10 Mei 2024

, ,

Metamorfosis Pendidikan Melalui Transformasi Teknologi

 

 Technology like art, is a soaring exercise of the human imagination

Saya memulai tulisan ini dengan quote dari jurnalis Amerika, Daniel Bell, beliau menyoroti aspek kreatif dan imajinasi dari teknologi sama seperti seni yang merupakan ekspresi kreativitas dan imajinasi manusia. Dalam hal ini teknologi merupakan manifestasi dari kualitas-kualitas yang memungkinkan kita berinovasi, berkreasi, dan mendorong batas-batas yang mungkin dilakukan. Hal ini menekankan gagasan bahwa teknologi bukan sekadar kumpulan alat atau gadget, melainkan cerminan jiwa manusia dan kapasitas kita untuk bermimpi, membayangkan, dan mewujudkan visi tersebut melalui inovasi dan kreativitas.

Teknologi dalam dunia pendidikan telah mengalami metamorfosis mulai dari tingkat PAUD hingga universitas salah satunya Universitas Negeri Yogyakarta. Teknologi telah menjadi katalisator utama dalam mengubah lanskap pendidikan secara global. Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras yang canggih, tetapi juga memperkenalkan pendekatan baru dalam belajar dan mengajar. Dalam konteks ini, transformasi teknologi dalam pendidikan bukanlah sekadar tentang pengenalan alat-alat baru, tetapi lebih kepada memanfaatkan potensi teknologi untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas baik bagi guru maupun siswa.

Perubahan Kurikulum

Salah satu hal yang mempengaruhi Transformasi Teknologi dalam pendidikan selain perkembangan teknologi yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan rancangan yang disusun untuk memperlancar proses belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum di Indonesia pertama kali diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan Jepang sebelum kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjut pada masa kemerdekaan yaitu Orde Lama terjadi 3 kali perubahan kurikulum yaitu  periode pertama Kurikulum 1947, periode kedua Kurikulum 1952 dan terakhir Kurikulum  1964. Pada masa Orde Baru terjadi 4 kali pergantian kurikulum yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994. Sedangkan masa reformasi berganti sebanyak 3 kali yaitu Kurikulum 2004 atau dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kopetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Tahun 2022 Kemendikbud mengeluarkan Kurikulum Merdeka dan menjadi Kurikulum Nasional pada tahun 2024.

Perubahan kurikulum sudah sering terjadi. Perubahan kurikulum bertujuan untuk memberi pemahaman agar siswa, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat mengerti alasannya yaitu agar pembelajaran relevan dengan perkembangan zaman dan mampu menghadapi perubahan transformasi teknologi, budaya serta globalisasi.

Perubahan kurikulum dari masa ke masa

Pada pertengahan April lalu muncul di beranda Instagram saya seorang guru yang berasal dari  China sedang menjelaskan materi bangun ruang dengan menggunakan papan digital. Tampak begitu mudahnya guru tersebut menjelaskan materi secara rinci  dengan memanfaatkan papan digital sehingga mudah dipahami oleh siswa. Hal yang menarik dari video tersebut adalah komentar-komentar dari netizen. Salah satu komentar netizen mengatakan jika pembelajaran yang ada didalam video adalah hoax. Komentar tersebut mendapat balasan yang menohok “Apakah negara anda masih hidup di zaman purba?”

Membaca komentar tersebut membuat saya sebagai guru cukup tergelitik, pemanfaatan papan digital di sekolah yang terdata di Kemendikbud juga sudah mulai menyebar hanya saja masih sedikit belum merata. Saat ini transformasi digital dalam dunia pendidikan berkembang sangat pesat, dan teknologi pendidikan benar-benar membawa perubahan yang cukup drastis terutama sejak pandemi. Proses pembelajaran yang harus dilakukan dari jarak jauh, dengan bergantinya kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka membuat guru maupun siswa harus memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Sejak saat itu hingga kini pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan. Walaupun teknologi pembelajaran yang dimiliki sekolah masih belum merata di Nusantara, pemerintah telah berupaya mengatasi permasalahan yang ada salah satunya program awan penggerak yaitu suatu sistem dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru yang dapat diakses secara offline.

Sepengalaman saya ketika baru bertugas di SMP Negeri 2 Mendoyo, Kabupaten Jembrana Provinsi Bali tahun 2010 sebagai guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikas (TIK). Keadaan lab TIK sekolah cukup memprihatinkan. Ruang komputer yang sangat sederhana dengan kondisi yang kurang terurus, terlihat  15 komputer ada di atas meja dengan kondisi yang perlu maintanance yang digunakan seribuan siswa membuat saya berpikir bagaimana cara mengatur pembelajaran.

Seketika saya membandingkan keadaan boarding school  tempat saya mengajar sebelumnya ketika itu tahun 2006 saya mengajar dengan fasilitas lab komputer yang sangat lengkap, telah terpasang jaringan internet. Padahal sekolah terletak jauh dari pemukiman warga yang bisa dikatakan ditengah ‘hutan’ akan tetapi fasilitas yang dimiliki oleh mereka jauh lebih maju dibanding sekolah negeri dan kemampuan guru dalam IT cukup berbeda masih banyak yang belum melek IT.

Lama saya memikirkan bagaimana caranya agar siswa bisa memiliki kesempatan untuk praktik dengan komputer dengan jumlah yang sangat terbatas minimal harapan saya ketika itu siswa mampu menggunakan aplikasi ms office word dan excel sebagai bekal ilmu yang mereka dapatkan di bangku SMP. Sehingga ide yang muncul pada saat itu membentuk kelompok dan tutor sebaya menjadi metode belajar yang sering saya terapkan.

Fasilitas Komputer Membangun Ide Kreatif

Beberapa tahun terkahir ini pemerintah telah memaksimalkan bantuan komputer kepada sekolah-sekolah. Sejak berlakunya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang saat ini berganti dengan Assemen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) bantuan komputer ke sekolah berdatangan. Kami sangat bersyukur sekolah mendapatkan bantuan 80 komputer yang menjadi 2 lab yang terdiri dari 40 komputer pada masing-masing lab. Dengan fasilitas komputer yang dimiliki saat ini membuka akses tak terbatas bagi guru ke sumber daya pendidikan, mulai dari video pembelajaran, modul interaktif, hingga platform daring untuk berkolaborasi dengan sesama pendidik. Guru dan siswa dapat dengan mudah mengakses dan memanfaatkan berbagai materi pendukung untuk memperkaya pembelajaran.

Membaiknya fasilitas komputer di sekolah dengan difasilitasi internet saya pun mulai aktif membuat video pembelajaran yang diupload ke dalam chanel youtube. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mempelajari materi yang dapat di akses kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya itu saya juga mulai membagikan materi dengan memanfaatkan blog. Ada 3 blog yang saya gunakan untuk sharing materi kepada siswa yaitu blog cikgurita, ritapinang dan catatangurumilenial.

Salah Satu Materi di Chanel Cikgu Rita

Eksplorasi Gawai, Toolkit dan AI Pembelajaran Menjadi Adaptip dan Kolaboratif

Tidak berhenti disitu melihat kondisi siswa yang saat ini tidak lepas dari gadget saya pun mulai memanfaatkan gawai sebagai media belajar. Dalam hal ini saya memberikan materi tambahan yaitu pemanfaatan aplikasi Ibispaint untuk menemukan bakat melukis digital siswa. Dari hasil pembelajaran ditemukan bakat siswa yang mampu melukis digital. Saya pun memberikan arahan kepada siswa yang berbakat untuk melukis pahlawanan nasional maupun public figure. Salah satu siswa kami melukis Bpk Bupati. Hasil lukisan siswa di serahkan secara langsung kepada Bpk. Bupati pada saat perayaan ulang tahun sekolah. Sedangkan pada praktik lintas bidang hasil karya siswa dengan aplikasi ibispaint dicetak kemudian dijadikan lampu hias. Selama proses belajar siswa cukup antusias terlebih karya-karya mereka di tampilkan pada pameran hasil belajar pada pagelaran pameran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Hasil belajar siswa dengan Ibispaint (dokpri)

Pemanfaatan teknologi lainnya yang saya gunakan yaitu pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI), Codewiz dan TrueTrue. Alat ini dimanfaatkan untuk pembelajaran informatika bagaimana siswa dapat memahami algoritma dan critical thingking. Kedua alat ini saya dapatkan melalaui workshop yang diselenggarakan oleh AlcoB ICT Volunteer kerjasama Kementrian Pendidikan Indonesia dengan Kementrian Korea Selatan. Tidak hanya siswa yang dituntut aktif guru juga harus lebih aktif dalam mengikuti workshop yang dapat meningkatkan pembelajaran di kelas.

Pemanfaatan  toolkit codewiz dan truetrue di kelas (dokpri)

Pemanfaatan AI dan toolkit dikelas dan diseminasi ke rekan kerja (dokpri)


Manfaat Transformasi Digital Bagi Guru


Transformasi Teknologi dalam Pendidikan pada saat ini memiliki keunggulan. Dari perspektif guru  teknologi dapat memberikan manfaat seperti:

1. Meningkatkan Kreativitas Guru

Teknologi menyediakan berbagai alat pembelajaran interaktif seperti video, animasi, dan permainan edukatif yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang menarik dan memikat. Ini membantu dalam membangkitkan minat siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

2. Dapat Berkolaborasi Sesama Pendidik

Teknologi memungkinkan guru untuk berkolaborasi dengan sesama pendidik secara virtual, baik itu melalui forum online, grup diskusi, atau platform berbagi. Ini memberi mereka kesempatan untuk bertukar ide, strategi pengajaran, dan praktik terbaik, yang secara langsung dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pengajaran

3. Pemanfaatan Platform Pembelajaran Daring

Memungkinkan guru untuk membuat dan menyampaikan materi pelajaran secara kreatif. Guru dapat membuat kuis interaktif, forum diskusi, dan tugas daring yang dapat merangsang minat dan partisipasi siswa.

4. Memanfaatkan Alat Desain Grafis dan Multimedia Modern

Guru dapat menggunakan alat desain grafis dan multimedia seperti Canva, Adobe Spark, atau Prezi untuk membuat materi pembelajaran yang visual menarik dan memikat. Ini membantu guru untuk menyampaikan informasi dengan cara yang lebih menarik dan memungkinkan untuk menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa.

5. Mengintegrasikan Teknologi  dalam Pembelajaran

Guru dapat mengintegrasikan teknologi kreatif seperti pembuatan podcast, pembuatan video, atau proyek animasi ke dalam pembelajaran. Ini dapat membantu siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan menantang, sambil mengembangkan keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan kreativitas.


Praktik Baik Implementasi Merdeka Belajar (dokpri)


Manfaat Transformasi Digital Bagi Siswa

Sedangkan keunggulan transformasi teknologi pembelajaran bagi siswa yaitu:

1. Meningkatkan Produktivitas Siswa:

Teknologi memungkinkan adopsi pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing, sehingga meningkatkan pemahaman dan retensi informasi.

2. Akses Fleksibel

Dengan adanya platform pembelajaran daring, siswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja. Hal ini memungkinkan mereka untuk belajar secara fleksibel, sesuai dengan jadwal  masing-masing.

3. Kolaborasi dan Koneksi

Teknologi memfasilitasi kolaborasi antar siswa baik dalam maupun di luar kelas. Mereka dapat berdiskusi, berbagi ide, dan bekerja sama dalam proyek-proyek kolaboratif menggunakan alat-alat seperti video konferensi, platform berbagi dokumen, dan forum daring.

4. Umpan Balik yang Cepat

Melalui penggunaan teknologi, guru dapat memberikan umpan balik secara cepat dan tepat kepada siswa. Siswa dapat melihat hasil evaluasi mereka secara instan dan mendapatkan bimbingan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman mereka.

Membangun critical thingking dengan gamification

Itulah beberapa kelebihan perubahan tranformasi dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, transformasi teknologi dalam pendidikan telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara guru dan siswa berinteraksi dengan proses pembelajaran. Meningkatnya kreativitas guru dalam menggunakan berbagai alat dan sumber daya teknologi tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga memfasilitasi penciptaan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan menarik. Selain itu, integrasi teknologi telah mendorong kreativitas siswa dalam mengeksplorasi konsep-konsep baru dan menerapkan pengetahuan mereka dalam proyek-proyek yang inovatif.

Metamorfosis Pendidikakan Melalui Transformasi Teknologi bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan awal dari perubahan cara kita belajar dan mengajar. Dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, inklusif, dan memotivasi bagi semua pihak yang terlibat dengan meningkatnya kreativitas dan produktivitas guru dan siswa, transformasi teknologi dalam pendidikan menjadi sebuah upaya yang tak terelakkan dalam menghadapi tuntutan zaman yang terus berkembang dan menantang.

Referensi 

https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum

https://awanpenggerak.kemdikbud.go.id/

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/


Aritkel ini diikutsertakan dalam lomba blog https://uny.ac.id/


 

 

 



0 comments:

Posting Komentar