yang dikonsumsi lebih rendah dan kecepatan pemrosesan lebih tinggi.
Angka "45-TOPs" pada ASUS Zenbook S14 OLED
menunjukkan performa NPU tersebut. TOPs (Tera Operations Per Second)
adalah ukuran kecepatan komputasi untuk NPU. 1 TOP sama dengan satu triliun
operasi per detik. Jadi, NPU 45-TOPs berarti NPU tersebut mampu melakukan 45
triliun operasi per detik, menunjukkan kemampuannya yang sangat tinggi dalam
menjalankan beban kerja AI.
ASUS
Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi
modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah
diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8
core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics
serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Bagaimana Keunggulan NPU?
Integrasi NPU seperti yang ada di ASUS Zenbook S14OLED membawa beberapa keunggulan yang cukup signifikan diantaranya:
Performa AI yang Lebih Cepat dan Efisien
NPU dirancang khusus untuk tugas AI, sehingga dapat
menjalankan algoritma AI seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami,
efek video real-time (misalnya, background blur, eye contact
correction), dan fitur Copilot + PC dengan jauh lebih cepat dan lancar
dibandingkan jika tugas tersebut hanya mengandalkan CPU atau GPU. Aplikasi AI
pada ASUS Zenbook S14 OLED dapat merespons secara instan tanpa lag.
Hemat Daya dan Baterai Lebih Tahan Lama
NPU sangat efisien dalam menangani beban kerja
AI, sehingga mengkonsumsi daya yang jauh lebih sedikit dibandingkan CPU atau
GPU untuk tugas yang sama. Dengan mengalihkan tugas-tugas AI ke NPU, beban
kerja CPU dan GPU berkurang, yang secara signifikan memperpanjang masa pakai
baterai laptop, sangat ideal untuk mobilitas tinggi.
Multitasking dan Produktivitas yang Lebih Baik
Dengan NPU yang menangani tugas-tugas AI di latar
belakang, CPU dan GPU utama bebas untuk fokus pada tugas-tugas komputasi umum
lainnya. Ini menghasilkan pengalaman multitasking yang lebih mulus dan
responsive, bahkan melakukan video call dengan efek studio, mengedit
foto/video dengan fitur AI, atau menggunakan asisten AI tanpa mengorbankan
performa aplikasi lain.
Keamanan dan Privasi Lebih Terjamin
Banyak pemrosesan AI dapat dilakukan secara on-device
(langsung di laptop) oleh NPU, mengurangi ketergantungan pada komputasi cloud.
Ini berarti data tidak perlu dikirim ke server eksternal, sehingga dapat
meningkatkan privasi dan keamanan.
Belajar Coding & AI Jadi Lebih Powerful Dengan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA)
Koding adalah
proses memberikan instruksi kepada komputer agar dapat menjalankan tugas
tertentu. Instruksi ini ditulis dalam bentuk kode menggunakan bahasa
pemrograman, seperti Python, JavaScript, atau PHP. Tanpa koding, komputer
hanyalah perangkat kosong yang tidak dapat melakukan apa-apa. Sedangkan Artificial
Intelligence (AI) atau Kecerdasan Artifisial (KA) adalah
kemampuan sistem komputasi untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya
membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah,
memahami, dan mengambil keputusan.
Koding yang diajarkan pada jenjang SMP yaitu koding
berbasis visual salah satunya menggunakan aplikasi scratch. Koding dalam aplikasi scratch dapat diintegrasi dengan alat robotik seperti TrueTrue dan Codewiz. Seperti yang telah saya ajarkan kepada siswa di sekolah.
Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri)
Diseminasi Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri)
Belajar Computer Science Bersama Dosen Harvard Antara Etika Akademik & Keunggulan Digital
Pengalaman
saya tiga tahun silam tepatnya pada bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023 saya
mendapatkan kesempatan mengikuti Digital Skill bagi guru yaitu belajar Computer
Science CS50x Harvard University kerjasama Kemendkikbud ketika itu yang saat
ini berubah menjadi Kemendikdasmen bersama Harvard University melalui beasiswa
microcredential LPDP (Pendidikan Non Gelar) selama 6 bulan.
Pengalaman selama 6 bulan ini tidak hanya belajar ilmu
komputer, tetapi juga membuka mata saya bagaimana kecanggihan teknologi yang
digunakan oleh Harvard dalam pendidikan salah satunya pemanfaatan AI
dalam pembelajaran. Walaupun belajar secara full online dan semua tugas
dikerjakan secara online sudah tidak diragukan lagi bagaimana
kecanggihan mereka membangun sistem pendeteksi tugas.
Jika tugas yang kita kerjakan meniru tugas teman,
ataupun dikerjakan oleh AI, tidak perlu waktu lama AI bekerja mendeteksi siapa
yang plagiat dan siapa yang meminta bantuan AI dalam menjawab tugas. Harvard
dengan tegas mengeluarkan surat DO kepada peserta yang melanggar. Dan selama 6
bulan itu tidak sedikit rekan kami menerima surat DO. Apapun alasan yang
diberikan mereka sangat zero toleransi jika peserta melakukan plagiarisme. Dari
situ saya memahami orang yang bijak menggunakan AI akan menjadi pemenang pada
era society 5.0 ini.
Dokumentasi kegiatan CS50x Harvard University (Dokpri)
Empat Alasan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Mendukung Pembelajaran Coding dan AI
1. AI Membantu Guru Mengembangkan dan Personalisasi Soal
Hampir 20 tahun saya menjadi guru, salah satu tugas
yang menyita waktu yaitu jika membuat soal harus menyesuaikan dengan kemampuan
siswa. Begitu sulitnya melakukan personalisasi soal secara manual sehingga
tidak jarang saya membuat soal tampa melakukan diferensiasi pemahaman siswa.
Asesmen pun dilakukan manual, dengan menggunakan kertas sehingga selesai ujian
saya harus mengoreksi jawaban siswa satu per satu. Jenuh? Tentu. Melelahkan?
Pasti. Namun segalanya berubah ketika teknologi AI hadir dalam dunia pendidikan.
Kini, dengan bantuan AI dan beraneka ragam platform asesmen online seperti Quizizz, Kahoot,
Wordwall, dan lainnya saya bisa mengembangkan soal dengan lebih cepat, bervariasi, dan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Proses penilaian jadi lebih
otomatis, hasil langsung terlihat, dan siswa pun terlibat dengan lebih antusias
dan gembira.
asesmen dengan memanfaatkan word wall
2. AI Asesmen tools (Gradescope) Membantu Koreksi Tugas,
Ujian secara Otomatis
Mengoreksi tugas atau ujian siswa adalah hal yang
sering saya lakukan. Akan tetapi sebelum AI hadir saya masih jarang memberikan
umpan balik secara personal. Seringnya disampaikan secara klasikal. Sebagai
guru Mata Pelajaran yang mengajar 12 kelas dengan jumlah 380 siswa berapa
banyak waktu dan tenaga yang harus saya persiapkan untuk memberikan penilaian
beserta umpan baliknya jika dilakukan secara manual. Sangat jauh berbeda jika
saya memanfaatkan Gradescope yaitu AI Assessment tools yang berfokus
pada otomatisasi penilaian. Selain bisa menilai secara otomatis gradescope
mampu mengelompokkan secara otomatis jawaban-jawaban yang serupa. Sehingga
dengan mudah kita ketahui siapa saja siswa yang bekerjasama atau menyontek.
Written test (Dokpri)
3. Chat GPT, Gemini, Deepseek Membantu Guru
Brainstorming Metode Pembelajaran yang Seru
Chat GPT atau AI Generatif lainnya sangat membantu
saya dalam memberikan ide yang belum pernah terpikirkan. Hanya dengan
mengetik prompt yang kita berikan dalam beberapa saat Chat GPT akan
memberikan jawaban yang cukup lengkap. Seperti contoh berikut ketika saya ingin
merancang pembelajaran yang berkaitan dengan komputasional thinking seketika
jawaban akan muncul sesuai dengan apa yang saya minta.
4. Ai Bantu membuat media pembelajara (ilustrasi, infografis, komik)
Membuat
media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa tentu saja diperlukan
guru yang kreatif, inovatif dan mampu menggunakan TIK dengan baik. Akan tetapi
tidak semua guru memiliki kemampuan IT yang mumpuni. Sebelum saya
mengenal AI media pembelajaran yang saya buat sangat terbatas karena saat itu
ketika saya ingin membuat media pembelajaran seperti ilustrasi, infografis atau
komik saya harus mampu menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung. Sebagai contoh
saya menggunakan IbisPaint untuk membuat ilustrasi yang saya inginkan. Akan
tetapi permasalahannya adalah waktu dan kejenuhan karena untuk membuat komik
dari IbisPaint memerlukan ketekunan dan kesabaran sehingga media yang saya
inginkan sulit terwujud. Semua berubah dengan kehadiran AI dengan waktu yang
sangat singkat apa yang ingin saya buat bisa terbantu dengan AI.
Prompt yang dijalankan pada gemini
Itulah empat alasan mengapa AI harus dimanfaat dalam
pembelajaran dan akan lebih mudah terealisasi jika menggunakan Laptop AI
Terbaik 2025 – ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yaitu Laptop Kualitas Maksimal
untuk Berbagai Kebutuhan.
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Laptop Ideal Untuk Belajar dan Mengajar
Dunia terus berubah terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan masyarakat sehingga kurikulum harus mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan agar murid siap menghadapai tantangan global. Kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan ASUS berupaya meningkatkan pengalaman bagi penggunanya. Seperti Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki alasan mengapa menjadi salah satu laptop ideal dalam Belajar maupun Mengajar Coding dan AI.
Akselerasi AI yang Luar Biasa
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+TOPS. Memiliki "otak"
khusus yang sangat efisien dalam memproses operasi AI. Merupakan laptop pertama
di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V.
Untuk coding AI, terutama dalam bidang deep
learning dan machine learning, NPU ini akan mempercepat pelatihan
model, inferensi, dan simulasi AI yang kompleks. Sehingga siswa dapat
bereksperimen dengan model AI yang lebih besar dan kompleks tanpa khawatir
performa ngedrop.
Selain itu fitur-fitur Copilot+ PC akan
berjalan sangat mulus berkat NPU ini, sangat membantu dalam menulis kode lebih
cepat, merangkum dokumen teknis, dan lainnya. Tidak seperti ketika saya kuliah
pada saat belajar pemrograman semua kode diketik secara manual, jika ada
perintah yang kurang saja seperti titik atau koma menyebabkan syntax error.
Efisiensi Daya Tinggi untuk Sesi Belajar Panjang
Salah satu keunggulan utama NPU adalah kemampuannya
melakukan tugas AI dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Didukung
baterai dengan kekuatan 72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion. Saat menjalankan script
AI dan bereksperimen dengan algoritma dan fitur AI harian sehingga bisa belajar
coding dan AI berjam-jam tanpa perlu sering mencari colokan listrik.
Desain Mewah dan Tangguh Mobilitas Tinggi
Asus Zenbook S14 OLED terkenal dengan desainnya yang
mewah dan tangguh dibuat menggunakan bahan khusus yaitu ASUS
Ceraluminum™. Memiliki dimensi 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm dengan berat hanya 1,2 kg sehingga cocok dibawa kemana-mana. Tak
perlu lagi repot membawa dongle atau adaptor tambahan saat bepergian. ZenbookS 14 OLED dirancang dengan semua port penting yang berfungsi penuh,
memastikan koneksi cepat dan mulus, bahkan, ada
juga jack audio combo yang praktis.
Sangat mendukung guru, siswa maupun
masyarakat yang sedang belajar coding dan AI karena bisa dilakukan
dimana saja baik di kafe, kampus, atau saat bepergian tanpa harus berada
ditempat tertentu.
Pengembangan AI On-Device (Lokal) yang Lebih
Cepat dan Aman
Memiliki NPU yang kuat, banyak proses AI yang biasanya
memerlukan cloud computing kini bisa dilakukan secara lokal di laptop
karena didukung dengan media penyimpanan 1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD dan memory
32GB LPDDR5X. Hal ini dapat membuat proses lebih cepat, tetapi juga meningkatkan
privasi dan keamanan data. Bahkan bisa menguji model AI dengan data
sensitif tanpa harus mengunggahnya ke server eksternal.
Layar OLED yang Mengagumkan untuk Visualisasi Data dan
Audio Terbaik
Layar OLED 3K (2880 x 1800) 120Hz pada Zenbook S14 OLED sangat ideal untuk visualisasi
data dan hasil model AI. Warna yang akurat, kontras yang tinggi, dan response
time yang cepat membuat grafik, heatmap, dan output visual
dari model AI terlihat sangat jelas dan detail, sangat membantu siswa untuk
belajar, membuat konten, berkolaborasi online, atau mengakses informasi secara
inheren dalam meningkatkan literasi digital. Layar OLED yang superior
memungkinkan visualisasi data yang jelas, sementara performanya mendukung
penggunaan berbagai aplikasi digital yang dibutuhkan untuk literasi digital
yang komprehensif.
Zenbook S 14 OLED (UX5406) ditenagai empat speaker
yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®. Dengan bodinya
yang ramping, laptop ini menghadirkan suara yang kaya dan mendalam. ASUS
berhasil mengoptimalkan sistem audionya sehingga menghasilkan suara berkualitas
premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif untuk musik
atau film favorit yang sedang diputar.
Multitasking Lancar untuk Developer
Saat belajar coding AI, besar kemungkinan akan
membuka IDE (Integrated Development Environment) seperti VS Code atau
PyCharm, browser dengan banyak tab untuk riset, terminal, dan mungkin juga
aplikasi virtual machine. NPU akan mengambil alih beban kerja AI,
membebaskan CPU dan GPU untuk menangani tugas-tugas coding dan multitasking
lainnya dengan mulus.
Touchpad Luas dan Backlit Keyboard
Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini, touchpad-nya dibuat lebih besar, dan ukurannya
disesuaikan dengan bentuk layar laptop ketika menggerakkan jari akan lebih
nyaman selain itu bisa melakukan gerakan
seperti scroll dua jari atau zoom dengan mencubit, sehingga
menjadi lebih gampang dan lebih leluasa saat mengontrol kursor.
Selain
touchpad yang ditingkatkan, laptop ini juga dilengkapi dengan keyboard berlampu
latar (backlit keyboard). Fitur ini sangat berguna saat berada di tempat yang minim
cahaya atau bahkan gelap, seperti di kafe remang-remang, pesawat, atau kamar
tidur di malam hari. Ketika dalam keadaan terdesak dengan kondisi lampu yang
kurang memadai dapat melihat setiap huruf dan angka dengan jelas, sehingga mengetik
jadi tetap akurat dan nyaman.
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Dilengkapi Copilot
Fitur Copilot pada ASUS Zenbook S14 OLED
(UX5406SA) merupakan asisten AI bawaan pada windows 11 yang
dapat membantu user dalam menyelesaikan tugas secara lebih cepat dan efisien
baik menggunakan suara ataupun teks. Dengan menekan Copilot Key user dapat
mengakses fitur sistem dan memberikan jawaban atau rekomendasi cerdas.
Pendinginan Canggih dan Keamanan Berlapis
Biar bodinya ramping dan premium, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) memiliki sistem pendingin yang canggih. Ada vapor chamber
ultra-tipis dan dua kipas IceBlade yang bikin laptop ini tetap
dingin tanpa berisik. ASUS juga menggunakan desain ventilasi unik di atas keyboard agar aliran udaranya makin lancar, jadi sistem pendinginnya bisa bekerja di
bawah 25dB. Hasilnya, Zenbook S14 OLED ini tetap nyaman dipakai. Ngoding,
melatih AI, nonton, mengedit video berjam-jam tidak perlu khawatir lagi dan
yang paling penting tidak berisik, jadi aman kalau kerja di kamar tidak
mengganggu anak atau pasangan yang sedang tidur.
Selain itu, laptop ini juga super aman dengan Microsoft
Pluton. Sebagai guru plus operator Zenbook S 14 OLED sangat
melindungi dari ancaman siber. Fitur seperti Windows Hello untuk login
wajah cepat, Adaptive Lock yang otomatis mengunci layar . dan Adaptive
Dimming yang meredupkan layar, semua ini menjaga privasi dan keamanan
proyek coding dan AI. Gak kebayang kalau data Dapodik yang sudah saya
kerjakan di otak atik sama cyber bisa gak cair sertifikasi guru.
Teknologi Hadir Antara Menerima Dengan Hati Atau Menolak Dengan Alasan
Masuknya Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) dalam
mata pelajaran menguatkan jika pembelajaran saat ini tidak terlepas dengan
teknologi terutama komputer/laptop. Hadirnya teknologi KA/ AI memiliki
respon yang berbeda-beda yang terbagi menjadi 3 kelompok.
Kelompok Technophobia yaitu kelompok yang cemas
berlebihan terhadap teknologi termasuk AI. Sehingga mereka sangat menghindari
alat-alat digital seperti komputer, gawai karena menganggap teknologi bisa
menggantikan manusia secara negatif
Kelompok Digital Luddite yaitu kelompok yang bersikap
kritis terhadap teknologi digital, bukan karena takut, tapi karena ideologi
atau prinsip. Mereka menolak karena nilai-nilai tertentu seperti masalah
privasi, kesetaraan ataupun humanisme. Kelompok ini bisa jadi sangat melek
teknologi akan tetapi memilih tidak menggunakannya karena mempertanyakan etika
dan dampak sosial dari teknologi.
Kelompok AI Enthusiast yaitu kelompok yang
bersemangat, tertarik, dan cenderung mendukung pemanfaatan AI dalam berbagai
aspek kehidupan dan terbuka terhadap eksperimen dan eksplorasi untuk
menyelesaikan masalah.
Dari ketiga kategori tersebut awalnya saya berada pada
posisi Digital Luddite yang selalu memikirkan dampak negatif dari penggunaan AI
akan tetapi lambat laun ketika saya memanfaatkan AI dalam pembelajaran dan
merasakan manfaatnya membuat saya semakin mantap berada pada barisan AI
Enthusiast.
Terlebih lagi jika didukung Laptop ASUS Zenbook S14OLED (UX5406SA) dengan kemampuan NPU 45+TOPS semakin produktif, semangat berkarya, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan profesi saya sebagai guru dan sebagai konten kreator. Bagi saya, kehadiran teknologi NPU 45+TOPS pemanfaatan AI
dapat mengefisiensikan waktu dalam membuat konten pembelajaran sehingga
terciptanya pembelajaran yang kreatif, efektif dan up to date.
Pertimbangkan Upgrade Laptop Dengan NPU 45+TOPS
Saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk beralih ke
laptop dengan NPU 45+ TOPS karena dengan aktivitas yang padat dan multitasking
hingga 10 jam screen time perharinya. Dimana laptop yang saya gunakan kurang
mendukung aktivitas yang saya lakukan karena batre yang tidak tahan lama hanya
bertahan 2-3 jam sehingga mengganggu pekerjaan saya terlebih ketika sedang zoom
lupa mencolokkan batre hingga keluar zoom padahal sedang menjadi narasumber.
Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki kekuatan batre hingga 27 jam dengan kecepatan charging 60% dalam 49 menit ini menjadi
salah satu alasan yang menjadi pertimbangan.
Selain itu aktivitas saya sebagai guru yang mengajar
Informatika, Koding dan Kecerdasan Artifisial, mengerjakan tugas Operator
Sekolah serta membuat konten pembelajaran tentu saja sangat memerlukan aplikasi
kreatif berbasis AI dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi. Melihat
kelebihan yang dimiliki ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) saya yakin pekerjaan
saya menjadi lebih cepat, menghemat waktu, tenaga karena lebih mudah dan cepat diselesaikan.
Sebagai
perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu
grafis, dan router terbaik di dunia dengan visi sebagai perusahaan teknologi
terdepan dan paling inovatif di dunia ASUS telah melakukan lebih dari yang disampaikan
oleh Steve Jobs
You can't just ask customers what they want and then
try to give that to them. By the time you build it, they'll want something
new."
“Anda tidak dapat hanya bertanya kepada pelanggan apa
yang mereka inginkan dan kemudian mencoba memberikannya kepada mereka. Pada
saat Anda membangun produknya, mereka akan menginginkan sesuatu yang baru.”
Artikel ini
diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan
oleh Travelerien.