25 Juni 2025

Tiga Prinsip Pembelajaran Mendalam, Berkesadaran, Bermakna, Mengembirakan

 


Senin 23, Juni 2025 telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi Pembelajaran Mendalam dari BPMP Provinsi Bali dengan 20 sekolah sasaran yang dilaksanakan di SMPN 2 Mendoyo. Tujuan Pembelajaran Mendalam ini adalah untuk menghasilkan lulusan dengan delapan dimensi profil yaitu:

  • Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  • Kewargaan
  • Penalaran kritis
  • Kreativitas
  • Kolaborasi
  • Kemandirian
  • Kesehatan
  • Komunikasi

 

Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang sulit diprediksi, terutama dengan permasalahan mutu seperti literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang masih rendah, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil PISA 2022. Tercatat, lebih dari 99% siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal Level 1 & 3 (LOTS), sementara kurang dari 1% dapat menjawab soal Level 4 & 6 (HOTS). Dalam menghadapi Bonus Demografi 2035 dan Visi Indonesia 2045, dibutuhkan peningkatan kompetensi masa depan melalui pendekatan pembelajaran yang inovatif.

Apa itu Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan yang memuliakan, menekankan penciptaan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu. Pendekatan ini melengkapi metode pembelajaran tradisional dengan menambahkan karakteristik praktik pedagogi yang berfokus pada keterlibatan, kesadaran, dan pemuliaan peserta didik.

Tiga Prinsip Utama Pembelajaran Mendalam:

Penerapan Pembelajaran Mendalam (PM) didasarkan pada tiga prinsip utama yang dapat diterapkan secara terpisah atau bersamaan:

  1. Berkesadaran: Membangun kesadaran peserta didik untuk menjadi pembelajar aktif yang termotivasi secara intrinsik, mampu meregulasi diri, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Ini mencakup kenyamanan belajar, fokus, konsentrasi, kesadaran terhadap proses berpikir, keterbukaan terhadap perspektif baru, dan keingintahuan.
  2. Bermakna: Peserta didik merasakan manfaat dan relevansi dari apa yang dipelajari dalam kehidupan mereka, mampu mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Pembelajaran harus kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata, terkait dengan pengalaman sebelumnya, bermanfaat untuk diterapkan dalam konteks baru, dan berkaitan dengan bidang ilmu lain.
  3. Menggembirakan: Menciptakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi, di mana peserta didik merasa dihargai dan terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam:

Kerangka PM dirancang sebagai panduan sistematis untuk menyusun desain pembelajaran, yang terdiri dari empat elemen utama:

  1. Praktik Pedagogis: Strategi mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar, berfokus pada pengalaman belajar autentik, praktik nyata, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan kolaborasi. Contohnya meliputi pembelajaran berbasis inkuiri, proyek, masalah, kolaboratif, STEM, dan berdiferensiasi.
  2. Kemitraan Pembelajaran: Membangun hubungan dinamis dan kolaboratif antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional, memindahkan kontrol pembelajaran dari guru menjadi kolaborasi bersama.
  3. Lingkungan Pembelajaran: Mengintegrasikan ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung PM. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel untuk mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide. Budaya belajar harus menciptakan iklim yang aman, nyaman, dan saling memuliakan.
  4. Pemanfaatan Digital: Teknologi digital berperan sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual, dengan beragam sumber belajar yang tersedia. Pemanfaatan ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran.

Pengalaman Belajar dalam Pembelajaran Mendalam:

Pengalaman belajar dalam PM dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkat pembelajaran mendalam:

  • Memahami: Tahap awal di mana peserta didik secara aktif mengkonstruksi pengetahuan untuk memahami konsep atau materi secara mendalam dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial, aplikatif, serta nilai dan karakter.
  • Mengaplikasi: Peserta didik menunjukkan aktivitas mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual, memperluas pemahaman dengan menghubungkannya ke situasi baru, pengalaman lain, atau bidang ilmu yang berbeda.
  • Merefleksi: Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan, melibatkan regulasi diri untuk mengelola proses belajar secara mandiri.

Pembelajaran Mendalam merupakan langkah penting untuk menghasilkan lulusan dengan delapan dimensi profil, yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. Dengan demikian, PM berpotensi membawa pendidikan Indonesia menuju mutu yang lebih baik dan relevan untuk semua.

Materi Deep Learning /Pembelajaran Mendalam

s.id/materi-PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar