30 Juli 2025

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan Performa NPU 45+TOPS Akselerator Coding dan AI untuk Masa Depan Pembelajaran

   

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan dalam dunia pendidikan, mengubah cara belajar, mengajar menjadi lebih efisien, interaktif, dan personal. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Dale Allen,  President & Co-Founder dari DXtera Institute.

“AI in education can only grow at the speed of trust”  Makna dari kalimat ini adalah bahwa kemajuan dan adopsi kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan sangat bergantung pada seberapa besar kepercayaan yang diberikan oleh para pemangku kepentingan, seperti siswa, guru, orang tua, dan institusi pendidikan itu sendiri. Tanpa kepercayaan yang kuat terhadap keamanan, keadilan, keandalan, dan manfaat AI, penerapannya akan terhambat, bahkan jika teknologinya sudah sangat canggih.

Pada libur panjang bulan Juni lalu saya mendapat pesan WA dari Kepala Sekolah untuk mengikuti pelatihan Koding dan Kecerdasan Artifisial atau yang dikenal dengan istilah AI atau KKA. Seluruh sekolah pada jenjang SD, SMP dan SMA yang mendapatkan dana BOS Kinerja diwajibkan mengutus guru untuk mengikuti pelatihan KKA dan Pembelajaran Mendalam.

Hadirnya KKA sebagai respon mempersiapkan tantangan global dalam meningkatkan literasi digital dan keterampilan abad 21 untuk murid di seluruh Indonesia. Sebagai guru Informatika saya harus siap mengajar KKA yang merupakan bagian dari mata pelajaran pilihan. Semester ganjil ini jam saya cukup padat, mengajar 32 jam perminggu dengan tambahan tugas operator Data Pokok Pendidikan Sekolah (Dapodik) dan memiliki hobi membuat konten pembelajaran  10 jam adalah waktu minimal screen time saya bersama laptop.

Masuknya KKA merupakan bagian dari transformasi serta percepatan digitalisasi dalam pendidikan. Untuk itu pemerintah melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah serta digitalisasi pembelajaran yang tertuang dalam Inpres Nomor 7 Tahun 2025.


Pembelajaran Digital Era Baru Bersama Guru Konten Kreator

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan digitalisasi di sekolah. Guru menjadi garda terdepan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Hadirnya Koding dan Kecerdasan Artifisial dalam pembelajaran sebagai salah satu cara percepatan digitalisasi dalam lingkungan pendidikan. Sebagai guru Informatika sudah menjadi keharusan memanfaatkan media digital dalam pembelajaran dan telah saya lakukan sejak 5 tahun belakangan ini. 

Dimulai pada saat pandemi yang ketika itu tujuannya hanya ingin memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar dapat diakses kapan saja dan dimana saja yang dipublish ke dalam blog dan youtube. Perlahan-lahan tulisan dan video terus bertambah hingga saat ini ada ratusan video dan tulisan yang ada di blog dan channel youtube yang saya miliki. Sebagian besar konten yang saya buat mengenai materi pembelajaran, tutorial maupun tentang menulis. 

Salah satu video materi pembelajaran yang ada di chanel youtube cikgurita

Dalam membuat konten pembelajaran saya masih menggunakan laptop keluaran 5 tahun lalu. Makin kesini saya merasakan performa laptop semakin menurun. Untuk mengedit video sederhana saja perlu menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam begitu juga ketika render video. Belum lagi jika menggunakan AI dan bekerja secara multitasking dan membuka banyak aplikasi menyebabkan hanya loading di tempat jika di klik menyebabkan not responding.

Terkadang menghadapi kondisi tersebut sering menimbulkan bad mood. Awalnya semangat ingin membuat konten karena memiliki ide tapi menjadi kacau karena laptop yang lambat. Keadaan ini cukup mempengaruhi emosi saya yang awalnya ingin menyelesaikan tulisan tapi malah terganggu dengan masalah-masalah yang semestinya tidak terjadi.

Sebagai guru multitasking, belajar sambil mengajar tentu memerlukan laptop yang berkecepatan tinggi yang di support dengan kemampuan AI memadai. Saya pun mulai berselancar di dunia maya hingga menemukan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) dengan NPU 45+TOPS. 


Apa itu NPU+TOPS?

NPU merupakan singkatan dari Neural Processing Unit yaitu prosesor khusus yang dirancang untuk mempercepat pemrosesan AI (Artificial Intelligence). ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) berbeda dengan laptop pada umumnya menggunakan CPU (Central Processing Unit) yang bertindak sebagai "otak" utama dan GPU (Graphics Processing Unit) yang fokus pada grafis. NPU didedikasikan untuk tugas-tugas AI salah satunya mengefisiensi pemrosesan AI karena NPU mampu memproses tugas-tugas AI lebih efisien dan cepat dibandingkan CPU atau GPU karena daya yang dikonsumsi lebih rendah dan kecepatan pemrosesan lebih tinggi.


Angka "45-TOPs" pada ASUS Zenbook S14 OLED menunjukkan performa NPU tersebut. TOPs (Tera Operations Per Second) adalah ukuran kecepatan komputasi untuk NPU. 1 TOP sama dengan satu triliun operasi per detik. Jadi, NPU 45-TOPs berarti NPU tersebut mampu melakukan 45 triliun operasi per detik, menunjukkan kemampuannya yang sangat tinggi dalam menjalankan beban kerja AI.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.


Bagaimana Keunggulan NPU?

Integrasi NPU seperti yang ada di ASUS Zenbook S14OLED membawa beberapa keunggulan yang cukup signifikan diantaranya:

Performa AI yang Lebih Cepat dan Efisien

NPU dirancang khusus untuk tugas AI, sehingga dapat menjalankan algoritma AI seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, efek video real-time (misalnya, background blur, eye contact correction), dan fitur Copilot + PC dengan jauh lebih cepat dan lancar dibandingkan jika tugas tersebut hanya mengandalkan CPU atau GPU. Aplikasi AI pada ASUS Zenbook S14 OLED dapat merespons secara instan tanpa lag.

Hemat Daya dan Baterai Lebih Tahan Lama

NPU sangat efisien dalam menangani beban kerja AI, sehingga mengkonsumsi daya yang jauh lebih sedikit dibandingkan CPU atau GPU untuk tugas yang sama. Dengan mengalihkan tugas-tugas AI ke NPU, beban kerja CPU dan GPU berkurang, yang secara signifikan memperpanjang masa pakai baterai laptop, sangat ideal untuk mobilitas tinggi.

Multitasking dan Produktivitas yang Lebih Baik

Dengan NPU yang menangani tugas-tugas AI di latar belakang, CPU dan GPU utama bebas untuk fokus pada tugas-tugas komputasi umum lainnya. Ini menghasilkan pengalaman multitasking yang lebih mulus dan responsive, bahkan melakukan video call dengan efek studio, mengedit foto/video dengan fitur AI, atau menggunakan asisten AI tanpa mengorbankan performa aplikasi lain.

Keamanan dan Privasi Lebih Terjamin

Banyak pemrosesan AI dapat dilakukan secara on-device (langsung di laptop) oleh NPU, mengurangi ketergantungan pada komputasi cloud. Ini berarti data tidak perlu dikirim ke server eksternal,  sehingga dapat meningkatkan privasi dan keamanan.


Belajar Coding & AI Jadi Lebih Powerful Dengan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA)

Koding adalah proses memberikan instruksi kepada komputer agar dapat menjalankan tugas tertentu. Instruksi ini ditulis dalam bentuk kode menggunakan bahasa pemrograman, seperti Python, JavaScript, atau PHP. Tanpa koding, komputer hanyalah perangkat kosong yang tidak dapat melakukan apa-apa. Sedangkan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Artifisial  (KA) adalah kemampuan sistem komputasi untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah, memahami, dan mengambil keputusan.

Koding yang diajarkan pada jenjang SMP yaitu koding berbasis visual salah satunya menggunakan aplikasi scratch. Koding dalam aplikasi scratch dapat diintegrasi dengan alat robotik seperti TrueTrue dan Codewiz. Seperti yang telah saya ajarkan kepada siswa di sekolah. 

Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri)

Diseminasi Pemanfaatan Robotik True True dan Codewiz yang terintegrasi dengan Koding (Dokpri) 

Belajar Computer Science Bersama Dosen Harvard Antara Etika Akademik & Keunggulan Digital

Pengalaman saya tiga tahun silam tepatnya pada bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023 saya mendapatkan kesempatan mengikuti Digital Skill bagi guru yaitu belajar Computer Science CS50x Harvard University kerjasama Kemendkikbud ketika itu yang saat ini berubah menjadi Kemendikdasmen bersama Harvard University melalui beasiswa microcredential LPDP (Pendidikan Non Gelar) selama 6 bulan. 

Pengalaman selama 6 bulan ini tidak hanya belajar ilmu komputer, tetapi juga membuka mata saya bagaimana kecanggihan teknologi yang digunakan oleh Harvard dalam pendidikan salah satunya  pemanfaatan AI dalam pembelajaran. Walaupun belajar secara full online dan semua tugas dikerjakan secara online sudah tidak diragukan lagi bagaimana kecanggihan mereka membangun sistem pendeteksi tugas. 

Jika tugas yang kita kerjakan meniru tugas teman, ataupun dikerjakan oleh AI, tidak perlu waktu lama AI bekerja mendeteksi siapa yang plagiat dan siapa yang meminta bantuan AI dalam menjawab tugas. Harvard dengan tegas mengeluarkan surat DO kepada peserta yang melanggar. Dan  selama 6 bulan itu tidak sedikit rekan kami menerima surat DO. Apapun alasan yang diberikan mereka sangat zero toleransi jika peserta melakukan plagiarisme. Dari situ saya memahami orang yang bijak menggunakan AI akan menjadi pemenang pada era society 5.0 ini. 

Dokumentasi kegiatan CS50x Harvard University (Dokpri)


Empat Alasan Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Mendukung Pembelajaran Coding dan AI


1. AI Membantu Guru Mengembangkan dan Personalisasi Soal

Hampir 20 tahun saya menjadi guru, salah satu tugas yang menyita waktu yaitu jika membuat soal harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Begitu sulitnya melakukan personalisasi soal secara manual sehingga tidak jarang saya membuat soal tampa melakukan diferensiasi pemahaman siswa. Asesmen pun dilakukan manual, dengan menggunakan kertas sehingga selesai ujian saya harus mengoreksi jawaban siswa satu per satu. Jenuh? Tentu. Melelahkan? Pasti. Namun segalanya berubah ketika teknologi AI hadir dalam dunia pendidikan.

Kini, dengan bantuan AI dan beraneka ragam platform asesmen online seperti Quizizz, Kahoot, Wordwall, dan lainnya saya bisa mengembangkan soal dengan lebih cepat, bervariasi, dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Proses penilaian jadi lebih otomatis, hasil langsung terlihat, dan siswa pun terlibat dengan lebih antusias dan gembira.

asesmen dengan memanfaatkan word wall

2. AI Asesmen tools (Gradescope) Membantu Koreksi Tugas, Ujian secara Otomatis

Mengoreksi tugas atau ujian siswa adalah hal yang sering saya lakukan. Akan tetapi sebelum AI hadir saya masih jarang memberikan umpan balik secara personal. Seringnya disampaikan secara klasikal. Sebagai guru Mata Pelajaran yang mengajar 12 kelas dengan jumlah 380 siswa berapa banyak waktu dan tenaga yang harus saya persiapkan untuk memberikan penilaian beserta umpan baliknya jika dilakukan secara manual. Sangat jauh berbeda jika saya memanfaatkan Gradescope yaitu AI Assessment tools yang berfokus pada otomatisasi penilaian. Selain bisa menilai secara otomatis gradescope mampu mengelompokkan secara otomatis jawaban-jawaban yang serupa. Sehingga dengan mudah kita ketahui siapa saja siswa yang bekerjasama atau menyontek.

Written test (Dokpri)

3. Chat GPT, Gemini, Deepseek Membantu Guru Brainstorming Metode Pembelajaran yang Seru

Chat GPT atau AI Generatif lainnya sangat membantu saya dalam memberikan ide yang belum pernah terpikirkan. Hanya dengan mengetik  prompt yang kita berikan dalam beberapa saat Chat GPT akan memberikan jawaban yang cukup lengkap. Seperti contoh berikut ketika saya ingin merancang pembelajaran yang berkaitan dengan komputasional thinking seketika jawaban akan muncul sesuai dengan apa yang saya minta.

4. Ai Bantu membuat media pembelajara (ilustrasi, infografis, komik)

Membuat media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa tentu saja diperlukan guru yang kreatif, inovatif dan mampu menggunakan TIK dengan baik. Akan tetapi tidak semua guru  memiliki kemampuan IT yang mumpuni. Sebelum saya mengenal AI media pembelajaran yang saya buat sangat terbatas karena saat itu ketika saya ingin membuat media pembelajaran seperti ilustrasi, infografis atau komik saya harus mampu menggunakan aplikasi-aplikasi pendukung. Sebagai contoh saya menggunakan IbisPaint untuk membuat ilustrasi yang saya inginkan. Akan tetapi permasalahannya adalah waktu dan kejenuhan karena untuk membuat komik dari IbisPaint memerlukan ketekunan dan kesabaran sehingga media yang saya inginkan sulit terwujud. Semua berubah dengan kehadiran AI dengan waktu yang sangat singkat apa yang ingin saya buat bisa terbantu dengan AI.

 Prompt yang dijalankan pada gemini

Itulah empat alasan mengapa AI harus dimanfaat dalam pembelajaran dan akan lebih mudah terealisasi jika menggunakan Laptop AI Terbaik 2025 – ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) yaitu Laptop Kualitas Maksimal untuk Berbagai Kebutuhan. 


Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Laptop Ideal Untuk Belajar dan Mengajar

Dunia terus berubah terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan masyarakat sehingga kurikulum harus mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan agar murid siap menghadapai tantangan global. Kurikulum bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran sedangkan ASUS berupaya meningkatkan pengalaman bagi penggunanya. Seperti Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki alasan mengapa menjadi salah satu laptop ideal dalam Belajar maupun Mengajar Coding dan AI.

Akselerasi AI yang Luar Biasa

Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+TOPS. Memiliki "otak" khusus yang sangat efisien dalam memproses operasi AI. Merupakan laptop pertama di Indonesia yang ditenagai prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V.

Untuk coding AI, terutama dalam bidang deep learning dan machine learning, NPU ini akan mempercepat pelatihan model, inferensi, dan simulasi AI yang kompleks. Sehingga siswa dapat bereksperimen dengan model AI yang lebih besar dan kompleks tanpa khawatir performa ngedrop

Selain itu fitur-fitur Copilot+ PC akan berjalan sangat mulus berkat NPU ini, sangat membantu dalam menulis kode lebih cepat, merangkum dokumen teknis, dan lainnya. Tidak seperti ketika saya kuliah pada saat belajar pemrograman semua kode diketik secara manual, jika ada perintah yang kurang saja seperti titik atau koma menyebabkan syntax error

Efisiensi Daya Tinggi untuk Sesi Belajar Panjang

Salah satu keunggulan utama NPU adalah kemampuannya melakukan tugas AI dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Didukung baterai dengan kekuatan 72WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion. Saat menjalankan script AI dan bereksperimen dengan algoritma dan fitur AI harian sehingga bisa belajar coding dan AI berjam-jam tanpa perlu sering mencari colokan listrik.



Desain Mewah dan Tangguh Mobilitas Tinggi

Asus Zenbook S14 OLED terkenal dengan desainnya yang mewah dan tangguh dibuat menggunakan bahan khusus yaitu ASUS Ceraluminum™.   Memiliki dimensi 31.03 x 21.47 x 1.19 ~ 1.29 cm dengan berat hanya 1,2 kg sehingga cocok dibawa kemana-mana. Tak perlu lagi repot membawa dongle atau adaptor tambahan saat bepergian. ZenbookS 14 OLED dirancang dengan semua port penting yang berfungsi penuh, memastikan koneksi cepat dan mulus, bahkan, ada juga jack audio combo yang praktis.

Sangat mendukung guru, siswa maupun masyarakat yang sedang belajar coding  dan AI karena bisa dilakukan dimana saja baik di kafe, kampus, atau saat bepergian tanpa harus berada ditempat tertentu. 

Pengembangan AI On-Device (Lokal) yang Lebih Cepat dan Aman

Memiliki NPU yang kuat, banyak proses AI yang biasanya memerlukan cloud computing kini bisa dilakukan secara lokal di laptop karena didukung dengan media penyimpanan 1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD dan memory 32GB LPDDR5X. Hal ini dapat membuat proses lebih cepat, tetapi juga meningkatkan privasi dan keamanan data. Bahkan bisa menguji model AI dengan data sensitif tanpa harus mengunggahnya ke server eksternal.


Layar OLED yang Mengagumkan untuk Visualisasi Data dan Audio Terbaik

Layar OLED 3K (2880 x 1800) 120Hz pada Zenbook S14 OLED sangat ideal untuk visualisasi data dan hasil model AI. Warna yang akurat, kontras yang tinggi, dan response time yang cepat membuat grafik, heatmap, dan output visual dari model AI terlihat sangat jelas dan detail, sangat membantu siswa untuk belajar, membuat konten, berkolaborasi online, atau mengakses informasi secara inheren dalam meningkatkan literasi digital. Layar OLED yang superior memungkinkan visualisasi data yang jelas, sementara performanya mendukung penggunaan berbagai aplikasi digital yang dibutuhkan untuk literasi digital yang komprehensif. 

Zenbook S 14 OLED (UX5406) ditenagai empat speaker yang tersertifikasi Harman Kardon dan didukung Dolby Atmos®. Dengan bodinya yang ramping, laptop ini menghadirkan suara yang kaya dan mendalam. ASUS berhasil mengoptimalkan sistem audionya sehingga menghasilkan suara berkualitas premium, memberikan pengalaman mendengarkan yang imersif untuk musik atau film favorit yang sedang diputar.


Multitasking Lancar untuk Developer

Saat belajar coding AI, besar kemungkinan akan membuka IDE (Integrated Development Environment) seperti VS Code atau PyCharm, browser dengan banyak tab untuk riset, terminal, dan mungkin juga aplikasi virtual machine. NPU akan mengambil alih beban kerja AI, membebaskan CPU dan GPU untuk menangani tugas-tugas coding dan multitasking lainnya dengan mulus.

Touchpad Luas dan Backlit Keyboard

Asus Zenbook S14 OLED (UX5406SA) ini, touchpad-nya dibuat lebih besar, dan ukurannya disesuaikan dengan bentuk layar laptop ketika menggerakkan jari akan lebih nyaman selain itu  bisa melakukan gerakan seperti scroll dua jari atau zoom dengan mencubit, sehingga menjadi lebih gampang dan lebih leluasa saat mengontrol kursor.

Selain touchpad yang ditingkatkan, laptop ini juga dilengkapi dengan keyboard berlampu latar (backlit keyboard). Fitur ini sangat berguna saat berada di tempat yang minim cahaya atau bahkan gelap, seperti di kafe remang-remang, pesawat, atau kamar tidur di malam hari. Ketika dalam keadaan terdesak dengan kondisi lampu yang kurang memadai dapat melihat setiap huruf dan angka dengan jelas, sehingga mengetik jadi tetap akurat dan nyaman.



ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) Dilengkapi Copilot 

Fitur Copilot pada  ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) merupakan asisten AI bawaan pada windows 11 yang dapat membantu user dalam menyelesaikan tugas secara lebih cepat dan efisien baik menggunakan suara ataupun teks. Dengan menekan Copilot Key user dapat mengakses fitur sistem dan memberikan jawaban atau rekomendasi cerdas.

Pendinginan Canggih dan Keamanan Berlapis

Biar bodinya ramping dan premium, ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406) memiliki sistem pendingin yang canggih. Ada vapor chamber ultra-tipis dan dua kipas IceBlade yang bikin laptop ini tetap dingin tanpa berisik. ASUS juga menggunakan desain ventilasi unik di atas keyboard agar aliran udaranya makin lancar, jadi sistem pendinginnya bisa bekerja di bawah 25dB. Hasilnya, Zenbook S14 OLED ini tetap nyaman dipakai. Ngoding, melatih AI, nonton, mengedit video berjam-jam tidak perlu khawatir lagi dan yang paling penting tidak berisik, jadi aman kalau kerja di kamar tidak mengganggu anak atau pasangan yang sedang tidur.

Selain itu, laptop ini juga super aman dengan Microsoft Pluton. Sebagai guru plus operator Zenbook S 14 OLED  sangat melindungi dari ancaman siber. Fitur seperti Windows Hello untuk login wajah cepat, Adaptive Lock yang otomatis mengunci layar . dan Adaptive Dimming yang meredupkan layar, semua ini menjaga privasi dan keamanan proyek coding dan AI. Gak kebayang kalau data Dapodik yang sudah saya kerjakan di otak atik sama cyber bisa gak cair sertifikasi guru.



Teknologi Hadir Antara Menerima Dengan Hati Atau Menolak Dengan Alasan

Masuknya Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) dalam mata pelajaran menguatkan jika pembelajaran saat ini tidak terlepas dengan teknologi terutama komputer/laptop. Hadirnya teknologi  KA/ AI memiliki respon yang berbeda-beda yang terbagi menjadi 3 kelompok. 

Kelompok Technophobia yaitu kelompok yang cemas berlebihan terhadap teknologi termasuk AI. Sehingga mereka sangat menghindari alat-alat digital seperti komputer, gawai karena menganggap teknologi bisa menggantikan manusia secara negatif

Kelompok Digital Luddite yaitu kelompok yang bersikap kritis terhadap teknologi digital, bukan karena takut, tapi karena ideologi atau prinsip. Mereka menolak karena nilai-nilai tertentu seperti masalah privasi, kesetaraan ataupun humanisme. Kelompok ini bisa jadi sangat melek teknologi akan tetapi memilih tidak menggunakannya karena mempertanyakan etika dan dampak sosial dari teknologi.

Kelompok AI Enthusiast yaitu kelompok yang bersemangat, tertarik, dan cenderung mendukung pemanfaatan AI dalam berbagai aspek kehidupan dan terbuka terhadap eksperimen dan eksplorasi untuk menyelesaikan masalah.

Dari ketiga kategori tersebut awalnya saya berada pada posisi Digital Luddite yang selalu memikirkan dampak negatif dari penggunaan AI akan tetapi lambat laun ketika saya memanfaatkan AI dalam pembelajaran dan merasakan manfaatnya membuat saya semakin mantap  berada pada barisan AI Enthusiast. 

Terlebih lagi jika didukung Laptop ASUS Zenbook S14OLED (UX5406SA) dengan kemampuan NPU 45+TOPS  semakin produktif, semangat berkarya, mengerjakan tugas yang berkaitan dengan profesi saya sebagai guru dan sebagai konten kreator.  Bagi saya, kehadiran teknologi NPU 45+TOPS pemanfaatan AI dapat mengefisiensikan waktu dalam membuat konten pembelajaran sehingga terciptanya pembelajaran yang kreatif, efektif dan up to date.


Pertimbangkan Upgrade Laptop Dengan NPU 45+TOPS

Saat ini saya sedang mempertimbangkan untuk beralih ke laptop dengan NPU 45+ TOPS karena dengan aktivitas yang padat dan multitasking hingga 10 jam screen time perharinya. Dimana laptop yang saya gunakan kurang mendukung aktivitas yang saya lakukan karena batre yang tidak tahan lama hanya bertahan 2-3 jam sehingga mengganggu pekerjaan saya terlebih ketika sedang zoom lupa mencolokkan batre hingga keluar zoom padahal sedang menjadi narasumber. Zenbook S14 OLED (UX5406SA) memiliki kekuatan batre hingga 27 jam dengan kecepatan charging 60% dalam 49 menit ini menjadi salah satu alasan yang menjadi pertimbangan. 

Selain itu aktivitas saya sebagai guru yang mengajar Informatika, Koding dan Kecerdasan Artifisial, mengerjakan tugas Operator Sekolah serta membuat konten pembelajaran tentu saja sangat memerlukan aplikasi kreatif berbasis AI dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi.  Melihat kelebihan yang dimiliki ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) saya yakin pekerjaan saya menjadi lebih cepat,  menghemat waktu,  tenaga karena lebih mudah dan cepat diselesaikan.


Sebagai perusahaan multinasional sekaligus produsen motherboard, PC, monitor, kartu grafis, dan router terbaik di dunia dengan visi sebagai perusahaan teknologi terdepan dan paling inovatif di dunia ASUS telah melakukan lebih dari yang disampaikan oleh Steve Jobs

You can't just ask customers what they want and then try to give that to them. By the time you build it, they'll want something new." 

“Anda tidak dapat hanya bertanya kepada pelanggan apa yang mereka inginkan dan kemudian mencoba memberikannya kepada mereka. Pada saat Anda membangun produknya, mereka akan menginginkan sesuatu yang baru.”

 


Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.




20 Juli 2025

CP INFORMATIKA 2025



A. Rasional

Informatika adalah sebuah disiplin ilmu yang mencari pemahaman konsep informatika dan mengeksplorasi dunia di sekitar kita, baik nyata maupun maya yang secara khusus berkaitan dengan studi, pengembangan, dan implementasi dari sistem komputer, serta pemahaman terhadap inovasi dan cara pengembangannya. Murid dapat menggagas, menganalisis, merancang, dan mengembangkan produk dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak, atau sistem komputasi berupa kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak. Informatika mencakup prinsip keilmuan perangkat keras, perangkat lunak, data, informasi, dan sistem komputasi. Semua pemahaman tersebut membutuhkan kemampuan berpikir komputasional dan kecakapan digital. Oleh karena itu, Informatika mencakup sains, rekayasa, dan teknologi yang berakar pada logika dan matematika serta memberi ruang kepada aspek seni. Istilah informatika dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata yang diadaptasi dari Computer Science atau Computing dalam bahasa Inggris.

Murid mempelajari mata pelajaran Informatika tidak hanya untuk menjadi pengguna komputer, tetapi juga untuk menyadari perannya sebagai problem solver yang menguasai konsep inti (core concept) dan terampil dalam praktik (core practices), serta berpandangan terbuka ke bidang lain. Di tengah transformasi digital yang mengalir deras, literasi digital dan berpikir kritis menjadi prasyarat penting supaya murid memiliki bekal untuk menjadi warga digital berbudaya dan beradab (civilized digital citizen), dan produktif di dunia digital dengan meminimalisasi dampak negatifnya. Informatika mengakomodasi literasi digital yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakses, mengatur, memahami, mengintegrasikan, mengomunikasikan, mengevaluasi, dan mengkreasi informasi dengan aman dan tepat melalui teknologi digital untuk bekerja dan berwirausaha, yang mencakup aspek kecakapan, etika, budaya, keamanan, dan keseimbangan digital yang meliputi dimensi kognitif, teknis, dan sosial emosional.

Mata pelajaran Informatika memberikan fondasi berpikir komputasional, sesuai dengan konteks Indonesia yang beragam. Murid ditantang untuk berinovasi secara kreatif, menyelesaikan persoalan nyata yang dapat diselesaikan secara komputasional secara berjenjang, mulai dari persoalan dan data yang kecil dan sederhana sampai dengan yang besar, kompleks, dan rumit. Mata pelajaran Informatika mendukung enam literasi dasar serta pemodelan dan simulasi berdasarkan sains komputasional (computational science). Mata pelajaran Informatika juga meningkatkan kemampuan murid untuk memaksimalkan potensi yang bisa diraih di dunia digital melalui kecakapan digital, bijak beretika digital, dan berbudaya Pancasila dalam dunia digital, serta mampu hidup aman dan seimbang di dunia digital.

Proses pembelajaran Informatika dilaksanakan secara inklusif bagi semua murid di seluruh Indonesia sesuai dengan usia dan kehidupan sehari-harinya sehingga pembelajarannya dapat tanpa menggunakan komputer (unplugged) atau dengan penggunaan komputer (plugged). Capaian Pembelajaran mata pelajaran Informatika pada Fase A, B, dan C tidak ditetapkan, pembelajaran Berpikir Komputasional dan Literasi Digital diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya terutama dalam Pendidikan Pancasila, Bahasa, Matematika, dan Sains. Pembelajaran Berpikir Komputasional dan Literasi Digital sangat penting bagi murid SD/MI sebagai fondasi untuk tercapainya computationally literate creators dan wise and wellbeing digital citizenship. Proses pembelajaran Informatika berpusat pada murid (student-centered learning) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), atau pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang berlandaskan aspek praktik kerekayasaan Informatika dan dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran mendalam.

Pendidik dapat menentukan tema atau kasus sesuai dengan kondisi lokal. Pembelajaran Informatika mendukung kemampuan murid dalam menumbuhkan budaya digital dalam Pendidikan Pancasila, mengekspresikan kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek sintaksis maupun semantik dalam Bahasa, melengkapi kebiasaan murid untuk berpikir logis dan menyumbangkan jalan pikir analisis data dengan sudut pandang informatika dalam Matematika, serta melengkapi kemampuan pemodelan dan simulasi dengan alat bantu yang dibutuhkan dalam eksperimen Sains. Literasi digital dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran dengan mengenalkan alat bantu yang sesuai untuk pembelajaran yang menyenangkan dan menimbulkan motivasi. Mata pelajaran Informatika berkontribusi mewujudkan dimensi profil lulusan agar murid menjadi warga yang bernalar kritis, mandiri, kreatif melalui penerapan berpikir komputasional serta menjadi warga yang berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong dalam berkarya digital yaitu Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME, Kewargaan, Penalaran Kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, dan Komunikasi yang diwujudkan secara berkolaborasi baik secara luring atau daring.

B. Tujuan

Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan murid menjadi well-being and wise digital citizen dan computationally literate creators yang menguasai konsep dan praktik informatika sehingga murid:

  1. Terampil berpikir komputasional untuk menciptakan solusi atau penyelesaian persoalan secara logis, sistematis, kritis, analitis, dan kreatif.
  2. Cakap dan bijak sebagai individu yang menjadi warga negara sekaligus menjadi warga masyarakat digital yang produktif, beretika, berbudaya, aman, nyaman, dan seimbang.
  3. Berkarakter baik dalam berkomunikasi, berkreasi, berkolaborasi, dan berinteraksi pada masyarakat digital, serta peduli terhadap dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat.
  4. Terampil berkarya dengan menghasilkan gagasan solusi dalam bentuk rancangan atau implementasinya yang berlandaskan informatika dengan memanfaatkan teknologi dan menerapkan proses rekayasa, serta mengintegrasikan pengetahuan bidang-bidang lain yang membentuk solusi sistemik.

C. Karakteristik

 Mata pelajaran Informatika menerapkan praktik engineering process dalam proses pembelajaran dan prinsip keilmuan informatika dengan mengintegrasikan: (a) berpikir komputasional; (b) literasi digital yang diperkaya dengan konsep teknologi informasi dan komunikasi, sistem komputasi, jaringan komputer dan internet, serta dampak sosial informatika terhadap individu maupun masyarakat sebagai sebuah kecakapan hidup di era digital; (c) analisis data yaitu pengolahan data yang berfokus pada analisis data berbasis komputasi; dan (d) algoritma dan pemrograman untuk berkarya dalam menghasilkan karya digital kreatif atau program untuk membantu menyelesaikan persoalan individu atau masyarakat.

 

Mata pelajaran Informatika diilustrasikan pada gambar berikut ini:

Empat elemen mata pelajaran Informatika saling terkait satu sama lain, dirancang untuk semua warga negara Indonesia yang bersekolah dengan kondisi geografis dan fasilitas beragam. Kerangka kurikulum mata pelajaran Informatika dirancang sehingga dapat mudah diimplementasikan secara inovatif dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi digital yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.

Elemen dan deskripsi elemen mata pelajaran Informatika adalah sebagai berikut:

Elemen

Deskripsi

Berpikir Komputasional

Kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan berjenjang melalui pemodelan dan melalui simulasi untuk menghasilkan solusi efektif, efisien, dan optimal yang dapat dijalankan oleh manusia atau mesin meliputi penalaran logis, kritis, dan kreatif berdasarkan data, baik secara mandiri maupun berkolaborasi.

Literasi Digital

Kecakapan bermedia digital, berperilaku etis dan berbudaya di dunia digital, berkemampuan menjaga keamanan diri dan lingkungan, serta memiliki kenyamanan dan keseimbangan hidup di dunia nyata sekaligus dunia maya.

Analisis Data

Kemampuan untuk menstrukturkan, menginput, memproses (antara lain menganalisis, mengambil kesimpulan, membuat keputusan, dan memprediksi), dan menyajikan data dalam berbagai bentuk representasi, seperti teks, audio, gambar, dan video.

Algoritma dan Pemrograman

Mengembangkan solusi dari berbagai persoalan dengan membaca bermakna dan menulis teks algoritmik terstruktur (logis, sistematis, bertahap, konvergen, dan linier) menjadi kumpulan instruksi yang dapat dikerjakan orang lain atau komputer, berdasarkan paradigma pemrograman prosedural dengan ukuran dan kompleksitas program yang menaik secara bertahap dan berjenjang, dapat dikerjakan secara mandiri atau berkolaborasi dengan yang lain.

 

Semua elemen harus dicakup dalam pembelajaran sesuai Capaian Pembelajaran, namun beban belajar (JP) yang dialokasi pada setiap elemen pada mata pelajaran Informatika tidak harus sama. Pencapaian Capaian Pembelajaran dapat dilakukan dengan mengambil kasus tematik yang dipetakan ke dalam konsep dan praktik setiap elemen sesuai konteks, dan menerapkan proses pembelajaran mendalam. Beban belajar dan proses pembelajaran sebaiknya dirancang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan (murid, pendidik, serta sarana dan prasarana) dan lingkungan, yang dilakukan oleh tim kurikulum sebelum pelaksanaan mata pelajaran sehingga beban setiap elemen dapat disesuaikan.

D. Capaian Pembelajaran

1. Fase D (Umumnya untuk Kelas VII, VIII, dan XI SMP/MTs/Paket B)

Pada akhir Fase D, murid memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.1. Berpikir Komputasional

Menerapkan berpikir komputasional untuk problem dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi masalah komputasi. Memahami konsep himpunan data terstruktur dalam kehidupan sehari-hari; memahami konsep lembar kerja pengolah data. Menerapkan berpikir komputasional dalam menyelesaikan persoalan yang mengandung himpunan data berstruktur sederhana dengan volume kecil. Menuliskan sekumpulan instruksi dengan menggunakan sekumpulan kosakata terbatas atau simbol dalam format pseudocode.

1.2. Literasi Digital

Memahami cara kerja dan penggunaan mesin pencari di internet. Mengetahui kualitas informasi dan kredibilitas sumber informasi digital; mengenal ekosistem media pers digital; membedakan fakta, opini, dan hoaks.  Memahami pemanfaatan perangkat teknologi pengolah dokumen, lembar kerja, dan presentasi. Mampu mendeskripsikan komponen, fungsi, dan cara kerja komputer. Memahami konsep dan penerapan konektivitas jaringan lokal dan internet baik kabel maupun nirkabel. Mengetahui jenis ruang publik virtual. Memahami pemanfaatan perangkat teknologi digital untuk produksi dan diseminasi konten. Memahami pentingnya menjaga rekam jejak digital, mengamalkan toleransi dan empati di dunia digital, memahami dampak perundungan digital, membuat kata sandi yang aman. Memahami pengamanan perangkat dari berbagai jenis malware, memilah informasi yang bersifat privat dan publik, melindungi data pribadi dan identitas digital serta memiliki kesadaran penuh (mindfulness) dalam dunia digital.

2. Fase E (Umumnya untuk Kelas X SMA/MA/Paket C) Pada akhir Fase E, murid memiliki kemampuan sebagai berikut:

2.1. Berpikir Komputasional

Memahami konsep struktur data dan algoritma standar. Menerapkan proses komputasi yang dilakukan manusia secara mandiri atau berkelompok untuk mendapatkan data yang berkualitas. Menerapkan algoritma dan struktur data standar untuk menghasilkan berbagai solusi dalam menyelesaikan persoalan. Menuliskan solusi rancangan program sederhana dalam format pseudocode yang dekat dengan bahasa komputer. Memahami model dan menyimulasikan dinamika Input-Process-Output dalam sebuah komputer Von Neumann, serta memahami peran sistem operasi.

2.2. Literasi Digital

Memahami penggunaan mesin pencari dengan variabel yang lebih banyak. Mengetahui ekosistem periksa fakta untuk memilah fakta dan bukan. Menggunakan cara membaca lateral untuk mengevaluasi berbagai informasi digital. Memahami pemanfaatan perangkat teknologi yang lebih beragam untuk pengolah dokumen, lembar kerja, dan presentasi. Memahami konsep dan penerapan serta konfigurasi keamanan dasar untuk konektivitas jaringan data lokal dan internet baik kabel maupun nirkabel. Memahami pemanfaatan media digital untuk produksi dan diseminasi konten, partisipasi dan kolaborasi. Menghargai hak atas kekayaan intelektual, mengenal profesi bidang Informatika, memahami penerapan digitalisasi budaya Indonesia, menyaring konten negatif di dunia digital. Menerapkan pengelolaan kata sandi dengan manajer kata sandi, dan menerapkan autentikasi dua langkah secara sederhana, serta menerapkan konfigurasi privasi dan keamanan pada akun platform digital.

3. Fase F (Umumnya untuk Kelas XI dan XII SMA/MA/Paket C) Pada akhir Fase F, murid memiliki kemampuan sebagai berikut:

3.1. Berpikir Komputasional

Memahami alur proses pengembangan program atau produk teknologi digital.

3.1. Berpikir Komputasional

Memahami alur proses pengembangan program atau produk teknologi digital; menganalisis persoalan yang bisa menghasilkan lebih dari satu solusi dengan pemahamannya terhadap beberapa strategi algoritmik untuk menghasilkan beberapa alternatif solusi dari satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari setiap alternatif solusi; mampu memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak; serta mengenali berbagai model jaringan komputer serta mampu melakukan pengiriman data antar perangkat dalam jaringan komputer dan troubleshooting permasalahan jaringan komputer.

Literasi Digital

Memahami penggunaan mesin pencari untukmelakukan riset; mengevaluasi kebenaran konten menggunakan verifikasi teks, gambar,dan video; menggunakan cara membaca lateral untuk mengevaluasi informasi digital yang kompleks; merancang kebutuhan sistem komputer sesuai kebutuhan pengguna; memahami konsep dan penerapan serta konfigurasi keamanan lanjut untuk konektivitas jaringan data lokal dan internet baik kabel maupun nirkabel; mengkreasi konten digital dengan peralatan dan metode yang bervariasi; memahami hukum dan perundang-undangan terkait isu digital di Indonesia; memahami pemanfaatan teknologi digital dalam demokrasi; menerapkan pengelolaan kata sandi dengan manajer kata sandi dan autentikasi dua Langkah denganpemanfaatan platform loka pasar, perbankan digital, dompet digital beserta aspek keamanannya.

3.3. Analisis Data

Memanfaatkan sumber data yang terbuka, terpercaya, dan legal untuk mengolah data untuk pengambilan keputusan dan prediksi secara efektif, efisien, dan optimal tanpa atau dengan komputer.

3.4. Algoritma dan Pemrograman

Memahami konsep strategi algoritmik; mengembangkan program komputer terstruktur dalam notasi algoritma atau notasi lain berdasarkan strategi algoritmik yang tepat; mengembangkan, melakukan pemeliharaan, dan penyempurnaan algoritma standar ke dalam kode sumber program dengan memperhatikan kualitasnya; merancang dan mengimplementasikan sebuah program yang menggunakan struktur data kompleks dan tepat menggunakan library atau perangkat yang tersedia.

CP Lengkap semua Mapel dapat dilihat melalui link  CP Semua Mapel 2025